Itu sebabnya, selain Garuda, maskapai lain pun ramai-ramai kembali ke Lessor untuk mencoba negosiasi kembali hutangnya. Ada yang mengajukan 'Early Termination' alias pemutusan kontrak lebih awal. Dan ada pula yang meminta opsi 'Pay by the Hour' yang kini kembali menjadi salah satu solusi yang paling diminati.
'Pay by the Hour', yang juga populer disebut 'Power by the Hour', adalah skema perjanjian sewa pesawat di mana maskapai hanya membayar sewa pesawat ke Lessor per jamnya jika pesawat digunakan. Terminologi ini sebetulnya sudah muncul sejak 1960-an ketika Roll-Royce menyewakan mesin pesawatnya ke perusahaan penerbangan.
Lalu, bagaimana dengan prospek bisnis penyewaan pesawat ke depannya? Mungkin tidak salah ada ungkapan terkenal, "Di balik setiap krisis selalu ada peluang". Lihat saja pertumbuhan Avolon Aerospace, anak perusahaan Bohai Capital Holding Co., salah satu pemain besar di bisnis penyewaan pesawat.
Yang tidak kalah menarik adalah klien yang dilayani di awal tahun ini. Dari beberapa maskapai yang baru saja menyewa pesawat dari Avolon, tiga di antaranya adalah maskapai penerbangan berbiaya murah (LCC), yakni Spirit Airlines dan Frontier Airlines dari AS, serta Vistara Airlines asal India.
Menurut media aviasi Simple Flying, maskapai yang membidik pasar milenial ini menyewa tiga pesawat jenis Airbus A320-200 dari dua Lessor asal Dublin - Irlandia, yakni CDB Aviation dan Orix Aviation. CDB Aviation sendiri adalah anak perusahaan China Development Bank.
Ada yang tertarik? :)
***
Kelapa Gading, 7 Juli 2021