"Oh itu mah mangga Golek, bentuknya memang lucu, tapi rasanya manis lho,kalau yang ini tekstur buahnya tak berserat," tukas Mang Kasmin.
"Disini ada mangga Gedong nggak Mang?Aku paling suka bila sudah matang,manis banget rasanya,"celetuk Neng Dewi.
"Tuh di sebelah mangga Cengkir," tunjuk Mang Kasmin," kalau masih muda asam banget rasanya, buahnya relatif kecil mirip apel, mangga Gedong termasuk mangga dengan harga mahal."
Anak anak mengagumi pengetahuan Mang Kasmin tentang jenis jenis mangga, selain mangga Cengkir,mangga Golek dan mangga Gedong, dikebun di tanam juga jenis mangga Kidang dan mangga Kopek.
"Main sudah, mengenal jenis jenis mangga sudah, saatnya kita ngerujak locok yuk,"ajak Bagas.
"Hayuklah, tenang aku akan memanjat pohonnya,"tawar Radit.
Tak berapa lama ia menghampiri pohon mangga Cengkir, dengan terampil ia memanjat pohon, kemudian beberapa mangga berjatuhan, Neng Dewi berteriak girang memunguti mangga mengkal, setelah di rasa cukup,Radit turun dengan cepat, diatas pohon ternyata banyak semutnya.
Mereka duduk melingkar, potongan mangga dimasukan ke dalam bumbung bambu bersama cabe keriting,cabe rawit, gula putih, gula merah dan sedikit terasa, lalu ditumbuk untuk beberapa lama,setelah beberapa saat isi dari bumbung bambu dikeluarkan dan ditampung dalam wadah.
Rujak Locok telah siap, mangga gumading dengan bumbu-bumbunya telah menyatu, tak pelak rujak pun di serbu anak anak, perpaduan pedas dan juga asam manis membuat Rujak Locok nikmat banget, bahkan Tolib menuangkan langsung bumbung bambu ke arah mulutnya, sedangkan Radit menjilati kayu penumbuk yang bumbu rujaknya masih menempel.
"Dasar anak cowok, makan rujaknya barbar banget deh,"ledek Titin.
"Paling enak menikmati Rujak Locok seperti ini lho," jawab Tolib cepat.