Mohon tunggu...
Totok Siswantara
Totok Siswantara Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis, memuliakan tanaman dan berbagi kasih dengan hewan. Pernah bekerja di industri penerbangan.

Pembaca semangat zaman dan ikhlas memeluk takdir

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Inovasi TNI dan Peran Startup Builder

3 Oktober 2023   10:00 Diperbarui: 3 Oktober 2023   10:03 554
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi simulasi virtual reality (VR) untuk militer ( dok UMG Idealab )

Inovasi TNI dan Peran Startup Builder 

Hari ulang tahun Tentara Nasional Indonesia (TNI) diperingati setiap tanggal 5 Oktober. Tahun 2023 peringatan ke-78 mengusung tema "TNI Patriot NKRI: Pengawal Demokrasi untuk Indonesia Maju".

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 30 ayat (2) menetapkan bahwa usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta (Sishankamrata). Kebijakan pertahanan negara tidak dapat ditinjau hanya dari perspektif pertahanan semata, namun dalam pengelolaannya merupakan satu kesatuan konseptual pertahanan dan keamanan yang bulat dan utuh.

Keniscayaan TNI untuk memperkuat aspek inovasi untuk menghadapi tantangan terkini dan kedepan. Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menaruh perhatian besar terhadap inovasi di lingkungan TNI untuk segala bidang. Terutama inovasi yang sangat dibutuhkan masyarakat. Prabowo mendorong tradisi inovasi yang hasil konkritnya bisa dirasakan dan dipetik masyarakat luas. Bukan sekedar inovasi sebatas riset saja.

Menhan meninjau stan pameran Inovasi Korem 062 / Tarumanagara ( foto Kemhan )
Menhan meninjau stan pameran Inovasi Korem 062 / Tarumanagara ( foto Kemhan )

Bentuk perhatian Menhan Prabowo diatas tidak sebatas memacu industri pertahanan yang berstatus sebagai BUMN, tetapi kegiatan dan budaya inovasi telah didorong hingga tingkat Kodam. Salah satu yang getol pada kegiatan inovasi adalah jajaran di jajaran Komando Teritorial di Kodam III/ Siliwangi. Menhan memberi perhatian luar biasa terkait terobosan inovasi teknologi yang dilakukan oleh satuan komando teritorial di jajaran Kodam Siliwangi.

Menhan menaruh perhatian untuk membenahi manajemen inovasi nasional dan daerah agar lebih efektif dan bisa diakses seluas-luasnya oleh publik.

Dalam kondisi geopolitik global saat ini keniscayaan bagi TNI untuk membangun sistem pengawasan wilayah nasional dan optimasi pengelolaan sumber daya kelautan dengan mengintegrasikan berbagai sistem yang dimiliki kementerian/lembaga serta partisipasi perusahaan dan lembaga swasta.

Kiwi Aliwarga dan startup builder UMG Idealab ( dok UMG Idealab )
Kiwi Aliwarga dan startup builder UMG Idealab ( dok UMG Idealab )

Peran Startup Builder terkait Hankam

Saatnya sistem pertahanan negara melibatkan para inovator dari kalangan perusahaan rintisan (startup ) yang menggeluti deep tech. Banyak startup yang memiliki karya inovatif yang bisa mendukung tugas TNI. Salah satu yang penulis amati adalah UMG Idealab, yang merupakan startup builder yang telah berinisiatif membantu beberapa startup terkait dengan peralatan militer, simulator pendidikan militer dan sistem intelijen.

Penyertaan startup dalam sistem pertahanan dan keamanan negara dan operasional TNI sangat strategis, mengingat jagat startup saat ini sebagian besar digeluti oleh kaum milenial. Dengan demikian sekaligus bisa terwujud milenial sebagai kader bela negara yang mampu mengimplementasikan kemandirian.

Kemhan dan TNI perlu ikut serta melakukan pembinaan pada perusahaan rintisan dalam rangka mempersiapkannya sebagai perusahaan pelopor dengan basis teknologi yang menguntungkan serta bersifat berkelanjutan.

Menggagas sinergi dan peningkatan kerjasama antara TNI dengan startup kita bisa melihat karya inovasi dan visi startup builder dari UMG Idealab. Yakni perusahaan venture capital (VC) dan venture builder (VB) yang dirintis oleh Kiwi Aliwarga. VB ini telah berhasil mendanai sekitar 60 startup hingga kini. 

Separuh pendanaan untuk startup lokal, sedangkan sisanya tersebar di Myanmar, Thailand, dan Tiongkok. Kiwi Aliwarga telah menjalin kerja sama dengan universitas terkemuka di tanah air, seperti Universitas Indonesia, Universitas Pertahanan dan UGM. Saat ini Kiwi juga menjadi pengurus Yayasan Pengembangan Teknologi Indonesia (YPTI) yang merupakan wahana atau lembaga dari Persatuan Insinyur Indonesia (PII) dan mengelola Institut Teknologi Indonesia (ITI) di Serpong Tangsel. Visi Kiwi mendirikan UMG Idealab adalah berkontribusi pada solusi teknologi berkelanjutan khususnya di Indonesia.

Sejak 2020 UMG Idealab fokus pada solusi tiga masalah krusial yang dihadapi oleh bangsa-bangsa di dunia, yaitu dampak perubahan iklim, ketidakmerataan akses sumber daya atau pendapatan masyarakat, dan mendorong perkembangan UMKM di Indonesia sesuai dengan semangat zaman. Tiga fokus ini didasari variabel bahwa Indonesia tidak lepas dari pengaruh perubahan iklim global yang berdampak pada kinerja ekonomi negara. Peningkatan suhu sekitar 0,8 derajat celcius diperkirakan terjadi pada 2030 dan mengubah pola curah hujan sepanjang tahun.

Drone untuk operasi nirmiliter buatan Frogs - UMG Idealab ( foto UMG Idealobas )
Drone untuk operasi nirmiliter buatan Frogs - UMG Idealab ( foto UMG Idealobas )

Terkait dengan kebutuhan simulasi virtual reality (VR) untuk militer, UMG Idealab lewat startup afiliasinya yakni Primeskills telah merancang sistem simulasi untuk latihan personel militer hingga simulasi latihan perang gabungan. Virtual reality merupakan salah satu inovasi yang sudah dipakai dalam pelatihan militer. Sistem ini menciptakan pelatihan angkatan bersenjata menjadi lebih efektif dan efisien.

Di sektor pertahanan wilayah fisik maupun non fisik atau virtual mempunyai prinsip yang hampir sama, mulai dengan konsep situational awareness dan acting (shooter) atau tindakan dan langkah yang tepat lainnya. Konsep perang berbasis jaringan dikembangkan untuk menjawab tantangan dalam medan peperangan yang lebih tepat, cepat dan efektif.

Penginderaan situasi medan peperangan yang mungkin terbatas maupun tidak terbatas lokasinya bisa dipantau secara langsung di dalam jaringan dengan sistem dan konfigurasi yang tepat.

Konsep ini awalnya mulai dikenalkan di era 1990-an oleh Admiral William A Owens yang menulis The Emerging US System of Systems di jurnal terbitan National Defense University. Selanjutnya, Arthur K Zebrowski dan John J Garstka menerbitkan Network Centric Warfare: Its Origin and Future di jurnal Angkatan Laut AS (US Navy) Proceedings.

Ekosistem peperangan itu memiliki systems of systems. Banyak sub-sistem yang menjadi bagian dari peperangan, mungkin merupakan gabungan dari berbagai macam angkatan (laut, udara, darat, siber, dll). Sementara di masing-masing angkatan mempunyai peralatan serta logistik dengan berbagai komponen yang harus terhubung dan hal-hal lainnya yang terkait.

Ada juga sistem penginderaan, sistem komputasi, sistem logistik, sistem pergerakan, sistem keamanan dan lain sebagainya.

Secara umum kerangka kerja NCW mempunyai peran yaitu adanya:1) information superiority, informasi dan data menjadi aset penting dalam peperangan; 2) pemahaman situasi lebih tepat dan cepat (situational Awareness); 3) kecepatan bertindak (speed of command); hingga 4) data lebih rinci (deep sensor reach).

Sejak 2018 pihak militer Amerika Serikat melangsungkan kerjasama dengan Microsoft untuk mengadopsi headset Microsoft HoloLens 2. Kerjasama ini mengembangkan Integrated Visual Augmentation System (IVAS) untuk meningkatkan kemampuan angkatan darat. Sistem ini menghadirkan informasi peta, kompas hingga lokasi teman dan musuh. Kini, angkatan darat AS fokus kerjasama dengan industri pertahanan untuk merancang teknologi virtual reality guna mendukung simulasi dan pelatihan infanteri atau pasukan pejalan kaki dengan lebih efektif. Permintaan inovasi ini diharapkan dapat membantu infanteri angkatan darat dalam menjalankan misi dengan sukses. 

Area misi perlu disesuaikan dengan kondisi cuaca, pencahayaan, medan, dan suhu yang relevan dengan kebutuhan pelatihan. Dengan adanya virtual reality untuk militer, anggaran bisa dihemat dan pengeluaran tambahan untuk transportasi, membangun jalan, hingga mempersiapkan gedung dapat diminimalisir. Pelatihan pada lokasi dunia nyata bisa dihadirkan dalam dunia simulasi virtual yang tetap terasa nyata.

Angkatan darat Amerika Serikat ingin memastikan bahwa teknologi VR dapat mewakili berbagai elemen pelatihan dan pelaksanaan misi. Diharapkan, perusahaan pengembang dapat melibatkan elemen pelatihan seperti lingkungan pertempuran, pendeteksi kimia dan biologi, hingga fitur pengintaian. Perspektif lain seperti mode operasi dengan berjalan kaki atau berkendara juga diperlukan.

Diharapkan, pengembangan teknologi tersebut dapat memfasilitasi peserta dari lokasi fisik yang berbeda untuk berpartisipasi bersama-sama dalam pelatihan virtual reality secara real-time. (TS)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun