Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat dan Praktisi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mengalirdiakunketiga05092020

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Di Mana DPS PSSI? Suporter Kampungan Terus Dibiarkan Merusak, Menjadi Lahan Komdis PSSI Meraup Ratusan Juta

16 Agustus 2022   00:53 Diperbarui: 16 Agustus 2022   08:00 537
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Apakah Divisi Pembinaan Suporter (DPS) PSSI itu ada? Bukan sekadar Divisi-Divisian dan sekadar Divisi tempelan? Bila memang ada, mengapa tidak nampak program dan kegiatan yang signifikan dilakukan, hingga kali ini saya tulis artikel dengan judul: Di Mana Divisi Pembenaan Suporter PSSI? Suporter Kampungan Terus Dibiarkan Merusak, Menjadi Lahan Komdis PSSI Meraup Ratusan Juta. 

Pekan pertama hingga pekan keempat BRI Liga 1, suporter kampungan terus ada

Apa sih kampungan itu? Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata kampungan adalah berkaitan dengan kebiasaan di kampung,  terbelakang (belum modern),  kolot, tidak tahu sopan santun, tidak terdidik, kurang ajar.

Meski usia PSSI menjelang 93 tahun, dan sepak bola dunia mengakui bahwa suporter sepak bola Indonesia menakjubkan, terutama dari segi kuantitas. Namun, secara kualitas, suporter sepak bola Indonesia, pada umumnya masih dihuni para suporter yang datang ke Stadion membawa kebiasaan di kampung yang tidak baik. Masih terbelakang memahami bagaimana bersikap dan bertindak menjadi suporter yang benar dan baik (moderen), masih banyak yang perilakunya kolot, tidak ada sopan santun, nampak tidak pernah terdidik, dan sering berbuat kurang ajar, sampai berbuat anarkis yang menimbulkan kerusakan berbagai fasilitas, bikin rusuh, hingga membuat jatuh korban jiwa. Bila meruntut  lagi ke belakang, kasus suporter kampungan di Indonesia ini, catatannya terus memprihatinkan.

Namun khusus di BRI Liga 1 Pekan pertama hingga Pekan keempat, suporter kampungan ini masih bisa hadir dan bebas berbuat kampungan di dalam Stadion, ke mana dan di mana DPS PSSI?

Terbaru, Senin malam (15/8/2022),sejatinya saya ingin menjadi saksi dari laga penutup pekan keempat Kompetisi BRI Liga 1, menonton secara langsung ke Stadion Pakansari, Cibinong, Bogor. Sebab alasan cuaca, saya pun mengurungkan niat berangkat. Jadilah, saya hanya menonton laga antara RANS Nusantara versus PSM Makasar via media siaran langsung berbayar. Sepanjang laga seru, yang sempat dihentikan karena lapangan tergenang air akibat guyuran hujan deras, berkali-kali kameramen siaran berbayar menyorot ke arah suporter yang ternyata masih kampungan. Kontras dengan beberapa suporter moderen yang cerdas intelegensi dan personality.

Para suporter kampungan itu, terus tanpa berdosa dan merasa bersalah, ada yang berjingkrak melakukan atraksi dukungan dengan berdiri di atas bangku single seat. Ada yang duduk di senderan bangku  single seat dan kakinya menginjak dudukan bangku. Ada pula yang duduk di bangku single seat, kakinya ditangkringkan ke senderan bangku di depannya.

Catatan saya, sejak laga pekan pertama BRI Liga 1, perilaku suporter kampungan ini terus ada hampir di setiap laga dan tersorot kamera televisi dalam siaran langsung. Bahkan, perilaku suporter kampungan bukan hanya terjadi di dalam Stadion, di Tribun Penonton, tetapi juga ada tindakan anarkis dan rusuh yang sampai menimbulkan korban jiwa. Kerusuhan suporter yang terjadi pada Senin 25 Juli 2022 lalu di Yogyakarta, terjadi saat rombongan suporter dari Solo hendak menuju ke Magelang untuk menyaksikan pertandingan antara Persis Solo melawan Dewa United di Stadion Moch Soebroto. Korbannya adalah salah satu suporter PSS Sleman atas nama Tri Fajar Firmansyah. Tri Fajar meninggal dunia pada Selasa, 2 Agustus 2022 sekitar pukul 14.00 WIB di RSPAU Hardjolukito. Dari peristiwa akibat suporter kampungan, BRI Liga 1 2022/2023, Pekan Pertama langsung ada korban jiwa. Berikutnya, dari Pekan Pertama hingga Pekan Keempat pun Suporter KAMPUNGAN terus ada di setiap laga.

Suporter kampungan tinggalkan citra buruk Piala AFF U-16 2022, bagaimana event lain?

Setali tiga uang dengan suporter kampungan dalam BRI Liga 1, suporter kampungan Indonesia juga ternyata menghiasi Piala AFF U-16 2022 yang berlangsung di Indonesia. Saat Timnas Indonesia U-16 berhadapan dengan lawan yang melakukan tindakan licik, melakukan provokasi, mengulur waktu dengan pura-pura cidera, maka suporter kampungan pun tak tercegah dalam aksinya melemparkan barang-barang terlarang ke arah lapangan yang mengarah ke pemain lawan Garuda Belia. Suporter kampungan juga tidak lupa menyalakan suar (flare), meski di luar Stadion.

Miris, laga sekalas Piala AFF, suporter masih bisa lolos membawa barang-barang berbahaya ke dalam stadion dan masih juga dibiarkan menyalakan api. Ke mana juga DPS PSSI, itu? Bagaimana kira-kira dengan event-event lain termasuk Piala Dunia U-20 2023 yang akan digelar di Indonesia, bila para suporter kampungan masih terus dibiarkan lolos dan berkeliaran di lingkungan luar dan dalam stadion?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun