Ketiga, mampu menentukan pilihan prioritas dari beberapa alternatif langkah dan tindakan, sehingga tidak merugikan diri dan pihak lain.
Keempat, orang yang bertanggungjawab akan melakukan apa yang sudah diucapkan, dirumuskan, direncanakan, dll, apa yang sudah dinyatakan (pernyataan), apa yang menjadi komitmen, apa yang sesuai dengan langkah, perjanjian/kontrak, dll.
Kelima, komunikasi menjadi sarana utama dalam rangka pembuktian tanggungjawab dalam bentuk kegiatan/pekerjaan apa pun. Sehingga, orang yang bertanggungjawab, pasti akan cerdas berkomunikasi, tidak bebal/masa bodoh/licik untuk menghindari tanggungjawab dengan tidak ada komunikasi (lisan/tertulis).
Keenam, jiwanya melayani, bukan dilayani, mau enak sendiri.
Ketujuh, berani mengatakan yang salah adalah salah, yang benar adalah benar, sesuai fakta dan obyektivitas masalah. Tidak asal membenarkan. Tidak asal menyalahkan.
Kedelapan, akan selalu menjadi pendengar dan pembaca yang benar dan baik. Menerima kritik, saran, masukan untuk perbaikan dan kebaikan.
Kesembilan, karakternya mudah meminta maaf bila melakukan kesalahan, mudah berterima kasih bila sudah dibantu, dimudahkan, dan tidak malu meminta tolong bila benar butuh pertolongan.
Kesepuluh, akan selalu peduli, tahu diri, punya empati-simpati, punya rasa memiliki dan militansi, santun, membumi, rendah hati.
Kesebelas, karakternya tegas. Tidak akan membiarkan orang tidak bertanggungjawab dekat atau bergabung dalam lingkup pekerjaan atau kegiatannya, agar tidak merusak keutuhan dan kebersamaan dan menghambat tujuan.
Keduabelas, selalu memiliki sikap menghormati dan menghargai aturan.
Ketigabelas, sangat mudah memberi apresiasi dan penghargaan sesuai obyektivitas, bukan karena suka tidak suka, apalagi hanya untuk mencari muka.