Mohon tunggu...
Topaz Aditia
Topaz Aditia Mohon Tunggu... Musisi - Bohemian Thinker

Pemetik Dawai Dawai Lucu | Petualang Roda Dua | Peselancar Literatur | Arsenal FC

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Healing: Sebuah Paradoks Utopia

5 Oktober 2022   17:15 Diperbarui: 5 Oktober 2022   17:19 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Seorang sahabat bercerita tentang perilaku seorang teman wanitanya yang cenderung "eksentrik" belakangan ini. Menurut dia, temannya yang satu ini selalu memantau berapa jumlah "like" yang dihasilkan selepas posting sesuatu di Instagram. Wajahnya tampak sumringah apabila jumlahnya "like"nya banyak, namun seketika berubah murung dan uring-uringan ketika jumlahnya sedikit. 

Selain itu, dia cenderung memperhatikan siapa saja teman-teman yang memantau IG storynya, sekaligus kerap mempertanyakan alasan mereka yang unfollow/tidak follow akunnya. Di akhir ceritanya saya hanya bisa berkomentar: "Jadikan dia antithesis role model untuk dirimu sendiri" 

"Healing" Menjadi "Kunci" 

Liburan. Secara harfiah adalah berwisata. Sekaligus menjadi ajang istirahat lahir batin. Menjauhkan diri dari rutinitas-rutinitas harian yang cenderung monoton. 

Terutama untuk mereka para pekerja di kota Metropolitan yang kesehariannya terjebak di tengah-tengah kemacetan lalu-lintas dan tuntutan wacana-wacana omong kosong yang biasanya datang dari pimpinan perusahaannya. 

Seiring waktu, lahirlah istilah "healing ke Bali" dari mereka yang awalnya menjadikan Pulau Dewata sebagai destinasi favorit untuk proses "restorasi jiwa". 

.... dan inilah yang biasanya terjadi.

Setelah waktu berhasil diatur. Tiket dan akomodasi sudah terbayarkan. Semua kebutuhan sudah masuk ke dalam koper. Maka berangkatlah mereka dengan hati yang bahagia menuju destinasi impian. Terdengar sempurna bukan? Tentu saja tidak. 

Ada satu hal "penting" yang tak lupa mereka lakukan. Yaitu, membuat dokumentasi berupa foto-foto dan video sebagai konten akun media sosialnya masing-masing. 

Dari mulai adegan packing, berangkat menuju bandara, menunggu di boarding lounge, cuplikan video pemandangan dari balik jendela pesawat, tiba di bandara tujuan, menuju hotel, tiba di hotel, makan siang, jalan-jalan ke lokasi tourist attractions, belanja, makan malam, sampai balik ke hotel, semua terekam sempurna bagai sebuah chronicle.

Sungguh, dokumentasi sejarah liburan yang lebih lengkap daripada sejarah perjalanan hidup Nabi Musa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun