Sudah menjadi pengetahuan umum agar tidak mengalami gagal jantung, menjaga kesehatan organ jantung adalah salah satu caranya. Menjaga kesehatan jantung tidak memerlukan biaya yang besar hanya perubahan pola hidup yang harus dilakukan.Â
Perubahan pola hidup yang bisa dilakukan seperti mengendalikan faktor risiko hipertensi, penyakit jantung koroner, diabetes mellitus, hiperkolesterol, obesitas, stress, menghindari merokok, olahraga rutin serta diet rendah lemak dan rendah garam.Â
Namun jika seseorang telah didiagnosa oleh dokter mengidap penyakit tertentu seperti hipertensi, penyakit jantung koroner, atau diabetes mellitus maka konsumsi obat sesuai dengan anjuran dokter secara tepat dan kontrol secara rutin juga menjadi salah satu cara agar tidak mengalami gagal jantung.
Masalah kesehatan jiwa menjadi hal yang sangat serius bagi bangsa. Penderita sakit jiwa atau gangguan kejiwaan seperti puncak gunung es yang bisa merontokan produktivitas bangsa.Â
Gangguan kejiwaan sering menimpa para buruh atau pekerja yang menimbulkan implikasi yang sangat serius. Selain menghancurkan dan menurunkan produktivitas perusahaan, gangguan kejiwaan berupa stres kerja juga akan menjerumuskan pekerja dalam cengkeraman neurasthenia dan gangguan jantung.Â
Sayangnya, hingga saat ini pengusaha dan pemerintah belum memberikan perhatian serius untuk mencegah implikasi negatif dari stres kerja yang saat ini telah melanda kaum buruh.
Urgensi Kesehatan Jiwa bagi Pekerja
Sekarang ini buruh merupakan segmen masyarakat yang sangat rentan terhadap gangguan kejiwaan. Ancaman PHK, sistem outsourcing, impitan beban kerja, diskriminasi, kurang memadainya besaran UMR dan bencana alam yang dihadapi oleh buruh merupakan faktor dominan pemicu stres, depresi dan jenis-jenis gangguan kejiwaan lainnya.Â
Gangguan kejiwaan yang menimpa kaum buruh sering terabaikan begitu saja. Mestinya pengusaha dan pihak Kementerian Tenaga Kerja secara intensif memantau dan mencegah gangguan kejiwaan. Serta membuat program kesehatan jiwa di tempat kerja secara teratur. Ada baiknya dana triliunan rupiah hasil tetesan keringat kaum buruh yang saat ini terakumulasi di BPJS Ketenagakerjaan sebagian digunakan untuk membangun pusat rehabilitasi mental dan kecelakaan kerja. Sudah saatnya program BPJS Ketenagakerjaan menyentuh langsung kepada para buruh yang menderita gangguan kejiwaan melalui program konkrit.
Indonesia memang belum memiliki data yang akurat tentang berbagai aspek gangguan kejiwaan di tempat kerja. Perusahaan dan departemen teknis yang terkait sangat jarang, bahkan tidak pernah mengalokasikan dana dan tenaga untuk peningkatan kesehatan jiwa kaum buruh.Â