Mendidik dan membina pemain usia dini dan muda ada teori dan tekniknya, di mana teori dan tekniknya juga wajib dipelajari secara formal, sebab pembina dan pelatih=guru.
Cara Mancini, sangat tepat ditiru oleh semua jenjang tim sepak bola untuk membuat mental pemain tetap terjaga dan terus naik tingkat kepercayaan dirinya.
Di Indonesia, banyak sekali pemain muda sampai timnas senior yang langsung layu ketika bergabung atau dipanggil tim tingkat kota/kabupaten/provinsi hingga timnas, sebab cara pendidikan dan pembinaan oleh pelatih sebelumnya berbeda, pun posisi bermain juga diubah-ubah. Sudah begitu, karena tak paham pedagogi, bahkan pelatih sampai dengan terang-terangan di dalam skuatnya ada pemain utama; pemain lapis dua, pemain grade A, grade B dan lain sebagainya.
Lihat Mancini! Karena dia sendiri yang memilih, 26 pemain terbaik Italia yang kini masuk skuat Gli Azzurri, dia sebut semuanya starter. Mental pemain pun terjaga, kepercayaan diri pemain pun terus tergaransi. Sebab, persoalan siapa dari 26 pemain yang diturunkan, itu adalah masalah kesempatan sambil membaca siapa lawan dan bagaimana kekuatannya, maka mana dari 26 starter yang akan dikasih kesempatan merumput.
Luar biasa, memilih dan memasukkan 26 pemain dalam skuat timnas Italia, tak ada pemain cadangan, semua pemain utama, semua starter bagi Mancini.
Semoga, di laga 16 besar, 26 pemain starter Italia, siapa pun yang akan diberikan kesempatan merumput mampu membayar kepercayaan Mancini yang telah merekrutnya dalam timnas Italia sebagai 26 pemain starter.
Apa pun hasil selanjutnya Italia di Euro 2020, kelak 26 pemain pilihan Mancini, akan kembali ke klub dan keluarganya dengan kepala tegak, mental yang tetap terjaga, kepercayaan diri yang tinggi, dan signifikan pada standar permainan yang kualitas di klubnya, karena dijaga dan ditingkatkan kualitas kemampuan tekniknya, intelegensinya, personalitinya, dan speednya (TIPS) oleh Mancini di timnas Italia, tetap menjadi pemain utama.
Bukan menjadi pemain pelengkap demi memenuhi syarat dan kuota, bukan sebagai teman untuk latihan, teman tidur, penghuni bench pemain, apalagi pengisi tribun penonton.
Tim tingkat kota, kabupaten, provinsi, hingga timnas di Indonesia, bila mau bicara prestasi, boleh ikuti cara Mancini. Ambil semua pemain terbaik di kotanya, kabupatennya, provinsinya, dan di Indonesia. Maka, semua pemain adalah starter.
Dan, harus liat kondisi, jangan memaksakan diri. Bila pemain terbaik di kotanya, kabupatennya, provinsinya, hingga timnas Indonesia kualitas pemainnya belum sesuai standar, apa yang harus diperbaiki? Jelas, organisasinya, pembinaan, pelatihan, hingga kompetisinya, dong?
Bukan harus dengan cara instan, comot pemain naturalisasilah, comot pemain dari daerah lain lah. Ayo, perbaiki. Cara Mancini sudah terbukti!