Mohon tunggu...
Tonny Syiariel
Tonny Syiariel Mohon Tunggu... Lainnya - Travel Management Consultant and Professional Tour Leader

Travel Management Consultant, Professional Tour Leader, Founder of ITLA

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Jelajah Resto Tempo Doeloe di Djakarta

11 Oktober 2021   12:35 Diperbarui: 13 Oktober 2021   03:03 1725
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lumpia Udang (foto atas), salah satu menu juara di Trio. Sumber: dokumentasi pribadi

“Tak” bermakna orang yang bijaksana, sederhana dan tidak macam-macam. Sedangkan “Kie” berarti mudah diingat orang. Kedai milik orang bijak nan sederhana yang mudah diingat orang. Perfetto!

Alhasil, setelah hampir satu abad, Tak Kie memang tidak mudah dilupakan pelanggannya. Bahkan ketika sejarah kejayaan kawasan pertokoan Glodok mulai memudar, Tak Kie tetap berkibar di tangan generasi ketiga. Dan barangkali itu juga yang membuat Presiden Jokowi pun pernah singgah ngopi di sini.

Varian kopinya sendiri sebetulnya sangat terbatas, yakni hanya Kopi Hitam (panas/dingin) dan Kopi Susu (panas/dingin). Lupakan nama-nama racikan kopi ala barista masa kini. Meskipun demikian, kedua jenis kopi itu tidak mengecewakan. Apalagi Es Kopi Susunya yang menjadi favorit banyak pelanggan.

Es Kopi Susu Tak Kie yang terkenal. Sumber: dokumentasi pribadi
Es Kopi Susu Tak Kie yang terkenal. Sumber: dokumentasi pribadi
Selain itu, kedai kopi legendaris ini sendiri memiliki beberapa makanan lain di daftar menunya. Misalnya, Nasi Campur, Bakso, Kwetiau, dan lain-lain. Tak Kie juga mengijinkan pelanggannya membeli makanan dari luar. Khususnya dari lapak makanan yang tersebar di sepanjang gang tersebut.

Jika tertarik ke sini, bersiap menembus lorong waktu dan pastikan Anda datang antara jam 06.30 – 14.00. Pasalnya, Kedai Kopi Es Tak Kie hanya dibuka sampai pukul dua siang.

Ragusa Es Italia – Sejak 1932

Berbeda dengan Tak Kie yang tersembunyi di sebuah gang kecil. Gerai es krim yang satu ini justru menempati lokasi sangat strategis di dekat kawasan ‘Ring Satu’. Berada di belakang Masjid Istiqlal dan hanya beberapa ratus meter dari Istana Merdeka.

Ragusa Es Krim Italia, Jakarta. Sumber: dokumentasi pribadi
Ragusa Es Krim Italia, Jakarta. Sumber: dokumentasi pribadi
Ragusa Es Italia telah berdiri sejak tahun 1932. Suatu era ketika ibu kota Indonesia ini masih bernama Batavia. Hebatnya, setelah hampir 90 tahun hadir di Jakarta, Ragusa yang berlokasi di Jalan Veteran I No. 10 itu tidak sekedar bertahan.

Gerai es krim legendaris ini masih tetap ramai pengunjung. Padahal tidak sedikit gerai es krim modern hadir di mana-mana. Baik buatan pabrik lokal, maupun es krim terkenal dari negara lain. Setidaknya itulah yang saya saksikan ketika mengunjunginya belum lama ini.

Tentu saja karena situasi pandemi, Ragusa tidak lagi menyediakan cukup tempat duduk di dalam gerainya. Namun, bagi sebagian besar pelanggannya, pembatasan itu tidak menjadi kendala. Banyak pelanggannya yang menikmati es krim jadoel ini sambil berdiri. Atau langsung membawanya pergi (take away).

Tutti Frutti, salah satu es krim favorit di Ragusa. Sumber: dokumentasi pribadi
Tutti Frutti, salah satu es krim favorit di Ragusa. Sumber: dokumentasi pribadi
Tidak seperti sangkaan banyak orang, pengunjung Ragusa tentu saja bukan hanya pecinta es krim zaman old yang hendak bernostalgia. Sebagian besar pengunjungnya justru didominasi kalangan milenial yang mencari sensasi berbeda. Seakan ingin merasakan sepenggal sejarah Jakarta dalam sepotong es krim nan lezat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun