Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat dan Praktisi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mengalirdiakunketiga05092020

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Komunikasi Publik Buruk, Masalah UU Cipta Kerja Tambah Keruh

12 Oktober 2020   11:41 Diperbarui: 12 Oktober 2020   11:48 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yang pasti, apa yang diungkup oleh Presiden Jokowi menyoal disinformasi dan hoaks, tanpa disadari semakin memperlemah posisi pemerintah yang bak belahan jiwa dengan DPR. Serta semakin memperlemah wibawa pemerintah sendiri yang semakin tak dipercaya rakyat dalam komunikasi publik yang buruk.

Jokowi menyusul komunikasi buruk menterinya dalam hal UU Cipta Kerja, Airlangga Hartarto dan Mahfud MD yang menuduh ada dalang kerusuhan dan mau manangkapi dan menindak tegas demonstran yang anarkis.

Indikator lain yang membuktikan bahwa UU Cipta Kerja bermasalah dan ditolak berbagai pihak, beberapa gubernurpun mendukung rakyat atas penolakan ini.

Bahkan tercatat sudah ada beberapa nama gubernur yang diwartakan berbagai media nasional ada dipihak rakyat.

Gubernur yang memilih berada di samping buruh menolak Undang-Undang Cipta Kerja (UU Ciptaker) di antaranya, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa ikut berkirim surat ke Presiden Jokowi agar menangguhkan undang-undang yang dijuluki sapu jagat itu. Mengikuti Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X, Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno, Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji yang lebih dulu meminta pemerintah membatalkan UU Ciptaker.

Bila para Gubernur sampai harus berkirim surst kepada Presiden karena berpihak kepada rakyat, ini semakin memberikan bukti bahwa selama ini komunikasi publik publik pemerintah kepada rakyat buruk dan gagal. Hal ini pun semakin menunjukkan bahwa negeri ini semakin terpuruk khususnya dalam pendidikan  karakter dan pendidikan bangsa pada umumnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun