Teori Dasar Kecelakaan Kerja
Tingginya angka kecelakaan kerja di Indonesia menimbulkan gugatan terkait efektivitas prosedur keselamatan kerja dan kemampuan tanggap darurat yang masih rendah, sehingga perlu dilengkapi dengan berbagai prosedur terbaru serta menguasai teorinya.Â
Teori dasar untuk menjelaskan kecelakaan kerja adalah Teori Domino yang dikembangkan oleh HW Heinrich. Menurut teori itu kecelakaan terjadi bukan karena faktor tunggal, tetapi banyak faktor  yang berkontribusi. Antara lain kurangnya kompetensi pekerja, atau persepsi negatif terhadap prosedur kerja.
Bangsa Indonesia patut mengelus dada terkait dengan jumlah kecelakaan kerja terus meningkat cukup signifikan dalam tiga tahun terakhir. Ini berdasarkan data yang dilaporkan BPJS Ketenagakerjaan. Data jumlah kecelakaan kerja termasuk penyakit akibat kerja (PAK) di tahun 2020 berada di angka 221.740 kasus.Â
Kemudian meningkat di tahun 2021 menjadi 234.370 kasus. "Sedangkan tahun 2022 jumlah kecelakaan kerja meningkat cukup besar menjadi 298.137 kasus. Diprediksi angka kecelakaan kerja pada tahun 2023 akan meningkat.
Pengawas Ketenagakerjaan Lemah
Masih tingginya angka kecelakaan kerja akibat lemahnya pengawasan dan buruknya tata kelola Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Fungsi pengawasan terkait K3 perusahaan masih lemah dan sering dihambat ketika menjalankan tugasnya.Â
Pengawas spesialis bidang K3 di seluruh Indonesia jumlahnya masih kurang. Untuk itu perlu solusi terkait pelaksanaan tugas dan fungsi pengawas ketenagakerjaan di negeri ini bisa efektif. Efektivitas pengawasan juga terkendala oleh aspek otonomi daerah.
Menurut regulasi ILO pengawasan ketenagakerjaan adalah fungsi publik dari administrasi ketenagakerjaan yang memastikan penerapan perundang-undangan ketenagakerjaan di tempat kerja bisa berjalan dengan baik.