Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat dan Praktisi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mengalirdiakunketiga05092020

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Terima Kasih Pahlawan, Maaf Baru Bisa Membalas Hanya Kibarkan Bendera Merah Putih

1 Agustus 2021   21:14 Diperbarui: 1 Agustus 2021   21:51 1140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Begitu pun di setiap jalan masuk kampung/desa/gang/kantor/gedung/instansi/institusi dll, Bendera,  Gapura, hingga umbul-umbul dan hiasan lain sudah berdiri tegak penuh warna dominan Merah dan Putih.

Bahkan, pesta rakyat dalam bentuk lomba-lomba malah sudah dimulai di bulan Juli, hingga akhirnya ada panggung-panggung apresiasi sebagai penutup perayaan pesta HUT RI, yang biasanya ditulang punggungi oleh Karang Taruna RT, RW, Kelurahan dan seterusnya. Pangung 17 Agustus ini pun ada yang masih digelar di bulan September karena masalah waktu dan sebagainya.

Namun, sebelum pandemi corona datang menyerang dunia dan Indonesia, pesta rakyat Indonesia menyambut HUT RI ini, teridentifikasi di beberapa tempat dan daerah mulai luntur. Banyak sekali faktor yang menjadi penyebab, hingga ada pandangan yang menyebut rasa nasionalisme rakyatlah yang sejatinya luntur. Apakah lunturnya rasa dan sikap nasionalisme rakyat karena sebab dari rakyatnya sendiri? Atau ada sebab lain?

Meski NKRI sedang ada PPKM Level 4 yang akan berlanjut atau tidak sebab corona juga belum dapat dijinakkan, rasanya mengibarkan Merah Putih di depan rumah masing-masing bukan hal yang sulit, tetapi nyatanya hal ini pun banyak tak nampak. Jalan-jalan, gang, depan rumah warga dll, masih belum banyak yang mengibarkan Sang Merah Putih.

Imbauan dari Pemerintah Pusat, Pemprov, Bupati atau Wali Kota, rasanya sudah tak mempan. Apa berhenti di tingkat Kecamatan atau Kelurahan atau RW atau RT? Di mana yang berandil hingga di depan rumah warga masih sepi pengibaran Merah Putih?

Padahal selain imbauan mengibarkan Merah Putih serentak sejak 1-31 Agustus 2021, pemerintah juga telah meluncurkan logo dan tema untuk perayaan HUT ke-76 RI yang jatuh pada 17 Agustus 2021 mendatang dengan tema Indonesia INDONESIA TANGGUH, INDONESIA TUMBUH. Selain itu juga ada penjelasan filosofi logo, makna logo, tipografi logo, dan warna.

Yang jadi pertanyaan, kira-kira apakah selama ini telah dipikirkan, telah dievaluasi, dan telah direfleksi oleh khususnya pemerintah pusat tentang sikap masyarakat yang kurang peduli lagi terhadap himbauan mengibarkan Merah Putih sejak 1-31 Agustus? Karena pengibaran Merah Putih di depan rumah warga banyak sekali yang bolong-bolong alias Merah Putih tak dikibarkan?

Belum lagi, meski ada Pasal Peraturan tentang tata cara pengibaran Merah Putih dan hukumannya bagi yang melanggar, ternyata hingga saat ini pun, hampir tak ada berita tentang rakyat yang tak dihukum karena tak mengibarkan Merah Putih di depan rumahnya yang hikumnya wajib saat tanggal 17 Agustus.

Rasanya, semakin ke sini, logo dan tema HUT RI, hanya menjadi sekadar slogan bagi rakyat. Karena faktanya, logo dan tema HUT RI, seolah tak membumi dan tak menyatu dengan rakyat. Terlebih, rakyat masih kental merasakan ketidaksejahteraan dan ketidakadilan sesuai amanah Pembukaan UUD 1945, padahal mau 76 tahun lepas dari penjajah kolonialisme. Dan, sekarang pun rakyat banyak yang merasakan masih dijajah, malah lebih berat dari penjajah kolonialisme. Siapa yang sekarang menjajah?

Lunturnya nasionalisme, tak ada evaluai dan tindakan!

Tidak disiplinnya terhadap pengibaran Merah Putih, dari tahun ke tahun di rumah warga, sebagai salah satu indikator lunturnya rasa nasionalisme, selama ini nyatanya juga tak menjadi pembahasan dan evaluasi pemerintah. Sehingga, sikap abai dan tak tanggungjawab serta rasa nasionalisme pun kian tumbuh subur dan berpandemi, menular ke warga lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun