Dunia fotografi masih terus berkibar. Jenis peralatan foto pun makin canggih dan terus berkembang dari waktu ke waktu. Di sisi lain, komunitas pecinta fotografi juga tidak kalah kencang berlari. Komunitas dengan genre atau aliran berbeda pun mewarnai dunia fotografi di tanah air. Di antaranya, portrait, human interest, street, macro, wildlife, food, sports, underwater, travel, landscape, dan lain-lain.
Dari semua aliran fotografi yang ada, bisa dibilang komunitas fotografi lanskap yang paling diminati saat ini di Indonesia. Hal ini bisa dimengerti. Fotografi lanskap mencakup berbagai petualangan ke alam terbuka dan perjalanan ke lokasi-lokasi nan eksotis di berbagai tempat. Dan untuk mendapatkan sebuah foto menarik kerap membutuhkan perjuangan tersendiri.
Lalu, apa yang dimaksud dengan "landscape photography"? Secara sederhana, fotografi lanskap adalah seni mengambil gambar alam terbuka dengan cara yang seakan membawa penikmat fotomu ke dalam pemandangan itu. Menarik bukan? Dengan kata lain, sebuah foto lanskap yang bagus membuat orang yang melihat foto itu seakan berada di spot itu juga.
Namun, untuk menjadikan sebuah foto lanskap tampil menawan, ada banyak kiat yang wajib diperhatikan. Elemen apapun yang masuk di dalam bingkai foto harus diperhitungkan. Dan salah satu elemen yang kerap menjadi rujukan adalah apa yang disebut sebagai POI atau "Point of Interest".
POI inilah yang ikut menjadi titik awal untuk mengeksplorasi sebuah karya foto lanskap. POI akan seketika mengajak mata kita ke arahnya sebelum melihat sudut foto lainnya.
Kembali ke judul artikel ini. Menariknya, dari begitu banyak komunitas yang berkembang di berbagai kota, para pemburu foto lanskap kerap berburu foto yang nyaris sama. Bukan hanya subjek foto yang serupa, lokasi yang persis sama, tapi seringkali sudut pengambilan foto pun tidak jauh berbeda.
Jika sebuah foto cantik pertama kali muncul di sosmed, maka dalam waktu sekejap, para landscapers, sebutan untuk pemotret lanskap, pun tidak akan mau ketinggalan untuk menuju ke spot yang sama. Hasilnya, sebuah foto lanskap yang menakjubkan itu dalam waktu singkat bertebaran di berbagai akun sosmed para fotografer lainnya.
Perahu kecil yang dijadikan POI tampil bak "super model" yang menjadi sasaran bidikan kamera dari berbagai posisi. Elemen perahu, apalagi dengan model dan warna menarik, memang membuat sebuah foto lanskap menjadi kian indah dipandang mata. Dari berbagai perburuan foto itu, ternyata penulis sendiri pun memiliki begitu banyak foto-foto lanskap dengan perahu sebagai subjek utama foto. Mau lihat fotonya? Tentu saja boleh. Sekalian sekilas cerita di baliknya.
Saking terkenalnya perahu kecil ini, fotonya hampir selalu menghiasi akun Instagram para pemotret lanskap di Indonesia. Coba lirik foto ini, cantik bukan?
Masih di Bali, tetapi berbeda lokasi. Kali ini, ayo ke Danau Tamblingan yang tidak jauh dari Bedugul. Di pagi hari yang indah, sesaat ketika matahari pagi berhasil mengusir sisa kabut dari permukaan danau, deretan perahu di tepi danau serta pepohonan di sekitarnya tampil begitu memukau. Bermandikan cahaya pagi, perahu-perahu itu membuat sebuah foto panorama danau menjadi makin hidup dan bercerita. Cerita tentang aku, kau dan perahu-perahu itu. Masih ingat, bukan?
Memotret perahu tidak harus jauh dari Jakarta. Hanya sekitar satu jam berkendara ke arah Teluk Naga, Tangerang, kita akan temukan sebuah spot sederhana bernama Tanjung Burung. Meskipun spot di atas sebuah empang ini begitu bersahaja, tapi reputasinya patoet dipoedji.
Ribuan foto telah dibuat di spot yang untuk mencapainya perlu melewati deretan empang pemancingan. Bahkan fotografer dari luar Jakarta pun seakan tidak mau ketinggalan. Dan uniknya, meskipun perahu-perahu itu difoto dengan teknik 'long exposure' atau pengaturan kecepatan lambat, tapi foto itu tidak terlihat blur (kabur) sedikitpun. Artinya, perahu-perahu itu bisa ‘dipaksa’ berdiam sekian puluh detik.
Fotografer lanskap internasional sekalipun akan terpana mengagumi hasil kreativitas fotografer Indonesia. Ada rahasianya, tentu saja. “Only in Indonesia,” kata seorang teman fotografer sambil tertawa berderai.
Sebuah perahu di atas permukaan air cenderung bergerak. Dan ketika bergerak, meskipun sedikit sekalipun, itu sudah cukup membuat hasil fotomu berpotensi blur jika memotretnya dengan kecepatan lambat. Pada kondisi tertentu, misalnya ketika cahaya rendah, kita tidak punya pilihan lain selain menggunakan teknik long exposure dengan bantuan tripod. Cara ini juga biasa digunakan, bila ingin mendapatkan suatu efek berbeda pada permukaan air danau.
Tidak selamanya sebuah subjek foto tersedia di depan Anda. Kecuali berburu foto bareng sebuah komunitas yang dipandu mentor berpengalaman. Kadang Anda kudu menemukannya sendiri. Seringkali kita harus mencari POI dari foto yang kita rencanakan.
Dalam sebuah perjalanan lainnya di Barcelona - Spanyol, langkah kaki akhirnya membawaku tiba di Port Olimpic yang dipadatin begitu banyak perahu berbagai ukuran dan model. Mau memotret sebuah perahu, tapi yang mana? Semua perahu terlihat nyaris sama. Ah, penulis harus mencari sebuah subjek (perahu) yang unik, baik bentuknya, maupun warnanya.
Dengan situasi yang hampir sama, penulis juga pernah memotret sebuah perahu kuning lainnya di Pelabuhan Palermo - Italia. Hm, perahu dengan warna mencolok itu seakan-akan sengaja diparkir di sisi paling pinggir dan menanti bidikan para fotografer. Boleh jadi pemiliknya seorang fotografer. :)
Tidak selalu juga sebuah subjek foto dicari. Kadang cukup ditunggu, khususnya bila kita sudah mempelajari area sekitarnya. Di bulan April setahun yang lalu, ketika berada di sebuah lokasi, penulis sudah mendapatkan ide sebuah komposisi. Memotret dari tepi sungai dengan dahan pohon yang menjuntai ke atas sungai sebagai bingkai subjek foto (framing).
Masalahnya, di atas Sungai Hozugawa di kawasan wisata Arashiyama- Kyoto itu, tidak ada satupun subjek foto yang cukup menarik. Jadi? Menunggu lah hingga sebuah perahu lewat dan 'masuk' ke dalam bingkai foto kita. Kesabaran memang penting untuk menunggu momen yang tepat dan berdiri di titik yang juga tepat.
Kata Ansel Adams, seorang fotografer lanskap AS yang sangat terkenal, "A good photograph is knowing where to stand."
Meskipun elemen perahu menghasilkan sebuah foto yang bagus. Akan tetapi, untuk membuat foto perahu kita makin menawan, maka sangat penting memperhatikan waktu pemotretan yang ideal. Katakanlah, di saat matahari terbit atau matahari terbenam, di sesuaikan dengan kondisi spot masing-masing.
Hasilnya pasti berbeda. Foto akan tampil dramatis dengan langit yang cetar memesona. Bias warna di langit yang begitu indah di kala sunrise dan sunset membuat sebuah foto lanskap pun makin sedap dipandang mata. Dan hasil-hasil foto seperti itulah yang membuat pehobi fotografi pun tidak pernah lelah berburu foto dari satu spot ke spot lainnya.
Bagaimana? Mulai tertarik dengan dunia fotografi lanskap? Masih banyak perahu lainnya yang menantimu di sana. Ahaha.
Kelapa Gading, 12 Desember 2020
Oleh: Tonny Syiariel
Catatan: Semua foto-foto adalah koleksi pribadi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H