Apresiasi, kreasi, ekspresi, inovasi yang bermakna, bukan sekadar kata-kata. Tetapi, terlibat langsung dalam perjuangan di dalamnya.
(Supartono JW.16112022)
Setelah 13 sampai 30 Juli 1930, FIFA memilih Uruguay sebagai tuan rumah Piala Dunia edisi ke-1. Kini, Piala Dunia FIFA 2022 edisi ke-22 di Qatar 20 November hingga 18 Desember 2022 adalah Piala Dunia FIFA pertama yang akan diadakan di Jazirah Arab, dan di negara mayoritas berpenduduk Muslim.
Piala Dunia FIFA 2022 ini juga akan menjadi Piala Dunia FIFA kedua yang diadakan sepenuhnya di Asia setelah Piala Dunia FIFA 2002 di Korea Selatan dan Jepang.
Pada saat nanti, ingar-bingar Piala Dunia berlangsung dan dapat dinikmati oleh publik sepak bola nasional pada malam dan dini hari di Indonesia, gelaran sepak bola akar rumput di Indonesia juga terus menggeliat, terutama yang digelar oleh pihak swasta, seperti Kompetisi Liga TopSkor (LTS) di berbagai zona di Indonesia mulai dari usia 12 hingga usia 17 tahun.Â
Juga Kompetisi Indonesia Junior Soccer League (IJSL) U-10 dan U-12, serta kompetisi lainnya.
Termasuk Piala Mochammad Yana Aditya yang dihelat SSB Sukmajaya, diperebutkan dalam Kejuaraan Sepak Bola Nasional (KSN) ke-2 pada Selasa-Rabu, 29-30 November 2022 di Lapangan 328 Kostrad Cilodong, Depok, Jawa Barat, adalah salah satu bukti nyata konsistennya para peserta terpilih dalam pendidikan, pelatihan, dan pembinaan sepak bola akar rumput di Indonesia.
Proses dan keteladanan
Khusus untuk KSN ke-2, bukan kegiatan yang tiba saat tiba akal. Tetapi kegiatan yang sudah diawali proses panjang, yang selama ini diinisiasi oleh SSB Sukmajaya.
SSB Sukmajaya pun belajar dan meneladani apa yang telah dicontohkan oleh Agum Gumelar, saat itu menjabat Ketua Umum PSSI dan Ronny Pattinasarani yang ditugasi sebagai Direktur Pembina Usia Muda PSSI yang telah mengukuhkan Sekolah Sepak Bola (SSB) menjadi resmi beredar dan menjamur di Indonesia via event Kid's Soccer Tournamen 1999.
Apa yang dilakukan Agum dan Ronny dalam menghargai keberadaan SSB di Indonesia, setali tiga uang diteladani pula oleh ProArena, yang pada 2010 memberikan penghargaan kepada 10 pembina SSB di Jabotabek yang tahan banting dengan ganjaran Youth Soccer Award (YSA) dan pendiri SSB Sukmajaya juga menjadi satu di antara 10 penerima YSA tersebut.
Karena contoh-contoh baik yang pada dasarnya adalah diinisiasi oleh hati dan pikiran yang bersih, maka KSN ke-2 hanyalah meneruskan kegiatan baik dari para teladan tersebut. Terlebih, para pejuang sepak bola akar rumput di Indonesia, hingga saat ini hampir boleh dikatakan nir penghargaan dari stakeholder terkait.
Geliat mandiri
Kolaborasi Pembina SSB Sukmajaya, Bapak Mohammad Yana Aditya yang menyiapkan Piala, pendiri SSB Sukmajaya yang mengorganisir acara, rekomendasi Askot PSSI Depok dan Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Disporyata) Kota Depok yang mengizinkan kegiatan.
Berikutnya, dukungan Batalyon Infantri Para Raider 328 Kostrad Cilodong yang memfasilitasi lapangan, serta hadirnya Skor.id sebagai media olah raga terbesar di Indonesia dan Harian Radar Depok sebagai partner media, menambah kekuatan hadirnya KSN ke-2 sebagai bukti sepak bola akar rumput Indonesia, dapat terus menggeliat dengan mandiri.Â
Bila pada akhirnya ada media lain hingga media televisi yang akan ikut meliput KSN, itu adalah bonus bagi para pejuang sepak bola akar rumput.
Sebab keterbatasan berbagai hal, maka dalam KSN ke-2, selain tim juara bertahan, tim peserta yang dipilih pun masih di perwakilan provinsi yang sama.Â
Semoga KSN ke-2, sebagai bukti konsistensi keberadaan para pejuang sepak bola akar rumput pembinaan murni, dapat berjalan lancar di tengah semaraknya gempita Piala Dunia Qatar. Aamiin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H