"Jangan lupa di semi final kita bakalan ketemu SD Pancalang, aku lihat mereka tim yang kompak saat bertahan atau menyerang," ujar Saputra.
"Bek tuh jangan kelupaan ke belakang setelah menyerang," jawab Radit.
"Beres itu mah Dit, kalau bisa sih kita ke final dan ketemu SD Mekar Jaya, kita balas kekalahan di babak penyisihan kemarin," timpal Tolib.
Radit dan Neng Dewi pulang bareng setelah bel berdentang pertanda pelajaran telah selesai. Mereka tengah asyik membicarakan serunya mancing dan bermain di Pangaduan, namun ketika sedang berjalan, ada suara yang memanggil mereka, ketika ditengok, ternyata Bah Ming! Raut mukanya tak bersahabat, tangannya menenteng pancing.
"Heh maneh, awasnya kalau mancing lagi di Pangaduan," tuding Bah Ming tanpa basa basi.
"Lho kenapa Bah, tiba tiba marah? Kalau mancing mah bebas bebas saja," jawab Radit menjawab sopan.
"Pokoknya kamu jangan mancing lagi disana,lagi pula apa kamu tidak takut Lilin Samak si Jurig Cai yang suka dengan anak anak ketika bermain Cipager," ketus Bah Ming.
Terlihat Bah Ming menatap tajam Radit, tadinya ia ingin membalas omelan lelaki tua yang tiba tiba marah padanya, namun melihat wajah galak Bah Ming, hati Radit keder juga.Apalagi Neng Dewi menarik tangannya agar menjauh, dengan gerak terpaksa ia pun mengikuti langkah Neng Dewi.
"Dasar orang aneh ujug ujug marah marah begitu sih,"cibir Neng Dewi dengan mimik kesal.
"Benar juga yang dikatakan Ua Ijah di kantin tadi,Bah Ming galak pisan.Apa mungkin masih kesal ya karena kemarin kita dapat ikan yang banyak," ujar Radit.
Ketika sore hari untuk memulai latihan,Radit mencari Gopar dan Tolib dan Bagas,buru buru ia menghampiri mereka.