Dari berbagai elemen komposisi yang disarankan, ada beberapa elemen yg menarik diterapkan. Bahkan banyak penyuka foto lanskap selalu menggunakannya sebagai panduan dasar. Sebut di antaranya, Rules of Third, Symmetry, Framing, dan Leading Lines.
Elemen yang disebutkan terakhir inilah yang menjadi salah satu komposisi yang paling saya sukai. Ada tantangan tersendiri untuk menemukannya. Seperti foto di atas, yang diambil di Pelabuhan Muara Angke, menggunakan batu-batu yang ada sebagai leading line ke arah kapal rusak.Â
Baca juga:Â "Framing, Ide Kreatif dalam Komposisi Fotografi"
Secara singkat, Leading Lines adalah garis imajiner yang menuntun mata penikmat foto menyusuri garis-garis itu menuju ke objek utama dari foto tersebut. Dan biasanya, garis imajiner ini dimulai dari bagian bawah foto dan mengarahkan mata ke atas. Dari latar depan ke latar belakang foto.
Mari amati foto lain berikut ini. Dibidik di sebuah jalan di Kota Tua Yerusalem. Foto ini membimbing mata mengikuti jalan lurus hingga ke subjek utama di dalam foto, yakni dua pejalan kaki di ujung jalan itu.
Saya memang sudah berniat memotret jalan di kota tua itu. Namun, ketika melihat ada warga lokal yang berjalan masuk ke ruang bidik kamera, saya pun menunggunya hingga mereka berada persis di bawah gerbang lengkung. Dan klik, klik! Butuh kesabaran dan sedikit keberuntungan. :)
Dalam kesempatan lain, tidak sedikit pula, garis imajiner itu sendiri menjadi elemen paling memikat dari sebuah komposisi foto. Contoh foto Terasering Panyaweuyan, yakni perkebunan bawang terkenal di Argapura, Majalengka.
O ya, Leading Lines, yang kerap disebut Elemen Garis, tidak selalu harus tegak lurus seperti foto jembatan di Tanjung Pasir yang saya tampilkan setelah alinea ini. Bisa juga bergerak secara diagonal ke satu arah, melingkar atau meliuk-liuk. Ya, seperti foto di Majalengka di atas.
Garis imajiner tentu saja tidak dibuat secara khusus. Garis-garis ini memang sudah tersedia secara alami. Anda hanya perlu menemukannya. Masalahnya, perlu melatih mata fotografi kita agar cepat menemukan sang garis khayal itu.
Misalnya, ketika saya sedang menunggu kapal feri di pelabuhan Bastiong Ternate, mata saya terpikat dengan alur jembatan yang menarik. Sebelum banyak penumpang melewatinya, saya segera memotret jembatan dengan warna garis-garis kuning tersebut.