Sejarah Ragusa konon diawali dari sebuah gerobak keliling di sekitaran Menteng. Dua bersaudara asal Italia, yakni Luigi dan Vincenzo Ragusa juga sempat menjajakannya di Pasar Gambir, cikal bakal Jakarta Fair, yang berlangsung setahun sekali itu.
Pada tahun 1947, mereka akhirnya bisa membuka gerai es krimnya di Citadelweg yang kini dikenal sebagai Jalan Veteran I. Dan sejak itulah Ragusa ikut membagikan kebahagiaan kepada semua penyuka es krim di kota metropolitan ini.
Salah satu yang khas dari es krim Ragusa adalah penggunaan susu sapi segar yang dominan. Hasilnya, es krim dengan tekstur nan lembut. Persis seperti ketika saya menikmati salah satu es krim favorit di sini, yakni Tutti Frutti. Deliziosa!
Restoran Trio – Sejak 1947
Jelajah kuliner di Batavia, eh Jakarta, tidak lengkap jika hanya ngopi dan nikmati es krim. Bagaimana kalau mampir ke salah satu restoran jadoel lainnya?
Menyusuri jalanan di sekitar Menteng Jakarta Pusat, tidak bisa tidak kita pun akan ikut mengagumi banyaknya rumah-rumah gedongan dari era kolonialisme Belanda. Dan rupanya bukan hanya rumah lama yang menghiasi wilayah di jantung Jakarta ini.
Masih di wilayah yang sama atau persisnya di Gondangdia, sebuah restoran dengan pagar berwarna hijau terlihat begitu berbeda di tepi keramaian Jalan R.P. Soeroso itu. Fasad restoran yang sederhana itu konon tidak berubah selama puluhan tahun. Inilah Restoran Trio yang sangat terkenal itu.
Bukan hanya tampilan depannya yang terlihat jadoel, interior restoran pun sama saja. Lihat saja dekorasi yang dipasang di dinding yang sebagiannya dilapisi keramik itu. Ada hiasan burung Garuda, dua jam dinding bulat, kipas angin model lama, dan sebuah kalender bergaya 80-an yang sudah jarang digunakan saat ini.
Namun, tentu saja semua pelanggan yang ke restoran ini tidak mencari semua kemewahan ala resto modern. Trio yang menyajikan hidangan khas Cantonese ini punya reputasi yang membuatnya tetap berjaya sejak tahun 1947. Hanya dua tahun setelah Indonesia merdeka.
Restoran Trio didirikan pada tahun 1947 oleh Lam Khai Tjioe, Tan Kim Po dan Tan Lung. Boleh jadi nama Trio pun berasal dari tiga sekawan tersebut. Restoran ini kini diteruskan Effendy, anak dari Lam Khai Tjioe, sang juru masak pertama di restoran itu.
Kelezatan berbagai hidangannya yang membuat Restoran Trio ini terus menjadi salah satu restoran favorit hingga kini. Bahkan restoran ini pernah menjadi langganan banyak pejabat teras di Jakarta. Trio sendiri memiliki sangat banyak menu istimewa yang layak dicobain.