Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat dan Praktisi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mengalirdiakunketiga05092020

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Fakhri Husaini: Apakah PSSI Pernah Memberikan Award untuk Sepak Bola Akar Rumput?

6 Januari 2021   16:48 Diperbarui: 6 Januari 2021   17:12 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Supartono JW

Respon atas artikel "Mengapa PSSI dianugerahi AFC Grassroots Charter" Rabu (6/1/2021), ternyata sesuai dengan apa yang saya bayangkan. Tak kurang, profesor sepak bola Indonesia dan mantan Direktur Teknik PSSI Danurwindo, lalu mantan pelatih Timnas Indonesia U-16 dan U-19, Fakhri Husaini, serta Direktur Teknik PSSI, Indra Sjafri pun memberikan pendapatnya masing-masing.Tak ketinggalan, Yusuf Kurniawan, Komentator sepak bola dan Direktur Kompetisi Liga TopSkor serta para penggiat sepak bola akar rumput Indonesia pun urun uneg-uneg terkait hal ini.

Danurwindo, yang saya sebut telah membuka lembaran baru sepak bola Indonesia dengan memunculkan Kurikulum Filanesia pertama kali di Indonesia memberikan pendapat terkait anugrah AFC dengan mengatakan melalui pesan whatsapp (WA) kepada saya,

"Terima kasih atas ulasannya pak Supartono, saya akan tetap concern dengan sepakbola Indonesia, saya selalu pegang falsafah FIFA, The player of tommorow, bahwa pemain usia dini dan muda adalah pemain masa depan kita.

Filanesia adalah panduan cara untuk membangun kualitas pemain usia muda, kurikulum ini masih banyak kekurangannya, apalagi sepakbola terus berkembang pesat.

Ada ungkapan sepakbola yang bisa jadi dasar pikiran kita ke depan,  

sepakbola masa lalu kita harus beri penghargaan, sepakbola masa kini harus kita pelajari, sepakbola masa depan kita harus antisipasi.

Selamat untuk tulisan-tulisan baru tentang sepakbola usia muda pak Supartono." ungkap Danurwindo.

Tak berselang lama, mantan pelatih Timnas U-16 dan U-19, Fakhri Husaini juga memberikan pendapat dalam WA,

"Seharusnya, PSSI malu, dan berterima kasih kepada pihak swasta yang telah berkintribusi besar secara berjenjang, terintegrasi, dan berkelanjutan menggelar kompetisi di akar rumput. Sebagai bentuk terima kasih kepada operator liga usia dini, usia muda, sudah sepantasnya PSSI memberikan apresiasi dan penghargaan kepada seluruh operator liga akar rumput tersebut." Jelas Fakhri.

Berikutnya disusul oleh Direktur Teknik PSSI, menyampaikan langsung dari Spanyol, mengirim pesan WA kepada saya yang isinya 3 poin.

"Sepakbola Indonesia butuh kerja nyata bukan Polemik berkepanjangan."

"Sepakbola Indonesia butuh kerjasama dan kebersamaan saling bahu membahu memajukan Sepakbola Indonesia."

"Sepakbola Indonesia tidak akan maju oleh satu dua orang, tapi harus semua potensi anak bangsa harus bergerak bersama memajukan Sepakbola Indonesia." Terang Indra.

Setelah Indra Sjafri, Yusuf Kurniawan pun turut memberikan penyegaran dan mengatakan melalui pesan WA juga,

"Intinya, meski saat ini sepakbola di atas sedang mati suri namun pembinaan usia muda di level hulu tidak boleh berhenti. Liga TopSkor akan terus berupaya konsisten untuk melakukan pembinaan secara berkesinambungan (meski dalam situasi sulit dan tak ideal) untuk menciptakan generasi muda yang memiliki karakter dan kualitas kehidupan yang lebih baik saat mereka dewasa kelak.

Sepakbola banyak mengajari kita bagaimana memaknai hidup yang bermanfaat, tidak harus selalu menjadi pemain bola pro endingnya, tapi seberapa bermanfaatnya kita (dan anak-anak kita nanti) untuk kehidupan di sekitar kita. Itulah esensi hakiki yang menurut saya sebagai parameter sukses kita berkecimpung di sepakbola." pungkas Yusuf sangat menyegarkan.

Sejatinya, semua komentar atau pendapat itu saya terima hampir bersamaan. Dan, saat itu kontak dengan Fakhri masih berlanjut.

Sebelum saya lanjutkan apa yang menjadi pemikiran Fakhri Husaini, biar lebih obyektif, berikut juga saya petik komentar dari rekan-rekan pembina sepak bola akar rumput Indonesia, yang lebih ditujukan kepada PSSI. Di antaranya saya kutip dari grup WA maupun secara jaringan pribadi (japri), secara umum menyampaikan komentar yang seragam seperti  seharusnya para  SSB/Akadmi yang diberikan penghargaan, bukan PSSI.

Pasalnya para SSB/Akademi yang berlomba-lomba mengadakan suatu event di usia dini. Sementara,  PSSI hanya tahu matangnya saja, SSB/Akademi-lah yang berdarah-darah. Tak pernah ada subsidi untuk SSB.

Para penggiat sepak bola akar rumput pun mengulik bahwa, FIFA rajin tiap tahun menggelontor dana "gede" untuk kemajuan  sepak bola indonesia. Sudah begitu, mirisnya lagi berdasarkan kisah penggiat akar rumput di daerah, bila SSB/Akademi mengadakan suatu event usia dini dan muda,  PSSI tidak mau gratis dari segi wasit bahkan menerapkan tarif yang lumayan tinggi.

Di sisi lain  juga ada penggiat sepak bola akar rumput yang kembali menceritakan tentang sejarah lahirnya Kurikulum Filanesia, sebab selama ini saya memang baru mengulas yang ada di permukaan. Bila nanti Kurikulum Filanesia telah diperbaiki dan layak disebut Kurikulum, maka hal-hal yang melingkupi latar belakang dan proses lahirnya Kurikulum Filanesia, akan saya kisahkan lebih lengkap.

Pemikiran Fakhri Husaini

Dalam lanjutan obrolannya, Fakhri menyebut:

"Sebagai bentuk rasa syukur atas AFC Grasroots Charter tersebut, seharusnya PSSI memberikan apresiasi kepada operator dan SSB yang secara konsisten melakukan pembinaan."

Selanjutnya Fakhri juga mengungkapkan bahwa:

"Untuk merangsang operator kompetisi usia dini, usia muda dan Asprov lain di daerah mengikuti apa yang sudah dilakukan oleh teman-teman di DKI, PSSI perlu memikirkan untuk memberikan penghargaan (award) kepada sepakbola akar rumput. Untuk membuat indikator siapa yang berhak mendapat award tersebut kan tidak sulit..Mudah, tapi masalahnya mau apa tidak PSSInya?" Selidik Fakhri.

Atas pemikiran award untuk sepak bola akar rumput ini, saya kaget dan kagum. Rasanya pemikiran cemerlang ini perlu sampai kepada PSSI.

Saya pun meminta izin kepada Fakhri bila gagasan menyoal award ini saya tulis. Fakhri pun menjawab:

"Siap, pak Ton, silahkan..., namun

sebelum pak Ton menulis, ada pertanyaan saya: Selama keberadaan Liga Kompas, Liga Top Skor, Liga-liga akar rumput yang digelar di Jakarta, apa bentuk perhatian yang sudah diberikan PSSI terhadap gelaran yang sudah terbukti memberikan kontribusi besar bagi timnas usia muda Indonesia?"

"Apakah PSSI pernah memberikan award seperti yang diberikan AFC ke PSSI? Apakah PSSI pernah bantu dana? Bantu fasilitas lapangan? Atau jangan-jangan hadirpun tidak pernah, selain Bang Ronny, Bang Danur dan Coach Indra saja..." Ungkap Fakhri.

Dalam obrolan itu saya berikan jawaban, namun dalam artikel ini, biarlah PSSI dan publik sepak bola penggiat akar rumput yang menjawabnya.

Yang pasti, saya menggarisbawahi usulan Fakhri Husaini, karena PSSI mendapat penghargaan dari AFC atas sepak bola akar rumput Indonesia, seharusnya PSSI juga memberikan penghargaan kepada pembina/penggiat/operator sepak bola akar rumput karena telah memberikan prestasi bagi PSSI.

YOUTH SOCCER AWARD dari ProArena

Terkait usul Fakhri, PSSI dan publik sepak bola nasional perlu tahu bahwa pada tahun 2010, ProArena Sport Management  di bawah naungan Pietra M. Paloh dan Taufik Jursal Effendi, pernah memberikan Penghargaan YOUTH SOCCER AWARD kepada para Pembina Sekolah Sepak Bola (SSB) yang kriterianya ditentukan oleh ProArena.

Doc. Supartono JW
Doc. Supartono JW
Saya sendiri ternyata terpilih menjadi penerima award itu yang diberikan di Jakarta, 23 Mei 2010. Kini Sertifikat YOUTH SOCCER AWARD yang saya terima, masih menempel kuat di dinding Sekretariat SSB Sukmajaya.

doc.Supartono JW
doc.Supartono JW
Jadi, bila tidak ada ProArena, maka berdarah-darahnya saya dan pembina sepak bola akar rumput di Indonesia tak pernah akan ada yang memberikan penghargaan award meski PSSI telah berusia 90 tahun dan sepak bola akar rumput telah membuktikan berbakti kepada PSSI hingg menghasilkan anugerah AFC Grassroots Charter 2020, persis 10 tahun setelah saya menerima award dari ProArena.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun