Mohon tunggu...
Tonny Syiariel
Tonny Syiariel Mohon Tunggu... Lainnya - Travel Management Consultant and Professional Tour Leader

Travel Management Consultant, Professional Tour Leader, Founder of ITLA

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Mengasah Daya Saing Lewat Revitalisasi Destinasi Wisata

11 Oktober 2022   14:17 Diperbarui: 12 Oktober 2022   04:45 1644
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pantai Tanjung Aan- Lombok.| Sumber: dokumentasi pribadi

Kawasan sekitar Mandalika Lombok pun pernah hendak dikembangkan jauh sebelum Mandalika akhirnya ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pada tahun 2015.

Pantai Tanjung Aan- Lombok.| Sumber: dokumentasi pribadi
Pantai Tanjung Aan- Lombok.| Sumber: dokumentasi pribadi
Pada tahun 1990-an, kawasan wisata sekitar Mandalika memang rencananya hendak dikembangkan sebagai kawasan wisata terpadu oleh Lombok Tourism Development Corporation (LTDC). Sayang sekali, projek itu tidak berjalan akibat krisis moneter. Bahkan mangkrak selama 29 tahun.

Namun, itu hanya cerita masa lalu. Nama Lombok kini sudah sangat terkenal di seluruh dunia seiring suksesnya pagelaran MotoGP di Sirkuit Mandalika. Projek yang dikelola Indonesian Tourism Development Corporation (ITDC) itu tentu saja sekaligus diharapkan sebagai katalisator untuk pengembangan kawasan wisata lainnya di provinsi NTB itu.

Sunset dari Bukit Merese- Lombok.| Sumber: dokumentasi pribadi
Sunset dari Bukit Merese- Lombok.| Sumber: dokumentasi pribadi

Sukses Mandalika yang ikut mengangkat objek-objek wisata di kawasan itu, seperti Pantai Kuta, Tanjung Aan, Bukit Merese, dan lain-lain, memang diharapkan berdampak positif ke berbagai objek wisata lainnya di seputar Lombok. Mulai dari Tiga Gili, Pantai Senggigi, Pantai Pink, Desa Sade, sampai Taman Nasional Gunung Rinjani. 

Selain Bali dan Lombok, nama Danau Toba pun sudah terkenal sejak beberapa dekade silam. Tetapi, tidak berbeda jauh dengan Lombok sebelum hadirnya Sirkuit Mandalika, jumlah wisatawan mancanegara yang bertandang ke danau vulkanik terbesar di Indonesia ini seakan bergerak di tempat.

Antara tahun 2015--2019, misalnya, Danau Toba hanya mencatat kunjungan wisata yang sangat jauh dari potensi yang dimilikinya. Titik tertinggi kunjungan wisatawan mancanegara terjadi pada tahun 2017. Itupun hanya 270.292 wisatawan. Jauh dari target 1 juta wisatawan yang pernah dicanangkan sebelumnya.

Danau Toba dilihat dari Desa Sippan, Naga Saribu.| Sumber: dokumentasi pribadi
Danau Toba dilihat dari Desa Sippan, Naga Saribu.| Sumber: dokumentasi pribadi
Potensi Toba sejatinya sangat luar biasa. Tidak mengejutkan danau indah ini pernah dijuluki sebagai "Swiss from Sumatera". Dan setelah penetapan Toba sebagai salah satu dari 5 Destinasi Super Prioritas, Toba juga sukses meraih status bergengsi sebagai "UNESCO Global Geoparks" sejak Juli 2020.

Toba pun kembali dibenahi. Tidak hanya objek-objek wisatanya saja. Tetapi, berbagai infrastruktur yang sangat penting untuk menunjang pengembangan kawasan wisata ini. Misalnya, akses ke Toba yang selama ini dirasakan terbatas. 

Kini selain melalui Bandara Kualanamu--Medan, Toba pun bisa dicapai melalui bandara Silangit yang berlokasi di Siborong-borong. Tidak jauh dari kota Balige.

Dan seakan menyambut penetapannya sebagai salah satu DSP, beberapa objek wisata baru mulai bermunculan di sisi barat Toba. Bagian Toba yang selama ini jarang didatangi wisatawan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun