Mohon tunggu...
Totok Siswantara
Totok Siswantara Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis, memuliakan tanaman dan berbagi kasih dengan hewan. Pernah bekerja di industri penerbangan.

Pembaca semangat zaman dan ikhlas memeluk takdir

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Inovasi TNI dan Peran Startup Builder

3 Oktober 2023   10:00 Diperbarui: 3 Oktober 2023   10:03 554
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi simulasi virtual reality (VR) untuk militer ( dok UMG Idealab )

Ekosistem peperangan itu memiliki systems of systems. Banyak sub-sistem yang menjadi bagian dari peperangan, mungkin merupakan gabungan dari berbagai macam angkatan (laut, udara, darat, siber, dll). Sementara di masing-masing angkatan mempunyai peralatan serta logistik dengan berbagai komponen yang harus terhubung dan hal-hal lainnya yang terkait.

Ada juga sistem penginderaan, sistem komputasi, sistem logistik, sistem pergerakan, sistem keamanan dan lain sebagainya.

Secara umum kerangka kerja NCW mempunyai peran yaitu adanya:1) information superiority, informasi dan data menjadi aset penting dalam peperangan; 2) pemahaman situasi lebih tepat dan cepat (situational Awareness); 3) kecepatan bertindak (speed of command); hingga 4) data lebih rinci (deep sensor reach).

Sejak 2018 pihak militer Amerika Serikat melangsungkan kerjasama dengan Microsoft untuk mengadopsi headset Microsoft HoloLens 2. Kerjasama ini mengembangkan Integrated Visual Augmentation System (IVAS) untuk meningkatkan kemampuan angkatan darat. Sistem ini menghadirkan informasi peta, kompas hingga lokasi teman dan musuh. Kini, angkatan darat AS fokus kerjasama dengan industri pertahanan untuk merancang teknologi virtual reality guna mendukung simulasi dan pelatihan infanteri atau pasukan pejalan kaki dengan lebih efektif. Permintaan inovasi ini diharapkan dapat membantu infanteri angkatan darat dalam menjalankan misi dengan sukses. 

Area misi perlu disesuaikan dengan kondisi cuaca, pencahayaan, medan, dan suhu yang relevan dengan kebutuhan pelatihan. Dengan adanya virtual reality untuk militer, anggaran bisa dihemat dan pengeluaran tambahan untuk transportasi, membangun jalan, hingga mempersiapkan gedung dapat diminimalisir. Pelatihan pada lokasi dunia nyata bisa dihadirkan dalam dunia simulasi virtual yang tetap terasa nyata.

Angkatan darat Amerika Serikat ingin memastikan bahwa teknologi VR dapat mewakili berbagai elemen pelatihan dan pelaksanaan misi. Diharapkan, perusahaan pengembang dapat melibatkan elemen pelatihan seperti lingkungan pertempuran, pendeteksi kimia dan biologi, hingga fitur pengintaian. Perspektif lain seperti mode operasi dengan berjalan kaki atau berkendara juga diperlukan.

Diharapkan, pengembangan teknologi tersebut dapat memfasilitasi peserta dari lokasi fisik yang berbeda untuk berpartisipasi bersama-sama dalam pelatihan virtual reality secara real-time. (TS)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun