Dengan ditunggu-tunggunya waktu sahur hampir diawal-awal pertama kali melakukannya penulis yang saat itu masih kecil tidak bisa tidur. Detik demi detik berganti rasa pengin sekali cepat-cepat melakukan kegiatan sahur. Saking ditunggu-tunggunya waktu sahur hampir pula penulis bolak-balok dari kamar ke ruang makan hanya untuk mecicip dikit demi dikit.Â
Dari satu suap nasi, satu suap lauk pauk, dan masih banyak lagi. Alasan selalu bulak balik sambil suap makan karena pada saat itu penulis masih takut ketinggalan waktu sahur. Sehingga untuk menyiasati supaya tidak ketinggalan maka penulis melakukan bolak balik dengan dibarengi satu suapan makanan.
Kegiatan tersebut penulis lakukan dari pulang tawarih sampai kira-kira jam 12 malam. Setelah 12 malam penulis tidak melakukan bulak balik tersebut karena perut sudah terisi dengan penuh sehingga sulit untuk bergerak atau anak zaman sekarang disebutnya mager.
Dikarenakan merasakan perasaan mager tersebut ditambah pada saat itu di jendela luar menunjukan suasana pagi yang sangat gelap dibalut dengan dingin dan berkabut membuat penulis mengantuk. Apalagi pada saat itu sepertinya sawa kamar serta kasur seperti memanggil penulis untuk berselanjar di kasur tersebut.Â
Akibat dari panggilan tersebut penulis tanpa sadar terbawa suasana tersebut dan menyerahkan tubuh penulis untuk bersandar ke kasur untuk berselanjar diatasnya. Akhirnya penulis pun setelah berada di atas kasur tersebut tertidur dengan sangat nyenyak.
Lagi nyaman-nyamannya tertidur diatas kasur tiba-tiba terdengar suara memasak dari dapur. Tentunya penulis sontak saja terbangun tetapi hanya mata saja yang sudah siap beraktifitas sedangkan badan masih menolak berakitiftias.Â
Sudah beberapa menit berlalu dengan kondisi yang sama akhirnya ayah penulis membangunkan penulis agar melakukan kegiatan sahur. Akibat masih dalam kondisi ngantuk dan kenyang membuat kegiatan sahur menjadi malas.
Walaupun malas melakukan kegiatan sahur tetapi penulis tetap menurut ajakan orang tua penulis untuk sahur. Setelah selesai melakukan kegiatan sahur penulis langsung kembali tertidur di kamar.
Setelah nyenyak tertidur puas sehabis melakukan kegiatan sahur penulis maka penulis bangun. Dikarenakan pada saat itu masih berada di waktu libur maka penulis tidak usah berangkat kesekolah. Tentunya maka seharian diawal-awal belajar puasa tersebut penulis hanya berdiam diri didalam rumah.Â
Mungkin jika tidak melakukan ibadah puasa penulis akan bermain dengan teman-teman seperti bermain bola, sepedahan, lari-larian, dan masih banyak lagi. Tetapi dengan sedang berada di melaksanakan ibadah puasa membuat penulis tidak bisa melakukan hal-hal bermain seperti biasanya.