Maka, jangan harap lahir pemain nasional yang kompeten dan cerdas TIPS. Lihat, sekolah formal dan kampus formal unggulan yang memenuhi syarat dan terakreditasi di Indonesia saja banyak. Tapi secara umum pendidikan di Indonesia terus tercecer dan terpuruk.
Apalagi wadah sepak bola akar rumput di Indonesia, yang tak ada satu pun terakreditasi. Bagaimana bisa berharap Timnas bisa berprestasi. Bahkan, bila PSSI sampai mengakreditasi keberadaan wadah sepak bola akar rumput yang dianggap mewakili dan dapat jadi contoh di Indonesia, apakah itu bukan mustahil?
Ada kompetisi resmi yang dihelat PSSI bernama Piala Soeratin. Siapa yang akhirnya membiayai kesertaan tim hingga babak final nasional? PSSI hanya jual dan cari nama, siapa yang jadi kambing hitam dan korban dalam hal biaya dan anggaran?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H