Â
Peluit penanda kereta berangkat telah di tiup, perlahan kereta bergerak,Om Effendi berlari ke arah pintu keluar dan dengan gesit badannya meloloskan diri dari pintu kereta yang segera tertutup. Om Effendi memberi oleh oleh beberapa duz susu kotak, terakhir kali bertemu di stasiun Pasar Turi dan saat ini pun tak pernah bersua lagi.
Era 80an hingga 90an stasiun kereta boleh di masuki siapa saja, bahkan saat naik kereta di sesaki para pedagang adalah pemandangan yang lazim, seperti Om Efendi yang mengantar hingga masuk gerbong, melompat sebelum pintu tertutup.Â
Dokumentasi media massa kerap memamerkan poto poto saat penumpang berebut tempat saat mudik. Setali tiga uang dengan kereta di Jabodetabek, sekitar sebelum tahun 2009, penulis mendengar langsung bahwa ia menumpang kereta di atas atap, istilahnya adalah "ataper". Sisi sejarah perkereta apian di Indonesia mempunyai sisi unik dan dramatis atau bisa di bilang semrawut.
Namun ketika PT Kereta Api Indonesia di pimpin oleh orang yang tepat, performa KAI secara korporasi makin moncer, baik dari sisi bisnis maupun pelayanan terhadap penumpang, saat ini kereta api menjadi pilihan moda transportasi mumpuni, lebih tepat waktu dan juga nyaman. Pilihan mudik saat lebaran atau juga perjalanan setiap bulan menuju kampung halaman paling seru memang menggunakan kereta api. Selain itu KAI kian memanjakan penumpang.
Bukti sahihnya adalah KAI menghadirkan kereta ekonomi new generation, perjalanan yang dahulu kerap adu dengkul karena seat 3-2, sandaran tegak lurus. Berganti menjadi seat 2-2 tak saling berhadapan,perjalanan bagi penumpang semakin nyaman.
Bagi mereka yang mengutamakan kenyamanan, saat berpergian dan melewati masa liburan, pilihan menggunakan kereta panoramic menjadi pilihan, ini kereta termasuk bagian dari inovasi PT KAI, kereta panoramic memiliki jendela dengan ukuran super jumbo, plus atap kaca yang unik,siapa pun pasti suka melihat pemandangan yang bebas karena keretanya keren, jangkauan mata tak terhalang.
Naik Commuter Line,Kereta Lokal Hingga Jarak Jauh Sama Nyamannya
Jabodetabek semakin terintegrasi dengan commuter line, sehingga untuk keperluan harian jika berpergian maka moda yang paling di andalkan adalah commuter line. Data PT KAI Commuter(KCI), menyebutkan 1-20 Mei 2024 penumpang KRL menembus angka 16,43 juta orang.
Ini sebagai penanda bahwa moda transportasi bagi penumpang Jabodetabek, yang paling banyak di gunakan dan menjadi favorit adalah commuter line. Semakin ke sini stasiun stasiun yang dilewati commuter line semakin nyaman. Penulis sebagai salah satu "anker" atau anak kereta dari Cikarang, merasa puas dengan moda commuter line. Tadinya Cikarang yang di anggap tempat antah berantah di peta wilayah Jabodetabek, kini menjadi tempat yang terkoneksi dari rangkaian kereta mulai Commuter Line.
Naik kereta lokal pun dari Cikarang tersedia, ada lima keberangkatan kereta lokal Walahar dari Cikarang ke Purwakarta, atau juga dari Purwakarta ke Cikarang. Dengan tarif hanya empat ribu perak, bisa naik kereta lokal, bangku penumpang kereta lokal termasuk humanis bagi penumpang, sangat layak meski harga yang di banderol sangat terjangkau.
Naik kereta antar kota juga sangat menarik, dengan tarif kurang dari seratus ribu bisa menjangkau kota kota di Jawa Tengah dan Jogjakarta, apalagi saat ini pemesanan tiket dapat di lakukan dengan menggunakan KAI Acces. Dalam satu genggaman bisa mewujudkan perjalanan seru yakni naik kereta api, mulai kereta antar kota, lokal,commuter line,LRT,bandara hingga kereta cepat Whoosh. Naik kereta zaman now adalah menempuh perjalanan dengan penuh kenyamanan.
Stock Cerita Manis Naik Kereta Tak Akan Pernah Habis
Lagu Naik Kereta Api ciptaan Ibu Sud, seakan mewakili perasaan penumpang kereta dari zaman ke zaman. Bagi penulis naik kereta selalu menjadi perjalanan yang menyenangkan, meski keranjingan naik kereta baru delapan tahun terakhir, awalnya ragu ragu karena moda angkutan andalan adalah bis untuk pulang kampung di Kuningan.
Namun setelah mengumpulkan keberanian, akhirnya mencoba naik kereta meski dengan hati yang tak tentu, ternyata naik kereta tak sesulit di bayangkan, tinggal scan tiket dan sudah deh selebihnya duduk manis. Namun jangan salah gerbong ya.Pernah sih ngalamin tempat duduk penulis telah ditempati penumpang lain, alih alih mengalah malah ngotot, eh ternyata dia nya yang salah naik gerbong.
Untuk stok cerita manis naik kereta mah banyak banget, tapi yang paling seru menurut penulis adalah ketika perjalanan menuju Bandung,saat itu Cikarang belum menjadi stasiun yang melayani kereta antar kota. Dari Bekasi menuju ibu kota Jawa Barat dengan menggunakan kereta. Terbilang seru setelah melewati daerah Purwakarta.
Menikmati coklat panas dan nasi goreng, berada di gerbong restorasi, inilah perjalanan yang mengesankan, melewati persawahan, jalur kereta yang berkelok dan seakan menanjak, bahkan gerbong depan kereta terlihat jelas saat kereta meliuk liuk liuk.Â
Menghirup uap panas coklat besutan PT Reska Multi Usaha,sesekali mengunyah lezatnya nasi goreng, trip ke Bandung yang menyenangkan, adrenaline seakan dipacu saat melihat jembatan besi yang menjadi penghubung, entah berapa tinggi jembatan tersebut, namun bisa melihat ke arah lembah berupa aliran sungai.
Entah mengapa selalu jatuh cinta dengan coklat panas yang wadahnya terbuat dari kertas, manisnya pas dengan aroma coklat yang menggugah, episode seru lainnya saat melewati terowongan, untuk beberapa menit, kanan kiri kereta mendadak gelap, hanya suara rel beradu dengan roda kereta, kemudian setelah itu semua normal kembali.
Naik kereta juga belajar tentang sejarah peradaban masa lalu, banyak stasiun yang merupakan bangunan lawas dengan gaya art deco dengan jendela lebar dan tinggi. Namun saat ini bangunan peninggalan Belanda tetap dipertahankan, yang unik adalah perpaduan art deco klasik semakin lengkap dengan sistem navigasi modern, ketika berada di stasiun Cirebon misalnya, seakan menyaksikan perkawinan antara klasik dan modern, keren!
Mendidiek Jadi Lebih Baik Kenapa Tidak
Pria kelahiran 6 September 1961, telah membawa perubahan besar di wajah kereta api tanah air, melewati masa kepemimpinan tranformasional, adaptasi. Bisa di bilang sosok Drs. Didiek Hartantyo,M.B.A telah sukses melewati masa pandemi dan recovery dengan mulus.
Tentu tak mudah ketika menjadi Dirut KAI melewati masa pandemi covid, kelesuan penumpang sangat terasa karena adanya pembatasan berpergian saat itu. Namun ternyata alumni Universitas Sebelas Maret yang dahulunya adalah seorang bankir.
Saat ini KAI makin moncer dengan tangan dingin Didiek Hartantyo, apalagi beliau sukses untuk proyek nasional di bidang perkereta apian seperti LRT Jabodetabek dan Kereta Cepat Jakarta Bandung. Masyarakat kerap mengkritik kereta cepat sebagai proyek ambisius, namun dalam perjalanannya si Woosh kerap menjadi kereta andalan dengan waktu tempuh nan singkat antara Jakarta Bandung.
Perubahan acapkali membuat orang atau instansi tergagap gagap untuk bisa menyelaraskan, namundi tangan Didiek Hartantyo telah melewati masa masa sulit, diperlukan budaya inovasi dan kreativitas, selain itu ternyata kunci sukses KAI untuk tetap terdepan melayani pelanggan yakni dengan cara meningkatkan kapabilitas karyawan.
KAI terus bertumbuh karena menganggap karyawan adalah aset berharga, tak ayal ketika berhadapa dengan pelanggan, begitu antusias melayani sehingga pelanggan KAI menjadi nyaman, pelayanan KAI memang mempunyai kelas tersendiri.
Cara mendidik Didiek Hartantyo agar kualitas layanan kepada pelanggan tak tanggung tanggung, kuncinya adalah konsistensi, saat ini KAI merupakan perusahaan BUMN yang terus melakukan inovasi.
Hebatnya lagi ketika pandemi covid melanda, sebagian besar perusahaan melakukan perampingan, tak ayal banyak karyawan mengalami nasib apes yakni mendapatkan Pemutusan Hubungan Kerja alias PHK. Namun itu tak berlaku bagi PT KAI, tak satu pun karyawan KAI kena PHK.
Seperti dalam judul tulisan yakni KAI Hebat Ditangan Orang yang hebat, Didiek Hartantyo memberikan bukti nyata, masa masa sulit telah berlalu, beliau sukses melindungi karyawan dan juga pelanggan KAI, untuk tetap menggunakan kereta sebagai moda transportasi andalan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H