Di depan bench pemain Sukmajaya FC, pemain belakang Red Star FC jelas-jelas mendorong pemain Sukmajaya FC hingga terjatuh, Asisten wasit yang di depan mata, tetap tak mengangkat bendera.
Waktu belum usai, wasit meniup pluit usai laga?
Akibat blunder yang dilakukan sendiri sepanjang laga, wasit pun ujungnya membikin blunder yang sangat fatal karena merasa tertekan sendiri. Babak kedua belum sampai 30 menit, belum lagi banyak waktu terhenti karena lawan mengulur waktu dengan diving pura-pura cidera, seharusnya juga ada waktu tambahan bila waktu sudah menunjuk 35 menit, ini Si wasit malah meniup pluit tanda babak kedua usai.Â
Kejadiannya persis, setelah wasit menghentikan laga  saat keuntungan sedang di pegang Sukmajaya FC. Sukmajaya FC sedang menyerang dan memasuki area kotak pinalti Red Star FC, tiba-tiba wasit hentikan laga karena ada pemain Red Star FC tergeletak dan diving. Luar biasa ini wasit.
Lucunya, setelah itu, karena pemain Sukmajaya FC langsung memprotes, wasit justru meniup pluit dan menyatakan babak kedua usai. Kapten tim Sukmajaya FC pun meminta melihat jam di tangan wasit, tapi wasit langsung meriset waktu. Lalu, meninggalkan lapangan.
Kejadian lucu pun bersambung, kedua ofisial tim, baik Sukmajaya FC dan Red Star FC pun menyambangi Meja IP. Wasit dan asisten langsung masuk ke ruang ganti. Kedua ofisial pun menunjukkan bukti bahwa babak kedua belum sampai 30 menit.
IP pertandingan pun masuk ke kamar ganti wasit. Kesimpulannya wasit mengaku salah. Dan laga dilanjutkan tetapi hanya 4 menit, bukan lebih dari 5 menit dan tak ada tambahan waktu. Tetapi 4 menit versi wasit, waktu babak kedua tersisa 2 menit, tambahan waktu 2 menit. Luar-luar biasa kejadiannya.
Sukmajaya FC tak ambisi
Saat melakukan protes lisan baik kepada Komisi Pertandingan, maupun Ketua Kompetisi, penanggungjawab Sukmajaya FC, hanya meminta, panitia mengevaluasi kinerja wasit yang sangat merugikan tim. Terutama, dengan wasit model seperti itu, entah lisensinya apa dan sudah punya pengalaman apa, yang paling membahayakan adalah, permainan jadi keras dan sangat rentan menimbulkan keributan antar pemain dan ofisial.
Dalam setiap turun dalam kompetisi resmi internal PSSI Depok, Sukmajaya FC Â tak pernah ambisi. Terpenting pertandingan berjalan lancar, normal, tak ada wasit yang memihak. Persoalan lapangan yang tak representatif, tak jadi soal. Tetapi keberadaan wasit yang tak berkualitas, menghancurkan laga yang seharusnya sportif dan menarik.
Sukmajaya FC pun meminta ada tindakan dan hukuman terhadap wasit tersebut, sesuai pelanggaran yang sangat fatal.