@Neng Dewi
[Asyik ngerujak locok, ikuuut!]
@Titin
[Aku siapin bumbu ya]
@Bagas
[Kita ke Bubulak bertujuh saja Dit?]
@Radit
[Nggak, nanti ada Ayah dan Mang Kasmin]
Setelah menghubungi teman teman melalui  whatsapp, Radit menuju kamar mandi,saatnya gosok gigi, cuci kaki, bersiap untuk istirahat, karena petualangan baru akan Radit persiapkan bersama teman temannya. Bersyukur Radit rasakan, punya Ayah Bunda yang baik, keluarga bahagia, lebih seru adalah, meski berada di kampung nan sunyi, ia punya sahabat sahabat terbaik.
Jam menunjukan pukul delapan tiga puluh, Tolib telah membawa empat bumbung bambu, ada juga Bagas,Gopar, selain itu ikut juga Neng Dewi, Titin dan Maya.Mereka berada di halaman rumah Radit dan bersiap untuk berangkat ke Bubulak, namun Ayah terlihat masih menunggu,sedangkan Mang Kasmin terlihat gagah dengan memakai dudukuy dan menyelipkan bedog di pinggang.
"Nunggu siapa lagi sih Dit? Kok belum jalan juga,"ujar Gopar tak sabar.
"Sepertinya Ayah menunggu seseorang, tapi aku tidak tahu siapa yang ditunggu Ayah," jawab Radit.
Ketika mereka bercengkrama sambil menunggu berangkat, terlihat mobil bak terbuka mendekati rumah Radit, ternyata yang datang adalah Mang Ono, pamannya Radit, adik dari Ayah Radit.Mang Ono tak sendiri,ia bersama Hartono, sepupu Radit yang bersekolah di SD Mekarjaya.
"Hai Radit, apa kabar? Salam lima jari ya," ujar Hartono nyengir.
Radit tersenyum kecut melihat Hartono, kenapa juga ia ikut Mang Ono sih, kan gini jadinya. Radit mencium tangan Mang Ono, ia pun berjabat tangan dengan Hartono, teman teman Radit juga kenal Hartono. Gopar, Tolib dan Bagas masih ingat tentang kejadian babak penyisihan kejuaraan sepak bola antar SD, Hartono lah yang mencetak gol ke gawang Radit, sehingga tim SD Rajawetan kalah.