"Tapi kok kamu tega sih Ton bikin Radit menderita, padahal kalian bersaudara lho," ujar Santi.
"Yaelah Santi Santi, saudara mah kalau di sini, kalau sudah bertanding mah pasti beda dong,aku striker ya tugasnya nyetak gol.Salah sendiri Radit jaga gawangnya bengong melulu,"ejek Hartono sedikit pongah.
"Iya iya kamu hebat,aku kalah," tukas Radit.
Tiba tiba Nini menuju tempat ketiganya sedang ngobrol, Nini berjalan perlahan, usia Nini sekitar 70 tahunan, namun Nini masih hapal nama nama incu dan buyutnya.
"Budak bageur, incu dan buyut  Nini,kalian ngobrol apa?Asyik bener rupanya,"ujar Nini.
"Ngobrolin Radit yang main bolanya kalah melawan Hartono Ni," jawab Santi.
"Iya Ni, aku yang cetak gol,"ujar Hartono menggelendot manja di lengan Nini.
"Sugan eleh kitu Radit,kok bisa sih," tanya Nini menatap Radit.
"Iya Ni, Hartono memang jago main bolanya, dari kemarin aku diledek terus sama dia," tuding Radit sedikit kesel.
Nini terkekeh mendengar gerutuan incu incunya, ada ada saja ulah mereka, apalagi dua cucu laki lakinya sama sama menyenangi main bola.Karena beda Desa dan beda SD,akhirnya kedua cucu bertanding dan saling mengalahkan.
"Nggak apa apa Dit  bila kalah mah, namanya juga pertandingan," hibur Nini sambil mengusap rambut Radit.
"Ni kalau bisa nginap di sini aja, ya beberapa hari deh,Hartono kangen di dongengin Nini," pinta Hartono merajuk manja.