Mohon tunggu...
Tonny Syiariel
Tonny Syiariel Mohon Tunggu... Lainnya - Travel Management Consultant and Professional Tour Leader

Travel Management Consultant, Professional Tour Leader, Founder of ITLA

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Jelajah Resto Tempo Doeloe di Djakarta

11 Oktober 2021   12:35 Diperbarui: 13 Oktober 2021   03:03 1725
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ragusa di Pasar Gambir di era 1930-an. Sumber: dokumentasi pribadi

Sejarah Ragusa konon diawali dari sebuah gerobak keliling di sekitaran Menteng. Dua bersaudara asal Italia, yakni Luigi dan Vincenzo Ragusa juga sempat menjajakannya di Pasar Gambir, cikal bakal Jakarta Fair, yang berlangsung setahun sekali itu.

Ragusa di Pasar Gambir di era 1930-an. Sumber: dokumentasi pribadi
Ragusa di Pasar Gambir di era 1930-an. Sumber: dokumentasi pribadi
Pada tahun 1947, mereka akhirnya bisa membuka gerai es krimnya di Citadelweg yang kini dikenal sebagai Jalan Veteran I. Dan sejak itulah Ragusa ikut membagikan kebahagiaan kepada semua penyuka es krim di kota metropolitan ini.

Salah satu yang khas dari es krim Ragusa adalah penggunaan susu sapi segar yang dominan. Hasilnya, es krim dengan tekstur nan lembut. Persis seperti ketika saya menikmati salah satu es krim favorit di sini, yakni Tutti Frutti. Deliziosa!

Restoran Trio – Sejak 1947

Jelajah kuliner di Batavia, eh Jakarta, tidak lengkap jika hanya ngopi dan nikmati es krim. Bagaimana kalau mampir ke salah satu restoran jadoel lainnya?

Menyusuri jalanan di sekitar Menteng Jakarta Pusat, tidak bisa tidak kita pun akan ikut mengagumi banyaknya rumah-rumah gedongan dari era kolonialisme Belanda. Dan rupanya bukan hanya rumah lama yang menghiasi wilayah di jantung Jakarta ini.

Tampak depan Restoran Trio. Sumber: dokumentasi pribadi
Tampak depan Restoran Trio. Sumber: dokumentasi pribadi
Masih di wilayah yang sama atau persisnya di Gondangdia, sebuah restoran dengan pagar berwarna hijau terlihat begitu berbeda di tepi keramaian Jalan R.P. Soeroso itu. Fasad restoran yang sederhana itu konon tidak berubah selama puluhan tahun. Inilah Restoran Trio yang sangat terkenal itu.

Bukan hanya tampilan depannya yang terlihat jadoel, interior restoran pun sama saja. Lihat saja dekorasi yang dipasang di dinding yang sebagiannya dilapisi keramik itu. Ada hiasan burung Garuda, dua jam dinding bulat, kipas angin model lama, dan sebuah kalender bergaya 80-an yang sudah jarang digunakan saat ini.

Interior Restoran Trio yang masih seperti doeloe. Sumber: dokumentasi pribadi
Interior Restoran Trio yang masih seperti doeloe. Sumber: dokumentasi pribadi
Namun, tentu saja semua pelanggan yang ke restoran ini tidak mencari semua kemewahan ala resto modern. Trio yang menyajikan hidangan khas Cantonese ini punya reputasi yang membuatnya tetap berjaya sejak tahun 1947. Hanya dua tahun setelah Indonesia merdeka.

Restoran Trio didirikan pada tahun 1947 oleh Lam Khai Tjioe, Tan Kim Po dan Tan Lung. Boleh jadi nama Trio pun berasal dari tiga sekawan tersebut. Restoran ini kini diteruskan Effendy, anak dari Lam Khai Tjioe, sang juru masak pertama di restoran itu.

Kelezatan berbagai hidangannya yang membuat Restoran Trio ini terus menjadi salah satu restoran favorit hingga kini. Bahkan restoran ini pernah menjadi langganan banyak pejabat teras di Jakarta. Trio sendiri memiliki sangat banyak menu istimewa yang layak dicobain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun