"Benar. Perkenalkan nama saya David," David langsung memberi salam kepada Ayah Tom, "Saya bekerja sebagai sutradara film iklan dan saya tertarik dengan Tom."
Seperti biasa, jika pada hari Minggu Tom selalu bangun tidur agak siang. Tapi kali ini Tom sedikit terganggu oleh suara berisik dan gaduh di luar rumah. Tom mencoba melihat asal suara lewat jendela. Tom terkejut dengan apa yang dilihat. Tampak teman-teman sekolahnya seperti Benny, Henry, Agus, Santi dan Yuli sedang berebut masuk ke dalam rumahnya. Tom buru-buru menemui mereka di ruang tamu.
"Tom cepat kemari," kata Agus yang bersama teman-teman lainnya sudah duduk di depan pesawat televisi, "Sebentar lagi kamu muncul di televisi."
Dengan ogah-ogahan karena masih sedikit mengantuk Tom ikut duduk bersama teman-temannya. Tak lama kemudian benar apa yang dikatakan oleh Agus. Wajah Tom tampil di layar kaca sebagai bintang iklan produk pasta gigi. Dengan serentak teman-teman Tom bertepuk tangan.
"Lihat, meski gigi yang di tengah ompong tapi Tom lebih tenar dari kita." Kata Yuli.
"Hey lihat!" Teriak Henry sambil menunjuk ke arah surat kabar yang di baca oleh Ayah Tom. Wajah Tom juga menghiasi lembar surat kabar satu halaman penuh dalam iklan produk yang sama.
"Tapi kenapa harus pasta gigi ya?" Tanya Santi kepada salah satu temannya.
"Itu artinya anak-anak seusia kalian harus rajin menggosok gigi." Jawab Ibu Tom sambil menyuguhkan roti bolu coklat keju yang langsung disambut antusias oleh Tom dan teman-temannya.
Kekurangan yang ada pada diri kita kadang menjadi kekuatan yang tidak dimiliki oleh orang lain.
---oOo--
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H