Alhamdulillah, Panduan Menjadi Penonton Sepakbola yang Benar, tersusun. Atas dasar permohanan dari Pusat Pengelolaan Komplek Gelora Bung Karno (PPKGBK), akibat peristiwa suporter sepakbola nasional yang hadir menonton di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) yang kini telah menjadi stadion termegah di Indonesia dan dunia, dengan tidak etis memerlakukan tempat duduk penoton sambil berdiri di atas bangku atau duduk di sandaran bangku yang sudah singel seat, saya susun makalah sederhana ini.
Mengingat belum adanya panduan menonton sepakbola yang dapat dijadikan acuan untuk penonton sepakbola Indonesia, maka hadirnya kembali SUGBK setelah direnovasi, menjadi momentum yang tepat untuk mencerdaskan penonton Indonesia agar dapat menjadi penonton yang benar di dalam stadion dengan diawali dari praktik menonton di SUGBK.
Makalah ini, penulis susun secara komprehensip, mulai dari persiapan menonton, perjalanan menuju stadion, sikap di dalam stadion, hingga kepulangan menuju rumah dengan sehat dan selamat.
Dengan adanya makalah yang berisi panduan penonton ini, diharapkan seluruh suporter sepakbola nasional khususnya dan dunia pada umumnya, dapat memahami dengan benar tata cara menjadi penonton sepakbola yang baik saat hadir di stadion.
Dengan pemahaman atas tata cara menjadi penonton yang baik, maka pertandingan sepakbola dari berbagai aspek akan digaransi aman. Jauh dari sikap anarkis suporter, lingkungan di seputar dan di dalam stadion nyaman. Sarana dan prasarana stadion terutama tempat duduk akan diperlakukan dengan benar oleh suporter, dan dengan sendirinya suporterpun terlibat sebagai tim kemaanan untuk dirinya sendiri, suporter tim, suporter lawan, keamanan stadion dan prasarana, serta keamanan lingkungan sekitar stadion.
Depok, 5 Februari 2018
Drs. Supartono, M.Pd.
Pengamat pendidikan nasional, pengamat sepak bola nasional.
PESSI, masih saya simpan, bila PSSI membutuhkan, silakan
Dari rintisan makalah yang saya tulis berisi panduan untuk kebutuhan PPKGBK dalam mengatasi dan menyelematakan SUGBK  dari suporter kampungan, ujungnya saya tawarkan PROGRAM  EDUKASI SUPORTER SEPAK BOLA INDONESIA (PESSI) kepada Direktur Utama PPKGBK, namun  Direktur Utama PPKGBK saat itu, menjawab bahwa tugasnya hanya menyelematkan SUGBK dan fasilitas lain di lingkungan PPKGBK dari tindakan suporter  yang salah dan merusak. PESSI adalah program mencerdaskan suporter Indonesia yang seharusnya memang dijalankan untuk mengedukasi suporter sepak bola nasional, suporter klub dari hulu ke hilir, dan penanggungjawabnya adalah PSSI, bukan PPKGBK.Â
Atas jawaban itu, mengingat saya hanya diundang dalam kapasitas sebagai nara sumber untuk kepentingan penyelamatan SUGBK, saya pun hanya bisa bersyukur, telah menyumbangkan pikiran dalam menyelamatkan SUGBK, Stadion terbesar, megah bersejarah, di Indonesia dan dunia dari tindakan suporter kampungan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H