Meski sering merasa jengkel karena berkali kali Kompasiana error tapi tetep saja nulis di Kompasiana adalah sebuah keasyikan tersendiri, itulah yang di rasakan penulis yang sangat mungkin di rasakan oleh Kompasianer lainnya. Jurnalisme warga mengalami momentum luar biasa dengan kehadiran Kompasiana, dengan aliran tulisan perhari yang bisa mencapai 800 artikel, jumlah kunjungan rata rata perbulan mendapat 30 juta pembaca, jumlah pemilik akun yang tergabung di Kompasiana sekitar 350 ribu. Paparan Iskandar Zulkarnaen yang menjabat sebagai Asisten Manager Kompasiana memberikan gambaran betapa antusiasnya warga untuk menulis.
Trik menulis pun di bedah oleh Bang Isjet, pria Betawi yang tak pelit membagi ilmu dan memberikan kiat kiat menulis dengan cara runut yang mudah di pahami, Booth Group of Digital Kompas Gramedia di Pekan Raya Indonesia terasa hangat dengan penjelasan Bang Isjet yang memaparkan manfaat menulis bagi warga biasa di era digital kekinian, para kompasianer terlihat antusias dan komunikasi dua arah antara nara sumber dengan para kompasianer begitu menarik untuk di simak.
Bila wartawan menulis itu karena untuk kepentingan publik, sedangkan warga menulis untuk kepentingannya, bila tulisan kita di baca oleh sejumlah pembaca dengan jumlah signifikan bisa jadi tulisan tersebut mewakili kepentingan banyak orang. Warga biasa menulis sepatutnya menulis secara konsisten dan dengan satu gaya tulisan yang khas sehingga kita pun di kenal dengan ke khasan yang kita miliki.
Blogger untuk saat ini menurut Bang Isjet mulai di perhatikan dan di perhitungan, sebagai contoh adalah semakin banyaknya blogger Indonesia di undang ke negeri jiran Malaysia. Sejak tahun 2010 sudah banyak blogger Indonesia yang menjajaki kota kota di Malaysia untuk melaporkan reportasenya, menurut Bang Isjet karakter blogger Indonesia di sukai oleh penggiat media di Malaysia. Ini sebuah bukti bila blogger mengutamakan kualitas maka di pastikan tawaran pun datang dengan sendirinya.
Hal yang perlu di pikirkan ke depannya oleh blogger adalah hadirnya sebuah wadah bagi para blogger untuk bisa mengadvokasi tulisan tulisan yang di hasilkan blogger, jika para wartawan mempunyai organisasi profesi semacam PWI atau pun AJI, langkah ini pun semestinya bisa di mulai oleh kalangan blogger.
Berbagi Ilmu Ala Kompasianer Of The Year 2016, Cara Nyonya Vale Menuangkan Ide Kreatif Dalam Tulisan
Bila kompasianer sering ikutan nangkring, so pasti nggak asing lagi dengan penulis yang imut imut dan sering di sangka cowok karena namanya, dialah Mbak Ya Yat yang aseli perempuan lho, meski imut imut secara phisik tapi soal nulis menulis terutama tentang ngulik Moto GP wabil khusus tentang Valentino Rossi, Mbak Ya Yat adalah jagonya, hampir sebagaian besar tulisan si Mbak ini ber materikan pernak pernik Moto GP dan juga Akang Vale.
Hadir dalam acara Kompasiana Nangkring dengan tema Saatnya Warga menulis, terlihat Mbak Ya Yat masih powerpull,bersemangat padahal sebenarnya ia baru saja balik dari Malaysia untuk liputan Moto GP di Sepang dan di lanjut dengan liputan Malaysia Fashion Week. Menurut Mbak Ya Yat kalau tidak menulis di Kompasiana rasanya mustahil bis di undang ke Malaysia yang justru lebih memilih blogger Indonesia di banding blogger bloger asal Malaysia. Atmosfir media di negeri jiran Malaysia bahwa profesi blogger maupun pewarta tidak di bedakan.
Kiat dari Mbak Ya Yat yang perlu kita renungkan juga ialah, blogger itu harus aktif secara online maupun offline,maksimalkan media sosial yang kita punya, dengan ke aktifan kita di online dan offline akan memberikan dampak positif, mungkin hari ini blogger cuma di ajak makan misalnya, tapi siapa tahu untuk ke depannya malah mendapat tugas peliputan yang tak terbayangkan sebelumnya. Membangun jaringan adalah hal yang harus tetap di perhatikan para blogger.
Media Warga Di Era Milenia Dan Nasib Penulis Di Era Orde Baru Sebuah Renungan Untuk Kita Semua