Mohon tunggu...
Totok Siswantara
Totok Siswantara Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis, memuliakan tanaman dan berbagi kasih dengan hewan. Pernah bekerja di industri penerbangan.

Pembaca semangat zaman dan ikhlas memeluk takdir

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Harlah Pancasila, Saatnya Banting Setir Penggunaan Gas Alam

1 Juni 2024   16:11 Diperbarui: 1 Juni 2024   16:20 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Petugas mengawasi jaringan pipa gas bumi atau gas alam milik PT Perusahaan Gas Negara.(Dok. Humas PGN via KOMPAS.com)

Kita bisa menyimak pengalaman transformasi teknologi dan industri di Eropa dan Amerika yang diawali dengan penguatan infrastruktur energi dan pembangkit listrik. Dengan memfokuskan pembangunan jalur pipa gas alam sepanjang ribuan kilometer beserta puluhan stasiun kompresor untuk pembangkit listrik. Yang mana untuk setiap stasiun bisa dibangun instalasi turbin gas yang mampu membangkitkan daya yang sangat besar tanpa merusak lingkungan.

Sejarah membuktikan sungguh tepat pembangunan pembangkit listrik dan jalur gas alam sepanjang 5.000 km yang membentang dari laut Utara dan Rusia hingga Swiss. Dengan adanya jalur pipa itu maka negara-negara di Eropa memiliki suplai energi yang cukup untuk pembangunan berkelanjutan. 

Hal serupa juga terjadi di Amerika, dengan dibangunnya jalur gas bumi Transcanada-Pipeline lebih dari 6.000 km beserta ratusan buah stasiun kompresor. Perlu digaris bawahi bahwa proses kerja mengalirkan gas alam disana sangat sulit karena dihadang oleh kondisi alam yang sangat ganas dan cuaca yang ekstrem. Dilain pihak gas alam milik bangsa Indonesia yang melimpah bisa diambil dengan cara yang lebih mudah. (TS)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun