Indonesia sendiri sudah berhasil mengevakuasi 26 WNI termasuk staf KBRI dari Kabul. Meskipun demikian, sebagian besar warga Afghanistan yang panik tetap memilih meninggalkan kota itu. You'll never know!
Bandara internasional Hamid Karzai pun dipadati ribuan penduduk kota pada hari Minggu lalu.Â
Sebuah pesawat angkut milik Angkatan Udara AS, yakni McDonnel Douglas/Boeing C-17 Globemaster IIIÂ seketika dijejali ratusan penumpang yang berebutan naik.
Pemandangan yang sangat dramatis. Bahkan ada yang masih mengejar pesawat yang sedang bergerak menuju landasan pacu.Â
Tak pelak, foto-foto dan video itupun beredar luas ke seluruh dunia. Diperkirakan sekitar 640 penumpang di dalam pesawat tersebut pada Minggu sore itu. Sebagian media bahkan menduga jumlahnya mendekati 800 penumpang!
Dikutip dari harian ternama The Guardian, Sabtu, 21 Agustus 2021, hingga hari ini diperkirakan sedikitnya 12,000 orang sudah dievakuasi melalui bandara Kabul sejak evakuasi pertama kali yang sangat mencekam itu. Sekitar 7,000 di antaranya diangkut oleh pesawat kargo AS.
Penduduk Afghanistan yang dievakuasi itu bercampur dengan staf pemerintah barat, pekerja lembaga bantuan, serta siapapun yang dianggap sangat berisiko karena sifat pekerjaan mereka, di antaranya  jurnalis, penerjemah atau aktivis hak asasi manusia.
AS memang sudah seharusnya meninggalkan Afghanistan. Namun, tidak ada yang menduga pemerintah Afghanistan yang ditinggalkan ternyata begitu rapuh.Â
Dukungan selama dua dekade seakan sia-sia belaka. Dan suatu kenyataan mengejutkan. Pasukan Taliban ternyata bergerak jauh lebih cepat dari yang diperkirakan.
Apapun yang sudah terjadi, Taliban kini yang berkuasa di Afghanistan. Dan mungkin sudah takdir negara ini memang harus mengatasi sendiri semua perbedaaan di masa lalu. Cukup sudah intervensi dan pendudukan oleh negara adikuasa. Baik di era Uni Soviet (1979-1989) maupun di zaman AS (2001-2021).
Afghanistan sudah saatnya bangkit dan melangkah maju dengan pasti. Rekonsiliasi dengan pemerintah sebelumnya adalah jalan terbaik.