Mohon tunggu...
Muhammad Taufan
Muhammad Taufan Mohon Tunggu... Penulis - -

-

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Pengalaman Dua Kali Sahur Saat Masih Kecil dalam Satu Hari

29 April 2022   10:22 Diperbarui: 29 April 2022   10:25 700
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ramadhan (Sumber: https://pixabay.com/id/illustrations/muslim-masjid-islam-ramadan-agama-5261111/)

Ramadhan merupakan sebuah bulan yang sangat dinanti oleh anak-anak kecil didalam masyarakat Indonesia yang beragama Islam. Alasan ditunggu-tunggunya bulan tersebut oleh anak-anak ada banyak sekali faktor. Salah satu contoh akan faktor tersebut yaitu bisa keluar malam hari disetiap hari tanpa dimarahi oleh orang tua. 

Ya, biasanya dibulan lain jika anak-anak kecil mau keluar rumah dimalam hari rasanya sangat sulit. Bahkan seribu jurus alasan yang dikeluarkan oleh anak-anak hampir rata-rata kebanyakan ditolak oleh orang tua dengan seribu alasan yang diberikan. Tetapi semua itu berbeda ketika sudah berada di Ramadhan tiba. 

Dimana perbedaan yang sangat mencolok adalah anak kecil pada saat Ramadhan bisa keluar rumah tanpa adanya larangan walaupun masih tetap dibatasi akan waktunya.

Berbicara mengenai pengalaman ketika berada di Ramadhan saat masih kecil tidak hanya diisi bermain diluar saat malam hari tetapi masih ada banyak lagi. Dari sekian banyaknya pengalaman ketika Ramadhan saat masih kecil salah satunya menarik untuk dibahas pada tulisan kali ini adalah ketika sedang melaksanakan kegiatan sahur.

Sebelum membahas lebih dalam mengenai pengalaman sahur akan pengalaman penulis saat masih kecil alangkah baiknya jika memaparkan terlebih dahulu mengenai sahur.

Pastinya para pembaca sekalian sudah memiliki pengertian yang berbeda-beda mengenai arti dari kegiatan sahur. Walaupun terdapat perbedaan antara satu dengan yang lainnya tetapi jika ditarik benang merahnya memiliki sebuah kesamaan. 

Menurut penulis sahur merupakan sebuah kegiatan yang berkaitan dengan maka dilakukan oleh umat Isalam ketika dini hari saat sedang menjalankan ibadah puasa. Apabila para pembaca memiliki perbedaan akan pengertian dari kata sahur, jika iya tidak ada salahnya para pembaca sekalian memaparkan perbedaan tersebut didalam kolom komentar. 

Setelah membahas mengenai perngertian maka berikut ini adalah cerita mengenai kegiatan sahur penulis saat masih kecil. Selamat membaca akan kisahnya hehehehe.

Masih ingat didalam pikiran ku bahwa awal-awal pertama kali melaksanakan ibadah puasa ketika saat itu masih berada di bangku SD. Alasan dibangku SD selain belajar ibadah puasa sedini mungkin agar nanti menjadi anak yang sudah biasa menjalankan ibadah puasa juga banyak juga anak-anak seusia penulis yang sudah belajar puasa. 

Dengan banyaknya teman yang sudah belajar sedikit demi sedikit ibadah puasa membuat penulis juga semangat untuk mencoba melaksanakan ibadah puasa. Tetapi karena masih kecil tentunya masih belum mengetahui akan aturan-aturan dalam melaksanakan ibadah puasa sehingga masih terdapat anggapan-anggapan yang salah ketika melaksanakan ibadah puasa.

Dengan ditunggu-tunggunya waktu sahur hampir diawal-awal pertama kali melakukannya penulis yang saat itu masih kecil tidak bisa tidur. Detik demi detik berganti rasa pengin sekali cepat-cepat melakukan kegiatan sahur. Saking ditunggu-tunggunya waktu sahur hampir pula penulis bolak-balok dari kamar ke ruang makan hanya untuk mecicip dikit demi dikit. 

Dari satu suap nasi, satu suap lauk pauk, dan masih banyak lagi. Alasan selalu bulak balik sambil suap makan karena pada saat itu penulis masih takut ketinggalan waktu sahur. Sehingga untuk menyiasati supaya tidak ketinggalan maka penulis melakukan bolak balik dengan dibarengi satu suapan makanan.

Kegiatan tersebut penulis lakukan dari pulang tawarih sampai kira-kira jam 12 malam. Setelah 12 malam penulis tidak melakukan bulak balik tersebut karena perut sudah terisi dengan penuh sehingga sulit untuk bergerak atau anak zaman sekarang disebutnya mager.

Dikarenakan merasakan perasaan mager tersebut ditambah pada saat itu di jendela luar menunjukan suasana pagi yang sangat gelap dibalut dengan dingin dan berkabut membuat penulis mengantuk. Apalagi pada saat itu sepertinya sawa kamar serta kasur seperti memanggil penulis untuk berselanjar di kasur tersebut. 

Akibat dari panggilan tersebut penulis tanpa sadar terbawa suasana tersebut dan menyerahkan tubuh penulis untuk bersandar ke kasur untuk berselanjar diatasnya. Akhirnya penulis pun setelah berada di atas kasur tersebut tertidur dengan sangat nyenyak.

Lagi nyaman-nyamannya tertidur diatas kasur tiba-tiba terdengar suara memasak dari dapur. Tentunya penulis sontak saja terbangun tetapi hanya mata saja yang sudah siap beraktifitas sedangkan badan masih menolak berakitiftias. 

Sudah beberapa menit berlalu dengan kondisi yang sama akhirnya ayah penulis membangunkan penulis agar melakukan kegiatan sahur. Akibat masih dalam kondisi ngantuk dan kenyang membuat kegiatan sahur menjadi malas.

Walaupun malas melakukan kegiatan sahur tetapi penulis tetap menurut ajakan orang tua penulis untuk sahur. Setelah selesai melakukan kegiatan sahur penulis langsung kembali tertidur di kamar.

Makanan (Sumber: https://pixabay.com/id/vectors/roti-isi-daging-cheeseburger-burger-576419/)
Makanan (Sumber: https://pixabay.com/id/vectors/roti-isi-daging-cheeseburger-burger-576419/)

Setelah nyenyak tertidur puas sehabis melakukan kegiatan sahur penulis maka penulis bangun. Dikarenakan pada saat itu masih berada di waktu libur maka penulis tidak usah berangkat kesekolah. Tentunya maka seharian diawal-awal belajar puasa tersebut penulis hanya berdiam diri didalam rumah. 

Mungkin jika tidak melakukan ibadah puasa penulis akan bermain dengan teman-teman seperti bermain bola, sepedahan, lari-larian, dan masih banyak lagi. Tetapi dengan sedang berada di melaksanakan ibadah puasa membuat penulis tidak bisa melakukan hal-hal bermain seperti biasanya.

Lapar itulah perasaan dirasakan karena perasaan tersebut maka kegiatan penulis yang saat itu masih kecil hanya berputar-putar diruang makan. 

Entah mengapa pada saat itu ruang makan seperti ruang harta karun. Dimana harta karun yang tersimpan tersebut merupakan makanan yang sangat ditunggu-tunggu sedangkan penutup tempat makan adalah rintangan akhir yang harus diselesaikan sebelum dapat menyantap makanan dan minuman yang ada didalamnya. 

Dengan imajinasi tersebut hampir setiap beberapa menit berganti pastinya penulis membuka penutup makanan. Dari kegiatan membuka tutup makan tersebut maka secara tidak sadar (mungkin heheheheh) tangan penulis menggapai makanan dan minuman yang ada didalamnya. 

Seketika itu entah mengapa penulis pada saat itu langsung saja memakan dan meminu hidangan yang ada didalam meja makan tersebut.

Sesuap demi sesuap yang dikombinasikan dengan minuman membuat penulis menjadi kenyang. Seketika dari perasaan lemas berubah menjadi semangat. Bahkan yang awalnya tidak mau melakukan apa-apa karena lemas kini berubah menjadi bersemangat dan ingin melakukan banyak hal. Lagi asik-asiknya mengonsumsi makanan dan minuman yang ada tanpa sadar ternyata orang tua penulis sudah ada dibelakang penulis.

Kemudian orang tua penulis menanyakan sedang apa. Karena takut ditambah binggung mau jawab apa akan pertanyaan tersebut maka jawaban yang terlintas adalah sahur. Penulis menjawab dengan kata sahur agar terdengar seperti pembelaan supaya tidak disalahkan. 

Dari jawaban yang diberikan penulis sontak saja membuat orang tua penulis terheran-heran. Tanpa rasa bersalah penulis masih tetap melanjutkan mengabiskan makanan dan minuman yang ada. Tetapi keinginan penulis tersebut tidak dibiarkan oleh orang tua penulis sehingga makanan dan minuman sisa tidak bisa dihabiskan.

Setelah penulis melakukan kegiatan sahur di pagi hari tersebut orang tua penulis menjelaskan secara sederhana kepada penulis akan ibadah kegiatan puasa. Dari inti yang diberikan bahwa melakukan ibadah puasa tidak boleh makan dan minum sampai azan Maghrib tiba. 

Seketika penulis merasakan kekecewaan karena tidak dapat mengonsumsi makanan dan minuman untuk jenjang waktu yang lama. Agar tidak menimbulkan kekecewaan yang berlebih dari penulis orang tua penulis membuat sebuah tantangan bagi penulis.

Dimana tantangan tersebut apabila penulis tidak melakukan sahur seperti itu lagi dan bisa secara bertahap melakukan ibadah puasa akan diberikan sebuah hadiah yang menarik.

Tentunya dengan hal tersebut membuat penulis bersemangat melakukan ibadah puasa walaupun masih kecil. Sebagai hukuman dari melakukan makan dan minum tersebut maka orang tua penulis menyuruh penulis untuk membersihkan sendiri alat---alat makan. 

Disini juga penulis diajarkan sebuah tanggung jawab atas perbuatan yang dilakukan sendiri. 

Tidak hanya itu disini juga penulis diajarkan apabila tidak mengikuti aturan yang telah dibuat penulis akan mendapatkan hukuman dalam hal ini jika penulis tidak menjalankan ibadah puasa seperti aturan maka disini akan mendapakan hukuman berupa mencuci alat-alat makan jika batal. 

Tetapi jika penulis yang saat itu sudah berhasil menyelesaikan kegiatan ibadah puasa sesuai aturan semampunya tetapi diusahakan sesuai aturan maka orang tua akan memberikan hadiah. Dari hal tersebut maka disini penulis diajarkan bahwa setiap perjuangan yang dilakukan dalam kehidupan pasti akan mendapatkan sebuah hasil yang manis. 

Sehingga disini penulis walaupun masih kecil sudah diajarkan untuk apabila mau mendapatkan hal yang manis atau keinginan harus berjuangan terlebih dahulu.

Setelah membaca tulisan diatas, apakah para pembaca memiliki cerita pengalaman mengenai saat sahur saat masih kecil?. Apabila iya tidak ada salahnya para pembaca sekali memberikan pengalaman tersebut didalam kolom komentar. 

Apalagi jika cerita pengenai hal tersebut memiliki hal yang ingin disampaikan tidak ada salahnya para pembaca memaparkan di dalam kolom komentar. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Terima kasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun