Mohon tunggu...
Totok Siswantara
Totok Siswantara Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis, memuliakan tanaman dan berbagi kasih dengan hewan. Pernah bekerja di industri penerbangan.

Pembaca semangat zaman dan ikhlas memeluk takdir

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Stress Akibat Beban Kerja Penyebab Gangguan Jantung dan Bisa Hancurkan Produktivitas

1 Oktober 2023   16:28 Diperbarui: 1 Oktober 2023   16:34 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi serangan jantung terhadap pekerja (istockphoto)

Jaminan kesehatan yang secara umum diberikan selama ini belum mengcover dan tidak dapat mengatasi masalah kesehatan jiwa di tempat kerja. Padahal efek negatif gangguan kerja semakin nyata. Dengan mata telanjang kita bisa mengamati air muka dan perilaku seorang buruh yang sedang bubaran pabrik di kawasan industri.

Di Beberapa negara gangguan kejiwaan di kalangan buruh sudah mendapatkan perhatian dan penanganan yang serius. Di Inggris misalnya, berdasarkan data Departemen dan Federasi Industri Inggris, diperkirakan 15 - 30 persen pekerja pernah mengalami gangguan jiwa, minimal satu kali dalam masa kerjanya. 

Persentase populasi yang mengalami gangguan jiwa di berbagai negara telah tercatat dan ditangani secara baik. Misalnya di Brasil sebanyak 36,3 persen; Kanada 37,5 persen; Belanda 40,9 persen; Amerika 48,6 persen; Meksiko 22,2 persen; dan Turki 12,2 persen.

Stres kerja selain menghancurkan produktivitas juga bisa membahayakan keselamatan kerja. Mengutip penelitian pakar sosiologi industri Dickerson dan Karminer bahwa industri atau perusahaan yang memiliki program kesehatan jiwa di tempat kerja ternyata dapat meningkatkan produktivitas, mengurangi absenteisme, mengurangi kecelakaan industrial, menciptakan lingkungan kerja yang nyaman serta meningkatkan loyalitas terhadap perusahaan. Penelitian diatas sangat relevan terhadap lingkungan industri yang berat.

Kesehatan jiwa industri atau biasa disebut okupasional berkaitan dengan prevensi, diagnosis, terapi terhadap gangguan jiwa dan rehabilitasi di tempat kerja. Untuk menanggulangi gangguan kejiwaan di tempat kerja dibutuhkan jasa psikiater yang tugasnya tidak melulu untuk mengobati buruh yang sudah terlanjur mengalami gangguan jiwa, namun justru untuk membuat program kesehatan jiwa dan mencegah jangan sampai semakin banyak buruh yang mengalami stres kerja hingga mengidap neurasthenia. Yakni suatu gejala neurosa, dimana pekerja merasa lelah mental dan fisik yang diikuti rasa pegal-pegal, nyeri punggung, nyeri kepala, tukak lambung, insomnia, keluhan jantung, keluhan gastrointestinal, dan indikasi lainnya.

Implikasi langsung lainnya akibat stress kerja adalah hilangnya gairah kerja dan konsentrasi kerja yang menurun. Untuk itu pentingnya memakai jasa psikiater untuk kaum buruh, terutama bagi industri skala berat dengan fokus "merombak" tempat kerja sehingga memberikan efek positif kesehatan jiwa di tempat kerja. Sangat diharapkan perhatian pemerintah, pengusaha, dan organisasi serikat pekerja untuk memahami lebih mendalam terkait stress akibat beban kerja dengan fokus kepada aspek kesehatan jiwa di tempat kerja. (TS)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun