Mohon tunggu...
Tonny Syiariel
Tonny Syiariel Mohon Tunggu... Lainnya - Travel Management Consultant and Professional Tour Leader

Travel Management Consultant, Professional Tour Leader, Founder of ITLA

Selanjutnya

Tutup

Beauty Artikel Utama

Antara Jeans, Kaos Oblong dan "Dress Code"

26 Agustus 2021   09:57 Diperbarui: 28 Agustus 2021   14:18 3679
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dress code. Sumber: Hasil olah pribadi dari Canva

Pakaian menentukan seseorang. Itu bukan hanya kata para perancang mode. Juga tidak semata kredo di kelas-kelas kepribadian. Di industri pariwisata pun demikian. Bahkan sering terdengar istilah "Dress for success". Berbusana yang tepat demi meraih sukses dan kesan baik dari pelanggan!

Pakaian dan penampilan memang hal yang tak boleh diabaikan. Bahkan, seringkali kita mendengar orang mengatakan bahwa pakaian adalah pantulan kepribadian seseorang. Seperti ungkapan, "You are what you wear". Meskipun belum tentu semuanya sependapat.

Almarhum Bob Sadino, contohnya, dulu sangat terkenal dengan gaya berpakaiannya yang unik. Pemilik Kem Chicks ini lebih senang bercelana pendek dan kemeja buntung. Begitu pula dengan Mark Zuckerberg yang menyukai jeans dan kaos oblong. Akan tetapi, lain sekali dengan pengacara kondang Hotman Paris Hutapea yang selalu tampil perlente.

Bang Hotman dikenal dengan outfit yang super mewah. Dari sepatu berlabel Christian Louboutin yang berharga puluhan juta. Lalu, jas bermerk Tom Ford dengan harga fantastis, hingga dasi buatan Stefano Ricci yang tidak kalah wow. Ah, jangan tanya harga jam tangan serta deretan cincin yang melingkari jari-jarinya.

Brad Pritt dengan jas mahal buatan Tom Ford, sama dengan jas yang juga dimiliki Hotman Paris. Sumber: www.gentlemansgazette.com
Brad Pritt dengan jas mahal buatan Tom Ford, sama dengan jas yang juga dimiliki Hotman Paris. Sumber: www.gentlemansgazette.com
Di industri pariwisata pun pakaian dan penampilan jelas sangat penting. Sama sekali tidak boleh disepelekan. Sebabnya jelas. Dengan berpakaian yang baik dan sopan bukan saja supaya Anda dihargai. Tetapi, lebih penting dari itu adalah Anda juga menghargai dan menghormati tamu-tamu yang dilayani.

Lihatlah bagaimana para hotelier yang hampir selalu tampil necis ketika bertugas di semua lini hotel. Apalagi yang berhubungan langsung dengan pelanggan. Sebut misalnya, di bagian Front Office atau Kantor Depan.

Begitu pula dengan staf di berbagai kantor agen perjalanan wisata maupun di maskapai penerbangan. Kru pesawat bahkan selalu berusaha tampil prima sepanjang penerbangan. Meskipun sering sudah sangat lelah melayani penumpang untuk suatu rute penerbangan jauh.

Seragam kru Singapore Airlines. Sumber: www.luxuryescapes.com
Seragam kru Singapore Airlines. Sumber: www.luxuryescapes.com
Pemandangan yang sama juga terlihat di berbagai restoran atau kafe kelas atas. Mulai dari pramusaji hingga kaptennya (head waiter). Semuanya tampil rapi dan menarik. Sang kapten bahkan sering tampil elegan dengan jas keren.

Berpakaian yang baik bukan terletak pada bahan yang mahal ataupun merek terkenal. Namun, lebih pada keserasian ketika dikenakan. Baik pada tempat maupun waktu yang sesuai.

Oscar de la Renta, seorang perancang terkenal mengatakan, "Being well dressed hasn't much to do with having good clothes. It's a question of good balance and good common sense." (Berpakaian dengan baik tidak ada hubungannya dengan memiliki pakaian bagus. Ini lebih ke soal keseimbangan yang baik dan akal sehat yang baik).

Dalam perjalanan ke berbagai kota terkenal di dunia, penulis kerap bertemu dengan banyak Local Guide (pemandu wisata) dengan penampilan yang berbeda-beda. Di kota Paris, misalnya, penulis mengenal salah satu pemandu wisata yang selalu tampil menawan setiap kali menyambut kami di kotanya.

Ketika penulis memuji penampilannya, dia tersenyum dan memberikan suatu pernyataan menarik. Katanya, "I can't wear any dress as freely as you all. Well, while you are on holiday, I'm here on duty. I must dress well to respect you and my own profession." Lalu lanjutnya dengan tawa berderai, "After all, I'm also representing the city where I live. The city that has become the symbol of fashion and life style".

Beberapa gaya busana wanita, dari casual hingga bisnis. Sumber: pinterest / www.pdmrx.top
Beberapa gaya busana wanita, dari casual hingga bisnis. Sumber: pinterest / www.pdmrx.top
Secara profesional, semua yang sedang bertugas memang harus berpenampilan apik, layak dan selaras. Apalagi bagi seseorang yang hidup di kota mode Paris. Yang paling menarik adalah prinsipnya bahwa berpakaian baik itu juga sama maknanya dengan menghormati tamu-tamunya.

Tentu saja ketika sedang berlibur, Anda boleh mengenakan semua pakaian favoritmu. Namun, jangan lupa. Tidak berarti boleh berpakaian sebebasnya. Di beberapa destinasi wisata tertentu ada aturan yang mewajibkan pengunjung untuk berpakaian yang pantas. Ada 'dress code' yang harus dipatuhi. Di antaranya, ketika mengunjungi sebuah gereja, masjid, kuil dan tempat suci lainnya.

Gaya berbusana yang lebih kasual di AS. Yang mana gayamu? Sumber: www.path2usa.com
Gaya berbusana yang lebih kasual di AS. Yang mana gayamu? Sumber: www.path2usa.com
Dress code atau aturan berbusana adalah suatu peraturan tertulis ataupun tidak yang mengatur mengenai cara berpakaian. Aturan ini biasanya diterapkan di berbagai acara resmi, seperti suatu pertemuan, rapat, pesta, dan sebagainya.

Namun, aturan berbusana juga berlaku di berbagai tempat tertentu. Selain yang sudah disebutkan di atas, aturan berbusana juga sering diterapkan di banyak restoran kategori 'fine dining' atau restoran mahal dan berkelas. Misalnya saja, saat berkunjung ke sebuah restoran berstatus Michelin Star dengan rating 3 bintang.

Perlu tahu aturan berbusana yg tepat sebelum ke resto kategori fine dining. Sumber: www.trunkclub.com / pinterest
Perlu tahu aturan berbusana yg tepat sebelum ke resto kategori fine dining. Sumber: www.trunkclub.com / pinterest
Di kawasan Mayfair London, banyak resto menetapkan Dress Code tertentu untuk semua pengunjungnya. Setidaknya, bergaya smart casual. Maklum saja, Mayfair adalah distrik kelas atas di pusat kota London. Meskipun tidak harus sangat formal, tetapi tetap ada aturan yang ditetapkan.

Pengunjung restoran, misalnya, tidak diperkenankan memakai kaos oblong, celana pendek, topi baseball dan celana blue jeans, khususnya jeans yang penuh sobekan. Tidak itu saja, banyak resto juga menyorot ke alas kaki yang dikenakan. Jangan sampai ada turis yang memakai sandal. Sekalipun sandal itu bermerk Louis Vuitton.

Gaya 'smart casual' yang biasanya lebih sesuai di berbagai kesempatan, kecuali acara yg sangat formal. Sumber: www.mrporter.com
Gaya 'smart casual' yang biasanya lebih sesuai di berbagai kesempatan, kecuali acara yg sangat formal. Sumber: www.mrporter.com
Celana jeans sebetulnya sudah lebih diterima di berbagai lingkungan. Di kalangan korporat pun, sudah banyak profesional yang tampil dengan celana jeans yang dipadu setelan jas. Penampilan kasual nan keren ini lebih bisa diterima di restoran manapun daripada hanya dengan jeans dan kaos oblong.

Sejarah jeans dan kaos oblong sendiri sama menariknya. Jika jeans awalnya hanya digunakan di kalangan pekerja pabrik, buruh tambang, petani maupun peternak di Amerika. Maka tidak berbeda jauh dengan sejarah kaos oblong. Kaos oblong atau T-shirt pun awalnya hanya dipakai sebagai pakaian dalam tentara Inggris dan Amerika pada abad 19 sampai awal abad 20.

Celana jeans yang sangat populer, tetapi tidak selalu sesuai di acara tertentu. Sumber: www.denimxp.com
Celana jeans yang sangat populer, tetapi tidak selalu sesuai di acara tertentu. Sumber: www.denimxp.com
Namun, dalam perkembangannya, baik jeans maupun kaos oblong telah menjadi bagian dari gaya berbusana yang sangat digemari di dunia. Meskipun begitu, ada saatnya pakaian favorit tersebut sejenak ditinggalkan. Khususnya, ketika dalam suatu perjalanan Anda juga berencana menghadiri sebuah acara yang agak resmi.

Mungkin ada yang mengatakan, "Mark Zuckerberg yang pemilik Facebook saja selalu memakai celana jeans dan kaos oblong abu-abu". Betul, tapi kita kan bukan Zuckerberg yang terkenal itu. :)

***

Kelapa Gading, 26 Agustus 2021

Oleh: Tonny Syiariel

Catatan: 

1) Semua sumber foto yang digunakan sesuai dengan keterangan di masing-masing foto.

2) Artikel ini ditulis khusus untuk Kompasiana. Dilarang menyalin/menjiplak/menerbitkan ulang untuk tujuan komersial tanpa seijin penulis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun