Ini semua terjadi, karena dari tahun ke tahun, persoalan ini tak pernah diperbaiki oleh PSSI.
Bila PSSI akan terus abai pada wadah sepak bola akar rumput, abai pada pendidikan pesepak bola yang standar, abai pada persoalan TIPS, maka, meski Indonesia banyak memiliki pemain berbakat,Â
tak akan cukup siginifikan bila hanya sekadar menyamai Timnas Vietnam atau Timnas Thailand yang masih lingkup Asia Tenggara. Sepak bola moderen bukan hanya mengandalkan bakat.
Psikotes wajib bagi calon pemain Timnas
Sebab PSSI mengabaikan wadah sepak bola akar rumput termasuk di dalamnya pendidikan dan pelatihan TIPS yang berjenjang dan berkesinambungan bagi para pesepak bola, maka para pelatih lokal mau pun asing yang ditunjuk atau dipercaya mengampu Timnas, tentu akan berupaya membikin pasukannya cerdas TIPS.Â
Semisal, mengapa sebagai pelatih lokal, Â Indra Sjafri malah bisa mempersembahkan Medali Perak di SEA Games 2019? Mengapa pelatih asing macam Luis Milla hanya mampu persembahkan Medali Perunggu di SEA Games 2017. Lalu, STy juga Medali Perunggu di SEA Games 2021?
Ternyata bila mengikuti jejak digital tentang Timnas di SEA Games, khusus Indra Sjafri, sebelum memastikan pemain dinyatakan fix menjadi skuad Timnas,Â
Indra menerapkan standar rekrutmen pemain yang baku, yaitu ada psikotes, tes kesehatan, dan fisik. Bila dinyatakan memenuhi kriteria dan standar, maka pemain baru dinyatakan menjadi bagian dari skuad Timnas. Sesudah itu, dalam proses TC pun masih diterapkan sistem degradasi dan promosi pemain.
Bahkan, di luar itu, saat Indra membesut Evan Dimas dan rekan, Indra wajib tahu dan memahami profil teknis, profil medis, dan profil psikologi para pemain yang dipilih. Malah ditambah adanya ahli metafisika yang turut dilibatkan. Selain itu, Indra juga melakukan komunikasi dengan keluarga pemain.
Apa yang dilakukan oleh Indra, saya sebut sebagai upaya potong kompas, karena persoalan TIPS pemain memang selalu diabaikan pendidikan dan pembinaannya oleh PSSI.Â
Cara potong kompas Indra pun saya sebut berhasil. Itulah yang selama ini saya sebut sebagai pelatih yang paham pedagogi, sehingga cikal bakal TIPS pemain hingga perkembangannya dipahami oleh pelatih.