Kawasan industri dan ekonomi khusus semakin menggeliat. Kang Emil juga telar ,menelorkan konsep Segitiga Rebana yang merupakan kawasan industri dan ekonomi yang memiliki prospek luar biasa di masa mendatang.
Di bidang pertanian dan swasembada pangan, Kang Emil berhasil mewujudkan program petani milenial sebagai solusi masalah pangan dan ketenagakerjaan di desa,Â
Kegiatan ekonomi pesantren dikembangkan dengan program One Pesantren One Product (OPOP). Memang ada masalah yang kurang menggembirakan hingga masa jabatan Kang Emil selesai, yakni masalah laten sampah di Bandung Raya dan masih lambatnya laju pembangunan di kawasan selatan Jawa Barat.
Kapasitas Kang Emil sebagai Pemimpin Nasional
Saatnya Kang Emil menuju pentas kepemimpinan nasional. Betapa rugi diantara koalisi parpol jika tidak ada yang memilih Kang Emil sebagai bakal calon wakil presiden.Â
Kalkulasi politik yang riil di lapangan mestinya menempatkan Kang Emil sebagai calon wakil presiden yang paling potensial. Kang Emil jelas paling kuat karena modal dukungan yang luar biasa dari warga Jawa Barat yang sangat egaliter.Â
Sayangnya jalan Kang Emil menuju kepemimpinan Kang Emil sering terhalang oleh rekayasa elektabilitas oleh tukang survei. Sehingga mata dan hati pimpinan parpol koalisi sering tertutup melihat calon yang sangat potensial untuk memenangkan Pemilu 2024.
Logika dan kalkulasi parpol mestinya menjadikan Jabar sebagai parameter utama untuk memenangkan Pemilu 2024. Karena memiliki jumlah pemilih terbesar. Sekedar catatan, jumlah pemilih di Provinsi DKI Jakarta 8.252.897 pemilih, Provinsi Jawa Barat 35.714.901 pemilih, Provinsi Jawa Tengah 28.289.413 pemilih, Provinsi DI Yogyakarta 2.870.974 pemilih, Provinsi Jawa Timur 31.402.838 pemilih, Provinsi Banten 8.842.646 pemilih.
Melihat sebaran jumlah pemilih diatas, maka Jabar menjadi penentu kemenangan pilpres 2024. Apalagi Kang Emil di hati rakyat Jabar sangat istimewa. Jika koalisi yang sudah terbentuk saat ini memilih Kang Emil sebagai cawapres, maka itu adalah kalkulasi yang sangat tepat.Â