Sayang, orang-orang yang lahir ke dunia lalu mendapat bekal agama dan pendidikan demi perkembangan dirinya agar menjadi orang yang cerdas, cermat, dan tangkas, ternyata harus ada.yang terjangkit penyakit licik.
Saya sebut licik sebagai penyakit, sebab orang yang aslinya tak ada bakat atau keturunan licik, akhirnya menjadi ikutan licik karena pengaruh di lingkungan keluarganya, lingkungan masyarakat, dan pengaruh keteladanan orang-orang yang disebut kelompok elite di negeri ini, tapi terus mewarisi budaya licik secara turun menurun.Â
Mengapa orang cerdas, cermat, dan tangkas akhirnya terjerumus menjadi orang licik atau penjahat?
Cerdas saja tak cukup untuk sukses
Orang menjadi licik tentu ada alasan. Semisal para wakil rakyat, kok harus sampai melakukan tindakan KKN. Karena untuk menjadi wakil rakyat butuh modal awal. Bahkan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengatakan hampir 92 persen calon kepala daerah yang tersebar di seluruh Indonesia dibiayai oleh cukong. Timbal baliknya, kepala daerah terpilih akan membalas ke para cukong dengan tindakan yang membahayakan, yaitu melahirkan korupsi kebijakan terkait perizinan. Lalu, korupsi uang dan lainnya.
Para kepala daerah pun harus putar otak untuk membayar kewajiban ke partainya, maka jalan licik pun ditempuh. Padahal, mereka tentu orang-orang yang cerdas, cermat, dan tangkas, lho.
Tapi bagaiamana mereka akan disebut sukses bila tak mampu membayar kewajibannya? Tidak mampu kaya, dan lainnya?
Karenanya, terbukti bahwa tidak sedikit orang cerdas yang sulit mendapatkan kesuksesan seperti yang menimpa para wakil rakyat, elite partai, dan rakyat jelata. Â Untuk memenuhi ambisi agar dianggap sukses, maka cara licik pun ditempuh.
Mereka mau sukses yang instan, potong kompas, karena sudah banyak yang meneladani, bahkan sudah dijadikan adat dan tradisi. Mau sukses, tetapi tidak gigih berusaha dan kerja keras atau tidak ada dukungan, maka jalan licik dan jahatlah yang ditempuh.
Rezim cerdas, cermat, tangkas, atau licik?
Atas segala hal yang kini terjadi di negeri ini, mengapa rakyat jelata yang baik banyak yang beralih menjadi penjahat dan orang licik? Padahal Indonesia dikenal oleh bangsa dunia sebagai negara yang memiliki kekayaan alam dan segala isinya. Sampai-sampai ada orang yang menyebut situasi di negeri ini untuk rakyat jelata, bak tikus mati di lumbung padi?