Mohon tunggu...
Totok Siswantara
Totok Siswantara Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis, memuliakan tanaman dan berbagi kasih dengan hewan. Pernah bekerja di industri penerbangan.

Pembaca semangat zaman dan ikhlas memeluk takdir

Selanjutnya

Tutup

Sosok Artikel Utama

Cak Imin dan Lampu Aladin yang Siap Digosok

30 Agustus 2023   19:12 Diperbarui: 1 September 2023   07:31 1764
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seketika tawa saya meledak, " ayo ngguyu !," jawabku spontan. Jujur saja yang saya tunggu-tunggu dan selalu saya rindukan adalah humor-humor segar dari para politisi PKB dan warga Nahdliyin apapun strata sosialnya. Di mana pun, kapan pun, NU dan PKB selalu jenaka.

Mengapa senda gurau lekat dengan NU dan PKB ? tidak seorangpun bisa memberi jawaban yang memuaskan. Tak kurang dari KH Hasyim Muzadi memberi argumen bahwa para ulama selalu menasehati rakyat lewat canda untuk mengurangi tekanan keseharian yang dialaminya. Para ulama harus siap menghibur rakyat yang dekat dengan kesengsaraan, kemiskinan dan ketertinggalan.

Suatu ketika Rais 'Aam KH Sahal Mahfudz menegaskan, ulama harus tetap segar dihadapkan pada situasi apapun. "Anda bisa bayangkan jika ulama stress, bagaimana jadinya rakyat," ujarnya saat itu.

Masih hangat dalam ingatan publik ketika Sang Maestro humor NU, yakni Gus Dur, ekspresinya menghadapi pecahnya tangisan Matori Abdul Djalil yang tersedu-sedan di pundaknya. 

Di hadapan ratusan ribu massa NU di Stadion Senayan, momen itu sangat unik penuh haru dan amat lucu. Terhadap serangan dari lawan-lawan politiknya Gus Dur sering kali membalasnya dengan humor-humor segar.

Ilustrasi gambar Muhaimin Iskandar (sumber gambar: AULA News.id)
Ilustrasi gambar Muhaimin Iskandar (sumber gambar: AULA News.id)

Bicara kejenakaan di lingkungan Nahdliyin memang tiada habisnya, bagaikan pabrik humor yang abadi. Ironisnya pabrik humor Srimulat justru sirna ditelan zaman. 

Untuk memahami filsafat humor di lingkungan Nahdliyin kita perlu membaca setidaknya dua buku yang menceritakan kisah sahabat yang paling lucu dan kocak, yaitu buku Yang Jenaka karya M Quraish Shihab dan buku Dari Canda Nabi & Sufi Sampai Kelucuan Kita karya A Mustofa Bisri.

Terkait dengan sifat jenaka, Rasulullah SAW memiliki sahabat yang baik hati, menjaga, dan bahkan bisa membuatnya tertawa. Salah satu sahabat nabi yang jenaka dan bisa membuat nabi tertawa adalah Nu'aiman bin Amr bin Rafa'ah.

Dia memiliki watak yang jahil dan kreatif, sehingga yang berada di dekatnya bisa tertawa bahagia. Meskipun wataknya lucu, Nu'aiman juga merupakan seorang mujahid sejati. Dia tercatat sebagai Ashabul Badr, pejuang yang pernah mengikuti perang Badar bersama Rasulullah.

Pada saat ini ikwal kejenakaan atau humor punya peran yang amat penting terkait dengan masalah spirit dan etos kerja. Budaya tertawa lepas ternyata semakin penting bagi semua pihak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun