Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat dan Praktisi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mengalirdiakunketiga05092020

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Atasi Kelemahan dan Ancaman dengan Kekuatan Diri dan Raih Setiap Peluang untuk Berhasil

12 November 2022   19:52 Diperbarui: 12 November 2022   20:44 691
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Berada dalam persaingan, tetapi memahami kelemahan-kekuatan-peluang-ancaman yang ada pada diri sendiri dan pesaing, maka yakin kita mampu bertarung dan bersaing.

(Supartono JW.12112022)

Setiap langkah yang akan dilakukan, kita wajib memahami kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Bukan asal, tiba saat, tiba akal. Hasilnya akan signifikan, maksimal, sesuai tujuan dan sasaran.

(Supartono JW.12112022)

Melangkah dan berbuat hal benar dan baik apa pun, bila dilakukan dengan hati dan pikiran cerdas dan bersih, dengan proses yang halal, benar, dan baik, maka kegagalan dan kepahitan pun akan tetap kita syukuri karena hasil dari langkah kaki sendiri, apalagi bila berhasil. 

(Supartono JW.12112022)

Bila selama ini kita membaca atau menonton atau mendengar tentang pernyataan terstruktur, sistemik, terorganisir, terukur, terprogram, terskenario di media massa di televisi, maka itulah perbuatan/kegiatan/pekerjaan/bisnis dan lain sebagainya yang dilakukan oleh orang-orang terdidik, oleh lembaga, instansi, oleh instiusi, hingga oleh parlemen dan pemerintah, baik yang akibatnya bermaslahat atau sekadar membawa mudarat. 

Pun selalu dilakukan oleh orang-orang atau pihak yang licik. Tujuannya juga untuk kepentingan dan keuntungan diri sendiri dan pihaknya, sudah lazim.

Ilustrasi pribadi
Ilustrasi pribadi
Langkah ilmiah

Tentang terstruktur, sistemik, terorganisir, terukur, terprogram, terskenario, tentulah
bentuk kegiatan/perbuatan/pekerjaan/dll, yang semua langkahnya dimulai dengan memahami dan memikirkan latar belakang, identifikasi masalah dan persoalan yang ada, dan yang akan dihadapi. Itu adalah langkah ilmiah.

Ada pembatasan masalah dan persoalan kegiatan agar kita tidak repot sendiri. Lalu, kita tetapkan tujuan. Kita tetapkan sasaran. Bagaimana langkah-langkah prosesnya untuk mencapai tujuan dan sasaran dengan memahami masalah dan persoalan yang sudah teridentifikasi. 

Kata lainnya, agar langkah perbuatan/kegiatan/pekerjaan/bisnis dan lain sebagainya dapat tercapai sesuai tujuan dan sasaran, maka kita wajib menganalisis apa kekuatan yang kita miliki. 

Apa kelemahan yang ada pada diri kita. Seberapa besar peluang untuk kita berhasil mencapai tujuan dan sasaran? Dan, kira-kira, untuk mencapai tujuan dan sasaran, apa ancaman yang akan menghambat/menggangu/menggagalkan tercapainya tujuan dan sasaran tentang perbuatan/kegiatan/pekerjaan/bisnis dan lain sebagainya?

Analisis SWOT

Mengapa banyak Grup Kekeluargaan, Grup Paguyuban, Perusahaan, Sekolah, Kampus, Instansi, Institusi, hingga partai politik dan lainnya masih dapat bertahan, dapat bernafas, dan terus menjalankan langkah aktivitasnya, hingga selalu dapat mencapai tujuan dan sasaran perbuatan/kegiatan/pekerjaan/bisnis dan lain sebagainya? 

Jawabnya, mereka tentu menjalankan aktivitas kegiatannya dengan cerdas.(baca: ada yang sampai licik). Sebelum melangkah dan saat melangkah, semuanya dilakukan dengan langkah dan tindakan ilmiah yang terukur, penuh perhitungan. Mereka sudah tentu menggunakan analisis SWOT.

SWOT adalah singkatan dari Strength, Weakness, Opportunities, dan Threats, merupakah alat sederhana dalam manajemen, namun sangat membantu setiap perbuatan/kegiatan/pekerjaan/bisnis dan lain sebagainya

Lalu apa pengertiannya? Strength=Kekuatan.Weakness=Kelemahan. Opportunities=Peluang, dan Threats=Ancaman.

Lebih tajam lagi, dalam SWOT ada yang disebut faktor internal dan eksternal. Untuk faktor internal adalah Strength dan Weakness. Lalu,  Opportunities dan Threats menjadi faktor eksternal. Tetapi Threats yang berbahaya, justru bila yang muncul dari internal, duri dalam daging, musuh dalam selimut.

Dengan memahami SWOT, lalu menganalisisnya, maka perbuatan/kegiatan/pekerjaan/bisnis dan lain sebagainya dapat menjadi modal perencanaan, strategi, taktik, intrik, hingga sebagai alat tolok ukur dan evaluasi.

Kendati selama ini SWOT lebih familiar untuk kalangan bisnis, organisasi, perusahaan, instansi, institusi, sekolah, kampus, dll, namun sejatinya SWOT dapat digunakan pada pribadi kita sendiri dalam pengembangan diri, karir, dan sebagainya.

SWOT pertama kali diperkenalkan oleh Albert S Humphrey pada tahun 1960-an dalam memimpin proyek riset di Stanford Research Institute yang menggunakan data dari perusahaan-perusahaan Fortune 500.

Untuk membuat analisis SWOT, setiap pihak yang akan melangkah melakukan perbuatan/kegiatan/pekerjaan/bisnis dan lain sebagainya, wajib memahami: 

1) Strength yaitu kelebihan atau kekuatan suatu yang dimiliki, yang dapat memberikan keuntungan dibanding dengan pesaing. Secara mudah Kekuatan bisa di maksudkan dengan apa yang saat ini kita lakukan atau miliki sudah benar dan baik?

Seperti merek produk atau perusahaan atau nama Grup dll, posisinya kuat di ranahnya atau di levelnya, dibandingkan dengan pesaing? Apa lokasinya juga cukup kuat dan siginifikan mendukung?

Berikutnya, apa orang-orang yang ada dalam gerbong, sumber daya manusia (SDM)nya mendukung karena kompeten, profesional. Struktur kepemimpinan, manajemen, atau keorganisasian kuat dan hebat secara teknik dan non teknik?

Kekuatan ini wajib sangat diperhitungkan, agar sasaran dapat tercapai sesuai tujuan.

2) Weakness (Kelemahan), yaitu mengetahui karakteristik kelemahan diri (internal), dibandingkan dengan pesaing. Wajib jujur terhadap diri sendiri. Kelemahan SDM dari pendidikan, pengalaman, kompetensi. Kelemahan tekinik. Kelemahan non teknik. Kelemahan manajerial. Kelemahan struktur kepemimpinan atau keorganisasian. Dll.

Intinya, terhadap kelemahan wajib jujur. Tegas dan sadar diri bahwa lemah di salah satu sisi atau dua sisi atau banyak sisi. Sebab, kelemahan yang disadari, teridentifkasi, dan segera dievaluasi, diperbaiki, akan bertumbuh menjadi tambahan strength atau kelebihan atau kekuatan baru dan terbarukan. Otomatis akan sangat signifikan dalam membantu mencapai sasaran sesuai tujuan.

3) Opportunities (Peluang), yaitu mengetahui apa peluang dari langkah yang disasar sesuai tujuan. Apakah ada pengembangan ide baru yang kreatif dan inovatif sehingga menjadi daya tarik dari sasaran dan tujuan langkah kita? Apakah ada kesempatan expansi dari pangsa pasar? Dari tradisional ke moderen. Dari moderen tambah moderen dan canggih sesuai perkembangan zaman? 

Dengan menyadari kekuatan dan kelemahan yang kita miliki, maka kita hendaknya dapat mempeetahankan, meningkatkan, dan memgengembangkan peluang-peluang untuk lebih maju dan berhasil dengan konsisten mempertahankan  merek/branding, misalnya dengan kemasan/packaging yang lebih segar/fresh dalam hal apa pun agar terus dapat bertahan dan bersaing, serta selalu merebut peluang, menjadi role model (panutan)

4) Threats (Ancaman). Menyadari, memahami, jujur, sadar diri atas apa yang menjadi kekuatan. Apa yang lemah. Lalu, tahu bagaimana konsisten mempertahankan, menciptakan, dan mengembangkan peluang, maka kita juga tentu akan awas dan hati-hati dengan ancaman. 

Ancaman akan datang dari berbagai penjuru arah. Ancaman bisa muncul dari faktor ekternal, tetapi yang paling membahayakan adalah yang muncul dari internal. Sebab, dia adalah penghambat atau musuh dari dalam kelompok sendiri, yang justru sering tidak kita sadari. Bahayanya akan merusak struktur, keorganisasian, kekeluargaan, dan tentunya akan menjadi penghambat utama tercapainya sasaran sesuai tujuan.

Selain faktor internal, ancaman juga pasti akan ada dari faktor ekternal, seperti pesaing. Lalu, peraturan dan perundang-undangan negara, kebijakan pemerintah, kondisi politik, kondisi dunia, wabah penyakit dan lainnya. Baik ancaman dari internal mau pun ekternal, keduanya sangat berpotensi membahayakan tercapainya sasaran sesuai tujuan.

Waspada, berada dalam persaingan, tetapi memahami kelemahan-kekuatan-peluang-ancaman yang ada pada diri sendiri dan pesaing, maka yakin kita mampu bertarung dan bersaing.

Sadari, melangkah dan berbuat hal benar dan baik apa pun, bila dilakukan dengan hati dan pikiran cerdas dan bersih, dengan proses yang halal, benar, dan baik, maka kegagalan dan kepahitan pun akan tetap kita syukuri karena hasil dari langkah kaki sendiri, apalagi bila berhasil. 

Camkan, setiap langkah yang akan dilakukan, kita wajib memahami kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Bukan asal, tiba saat, tiba akal. Hasilnya akan signifikan, maksimal, sesuai tujuan dan sasaran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun