"Awas jangan kebobolan lagi di pertandingan nanti," ujar Maya serasa terkekeh.
Radit dan kawan kawan tersenyum melihat antusias dukungan anak anak cewek, apalagi ternyata mereka membawa makanan ringan serta minuman.
"Untung kalian datang, haus banget nih,"ujar Saputra sambil memegang leher.
"Iya dong,kami pasti dukung kalian kok, tahu nggak sih, ketika tim kita kalah lima kosong,sedih banget liatnya," ucap Titin.
"Mudah mudahan si Radit nanti pas tanding, nggak ketiduran di depan gawang,"seloroh Neng Dewi.
Semua tertawa, hanya Radit sedikit manyun, ia tidak marah dengan gurauan teman temannya. Radit berjanji, untuk pertandingan nanti bisa menjaga gawang dengan baik agar tidak kebobolan. Bersiap agar saat di pertandingan semi final mampu mengalahkan lawannya.
Suasana latihan semakin seru ketika Neng Dewi menceritakan pengalamannya bersama Radit,saat pulang sekolah dihadang di tengah jalan oleh Bah Ming. Hampir hampir ia menangis karena di pelototin oleh Bah Ming.
"Semoga nggak lagi lagi ketemu Bah Ming, aku benar benar takut melihat dia matanya melotot galak," imbuh Neng Dewi.
"Ada ya ternyata orang segemblung itu, marah nggak jelas,ngomelin bocil semaunya," dengus Titin jengkel.
"Mungkin Bah Ming naksir kamu tuh," goda Saputra tertawa kenceng.
Neng Dewi misuh misuh mendengar seloroh Saputra, kontan mereka pun tertawa bersama, suasana latihan menjadi riuh dengan tawa canda. Sore hari yang menyenangkan bagi anak anak kampung, mereka kompak saat bermain ataupun belajar di kelas.