Ini hari yang ke tujuh. Kejadian yang sama kembali terulang.
#2
Sabtu sore. Ia sudah berada di ruang tamu sebuah rumah di kompleks pesantren. "Pondok Pesantren Sableng" namanya. Sayup-sayup suara anak-anak mengaji terus terdengar.
Kebingungan tampak masih membekas pada raut wajahnya. Ia terus duduk terpaku. Lebih banyak mendengar. Hanya sesekali saja ia berkata. Hingga.... tanda tanya mulai terbuka.
"Kewajibanku sebagai ayah dan suami... telah aku penuhi semuanya.. Pak Kyai...." ucapnya dengan suara lirih.
"Belum............" sela Kyai.
"Ah.....Saya tidak mengerti Pak Kyai..."
"Engkau belum bisa membuat anak dan istrimu membanggakanmu...."
"Maksudnya.. Pak Kyai?"
"Berhari-hari wajahmu ada di TV dan koran-koran...... "
"Itukah yang engkau banggakan?"
"Topengmu sudah terkuak, Nak....... "
"Semua telah melihatnya..... "
"Engkau sudah hampir telanjang bulat, Nak...
"Nyaris... tanpa kebanggaan..."
Ia menutupi wajahnya dengan kedua tangan. Sambil menengadah.
"Ya Allah..... apa yang terjadi?" keluhnya.
"Engkau selalu sebut nama Tuhan.... namun hati dan perbuatanmu laksana setan....." timpal sang Kyai.
"Papah jahat... Papah jahat... Papah jahat....!" teriakan suara balita tiba-tiba terdengar dari balik kamar sang Kyai.
"Ade..... kenapa ada di sini?" tanya ayah.
"Ade enggak mau....punya ayah bertopeng....." kata sang anak sambil menunjuk-nunjuk ayahnya sendiri.
Si anak berjingkrak-jingkrak, sambil terus berteriak.
"TOPENG KORUPTOR!"
"TOPENG KORUPTOR!"
"TOPENG KORUPTOR!
"Hmmm.... Hanya hati yang polos dan bersih... yang dapat menolak korupsi...." ucap Kyai Gendheng seraya menunjuk ke arah sang anak.
#3
Dari luar pintu seseorang tergopoh-gopoh masuk ruangan. Ada kecemasan yang sangat mendalam.
"Ampun Kyai... Ampuun Kyai....!"
"Ampun apaan Peng?"
"Ampun Kyai... Ampuun Kyai....!"
"Iya..... tuh kamu ampuun apaan tahuuu...?"
"Saya tidak pernah korupsi Kyai....
"Apa, Peng?"
"Iya.... saya tidak pernah membuka apa-apa tentang diri saya... apalagi korupsi.. Kyai..." ucapnya memelas... bercampur takut..
"Hahahahahahahahahaha.... Peng... Peng... Apanya yang mau dikorupsi? Apa urusannya dengan kamu, Peng ?! Mau topengmu dibuka atau tidak. Tetaplah kamu si Topeng! Gak ngaruh tauuu... hahahahahahahahaha...."
"Peng.. peng... bodoh kok kamu terus pelihara... hahahahahahahahahaha......."
"Jadi.. Kyai?"
"Tuh...TOPENG PARA POLITISI tauuuuu.....! Hahahahahahahaha......"
"Alhamdulillah......."