Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat dan Praktisi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mengalirdiakunketiga05092020

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mana yang Lebih Butuh Nasihat, Orang Bodoh atau Berakal?

15 September 2020   09:01 Diperbarui: 15 September 2020   09:06 956
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kelompok ini pun tak henti mengabaikan kebutuhan dan perasaan orang lain. Jauh dari empati, simpati, berbesar hati, dan rendah hati. 

Dan, yang paling parah, kelompok ini pun
merasa lebih benar dan lebih baik dari siapapun. 

Semoga apa yang saya ungkap tersebut adalah salah. Sehingga, bangsa dan negara ini memang dipenuhi orang-orang yang berakal sejati, sehingga saat diberikan kritik, saran, masukan, dan nasihat akan tambah mencintai, bukan sebaliknya tambah membenci. 

Bila apa yang saya ungkap benar, apakah seperti dalam kisah sinetron, orang-orang bodoh jahilun ini harus dapat hidayah dulu dari Allah, sehingga mereka akan sadar dan bertobat?

Namun, berharap kisah nyata ini tiba-tiba terjadi seperti dalam kisah sinetron, rasanya mustahil. Tentu untuk membuat orang-orang bertobat, tidak lagi dirasuki hawa nafsu kekuasaan, tahta, dan harta, tidak akan semudah membalik telapak tangan karena akan sangat dipengaruhi oleh kadar keimanannya.

Sementara periode kekuasaan di negeri ini masih lama akan berakhir. Saat periode kekuasaan berakhir pun, estafet kekuasaan masih ingin dipegang dan dilanggengkan dan kini terus "dipersiapkan".

Mungkin nasib rakyat Indonesia memang harus terus seperti kondisi sekarang. Menderita sebelum corona dan tambah menderita setelah Covid-19 datang. Jauh dari amanat Pembukaan UUD 1945.

Terus dijajah oleh anak bangsa sendiri yang "dibiayai" karena hawa nafsu duniawi lebih diutamakan. 

Indonesia yang "Gemah ripah loh jinawi" pun terus menjadi sekadar negeri dongeng bagi rakyat, dan siapa sebenarnya yang terus menguasai dan menikmati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun