Mohon tunggu...
Antonius SubanKleden
Antonius SubanKleden Mohon Tunggu... Jurnalis - Saya seorang jurnalis, tinggal di Kota Kupang, NusaTenggara Timur

Saya seorang jurnalis yang sudah lama sejak tahun 1992 aktif menulis di media cetak. Saya menjadi wartawan pertama di SKM Dian di Ende Flores.. Tahun 1996 saya bergabung dengan Harian Umum Pos Kupang di Kupang. Tahun 2013 saya menjadi Pemimpin Redaksi AFBTV, sebuah televisi lokal di Kupang. Tahun 2014 saya menerbitkan majalah bulanan Kabar NTT, yang isinya tentang potensi NTT. Sejak Juni 2019 saya membuat online kabarntt.com. Saya juga mengajar jurnalistik di Kupang, memberi pelatihan jurnalistik di banyak tempat di NTT

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jokowi Sang Cahaya

31 Juli 2019   08:25 Diperbarui: 31 Juli 2019   08:39 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Dokumentasi Bangga luar biasa Christina Ambu Retang di Sumba Barat Daya bisa foto bersama Presiden Jokowi

Buktinya? Banyak! Banyak keputusan Jokowi dinilai kontroversial. Beberapa hari setelah dilantik jadi presiden 2014 lalu, Jokowi menghapus subsidi bahan bakar. Keputusan ini membakar amarah rakyat. Jokowi dituding tidak pro rakyat.

Tetapi Jokowi bergeming.  Jokowi punya alasan. Terlalu lama rakyat dihibur dengan kesenangan semu bernama subsidi. Di balik subsidi ada utang negara yang harus terus digali. 

Dan, Jokowi ingin menghentikan utang dalam itu. Dia alihkan dana subsidi dengan membangun infrastruktur skala besar yang sekarang mulai dinikmati. 

Di tubuh Pertamina, Jokowi bubarkan Petral. Bayangkan selama puluhan tahun Petral merongrong tubuh Pertamina sendiri.  Jokowi mengibaratkan Petral itu penyakit di tubuh Pertamina.

 Salah kita, salah para pendahulu adalah tidur bersama penyakit itu dan tidak mau mengatasinya. Barulah di era Jokowi penyakit ini diatasi.

Keputusan lain, membakar kapal-kapal pencuri ikan di perairan Indonesia.  Ketika memerintahkan Susi Pudjiastuti,  Menteri Kelautan dan Perikanan, menenggelamkan kapal-kapal pencuri ikan, Susi sempat gentar.

"Pak Jokowi, apa ini tidak salah? Nanti bagaimana tanggapan dunia internasional?" kata Susi.

"Tidak masalah. Mencuri itu salah. Mengapa didiamkan? Kalau mereka marah, alasannya juga jelas. Mencuri ya mencuri. Harus diberantas." Ini sikap seorang pemimpin yang punya karakter.  Punya care, peduli dengan nasib rakyat. Hasil laut luar biasa, yang kaya pencuri dari luar negeri.

Keputusannya yang juga membelakkan mata  adalah perjuangannya mendapat kembali saham Freeport, perusahaan emas raksasa di  Papua. Berpuluh tahun Indonesia hanya punya saham 9 persen. Tetapi atas perjuangan Jokowi51,2 persen saham perusahaan ini jadi milik Indonesia.

Ini tidak hanya tegas, tetapi dan terutama juga berani. Sangat berani. Jokowi tidak takut? "Berani mengambil  keputusan tajam  yang penting bagi kebaikan negeri, saya akui merupakan langkah yang sulit diambil seorang pemimpin. Hanya keteguhan kepada cita-cita luhurlah yang membuat saya berani melakukan itu" (halaman 185).

Inilah sekelumit kisah tentang Jokowi Menuju Cahaya atau Jokowi Sang Cahaya. Menurut rencana 20 Oktober 2019 mendatang duet Jokowi-Maruf Amin dilantik menjadi Presiden-Wakil Presiden Indonesia.  Lima tahun bersama Jusuf Kalla, Jokowi telah menggoreskan sejumlah prestasi mengagumkan di republik ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun