Kawasan sekitar Mandalika Lombok pun pernah hendak dikembangkan jauh sebelum Mandalika akhirnya ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pada tahun 2015.
Namun, itu hanya cerita masa lalu. Nama Lombok kini sudah sangat terkenal di seluruh dunia seiring suksesnya pagelaran MotoGP di Sirkuit Mandalika. Projek yang dikelola Indonesian Tourism Development Corporation (ITDC) itu tentu saja sekaligus diharapkan sebagai katalisator untuk pengembangan kawasan wisata lainnya di provinsi NTB itu.
Sukses Mandalika yang ikut mengangkat objek-objek wisata di kawasan itu, seperti Pantai Kuta, Tanjung Aan, Bukit Merese, dan lain-lain, memang diharapkan berdampak positif ke berbagai objek wisata lainnya di seputar Lombok. Mulai dari Tiga Gili, Pantai Senggigi, Pantai Pink, Desa Sade, sampai Taman Nasional Gunung Rinjani.Â
Selain Bali dan Lombok, nama Danau Toba pun sudah terkenal sejak beberapa dekade silam. Tetapi, tidak berbeda jauh dengan Lombok sebelum hadirnya Sirkuit Mandalika, jumlah wisatawan mancanegara yang bertandang ke danau vulkanik terbesar di Indonesia ini seakan bergerak di tempat.
Antara tahun 2015--2019, misalnya, Danau Toba hanya mencatat kunjungan wisata yang sangat jauh dari potensi yang dimilikinya. Titik tertinggi kunjungan wisatawan mancanegara terjadi pada tahun 2017. Itupun hanya 270.292 wisatawan. Jauh dari target 1 juta wisatawan yang pernah dicanangkan sebelumnya.
Toba pun kembali dibenahi. Tidak hanya objek-objek wisatanya saja. Tetapi, berbagai infrastruktur yang sangat penting untuk menunjang pengembangan kawasan wisata ini. Misalnya, akses ke Toba yang selama ini dirasakan terbatas.Â
Kini selain melalui Bandara Kualanamu--Medan, Toba pun bisa dicapai melalui bandara Silangit yang berlokasi di Siborong-borong. Tidak jauh dari kota Balige.
Dan seakan menyambut penetapannya sebagai salah satu DSP, beberapa objek wisata baru mulai bermunculan di sisi barat Toba. Bagian Toba yang selama ini jarang didatangi wisatawan.Â