Sepotong berita dari situs "Simpleflying.com" pada Jumat lalu, sekaligus membawa dua kabar duka bagi dunia aviasi. Coba baca tajuknya, "First British Airways A380s Arrive at Spanish Aircraft Graveyard". Sungguh tragis. Lebih jelasnya, tajuk berita itu merujuk ke pesawat A380 British Airways pertama yang dikirim ke sebuah bandara tempat “kuburan” pesawat yang sudah pensiun di bandara Teruel, Spanyol.
Dunia aviasi kini memang tengah terpuruk. Pilihan jenis pesawat pun berubah drastis. Pesawat berbadan lebar dengan kapasitas besar seperti Airbus A380 kini bukan lagi pilihan favorit maskapai penerbangan dunia. Penerbangan A380 milik British Airways ke bandara Teruel itupun boleh jadi adalah penerbangan terakhir dalam riwayat hidupnya.
Selain berita ‘duka’ soal Airbus A380, pengiriman pesawat yang relatif masih baru ke bandara dengan label “Aircraft Graveyard” juga menyiratkan pesan lain. Selama pandemi belum berakhir, kuburan-kuburan pesawat semacam Teruel akan semakin banyak menerima kiriman pesawat lainnya.
Tergusurnya sang super-jumbo A380 dari jajaran armada berbagai maskapai dunia sebetulnya tidak terlalu mengejutkan di saat krisis seperti ini. Anjloknya jumlah penumpang internasional secara drastis berdampak langsung ke jenis dan ukuran pesawat yang lebih rasional digunakan. Banyak maskapai pun memilih mengoperasikan pesawat lebih kecil dan lebih efisien. Tapi tentu saja, tidak ada yang menduga, angin perubahan ternyata datang begitu cepat. British Airways pun akhirnya memutuskan memperpendek masa bakti sebagian A380-nya.
Baca juga: "Airbus vs Boeing, Kisah Pertarungan Dua Raksasa Pabrikan Pesawat"
Reputasi pesawat super-jumbo Airbus A380 juga mengagumkan. Sebagai pesawat komersial terbesar di dunia, pesawat ini juga masih sangat populer. Interior-nya menarik, keren dan nyaman, termasuk di kelas ekonomi. Kelas bisnisnya tentu saja lebih wow. Dan First Class Suite-nya pasti membuat semua penumpang terpana. So luxurious! Sambutan peluncurannya pernah disambut begitu meriah di dunia aviasi dan industri pariwisata.
Akan tetapi, dunia aviasi kini berubah. Dengan tibanya A380 milik British Airways di bandara Teruel itu seakan menyiratkan berakhirnya sebuah era. Bandara Teruel seakan menjadi 'final destination'.
British Airways (BA) sebelumnya menggunakan Châteauroux-Centre Airport untuk menyimpan sebagian armadanya yang sementara tidak digunakan. Bandara di Prancis tengah ini dikenal sebagai bandara industri yang khusus menyimpan dan merawat pesawat kargo, pelatihan pilot, dan lain-lain. Selama pandemi covid-19, bandara ini kebanjiran 'titipan' pesawat. Konon hingga musim panas tahun ini saja, sudah lebih 40 pesawat terbang disimpan di sini, termasuk 11 pesawat A380 milik British Airways.
Sebelum krisis saat inipun, banyak maskapai penerbangan dunia pun telah menggunakan fasilitas bandara Teruel untuk "menyimpan" pesawat terbangnya yang sudah tidak digunakan lagi. Misalnya saja, beberapa pesawat Boeing 747 milik KLM Royal Dutch Airlines dan Airbus A330-nya Etihad Airways. Bandara ini juga menyimpan pesawat Boeing 747 milik maskapai asal Russia, yakni Transaero Airlines yang sudah tidak beroperasi sejak 2015 lampau.
Aircraft Graveyard, yang juga disebut Aircraft Boneyard, adalah suatu area terbuka tempat penyimpanan pesawat terbang yang sudah tidak digunakan lagi alias pensiun. Itulah sebabnya, kawasan ini juga kerap disebut sebagai kuburan pesawat.
Pada dasarnya, pesawat-pesawat sipil yang dikirim ke kuburan pesawat ini bisa saja karena berbagai alasan. Ada pesawat generasi lama yang sudah dipensiunkan, karena dianggap sudah tidak laik terbang. Dan ada juga pesawat yang meskipun masih laik terbang, tapi sudah tidak dibutuhkan lagi.
Salah satu fasilitas penyimpanan pesawat terbesar di dunia berada di Davis-Monthan Air Force Base, Tucson, Arizona. Di fasilitas bernama lengkap ”The309th Aerospace Maintenance and Regenation Group” (The 309th AMARG) terdapat lebih dari 4,400 pesawat segala tipe diparkir di antara debu dan deru angin padang gurun Arizona, AS.
Kabarnya terdapat sekitar 4,500 pesawat dengan status pensiun di simpan di Mojave. Sebagian pesawat malah sudah terbengkalai milik beberapa maskapai penerbangan yang sudah lama tidak beroperasi alias bangkrut. Misalnya, pesawat bekas TWA (Trans World Airlines) dan Pan Am (Pan American World Airways).
Di Amerika Serikat sendiri, paling tidak terdapat tujuh Aircraft Boneyard, termasuk yang di Tucson dan Mojave di atas. Semuanya tersebar di tiga negara bagian, yakni Arizona, California dan New Mexico. Fasilitas bandara kuburan pesawat juga terdapat di berbagai negara lainnya, seperi Kanada, Inggris, Belanda, Spanyol dan Kyrgyzstan.
Dari berbagai sumber, termasuk dari situs Simpleflying.com, beberapa maskapai ternama lainnya pun mulai memensiunkan dini sebagian pesawat A380 dari jajaran armadanya. Di antaranya, Singapore Airlines, Air France, Lufthansa, Qatar Airways, Etihad dan Qantas Airways.
Lagi pula, pesawat yang sudah masuk di kuburan pesawat seperti Teruel biasanya akan selamanya di situ. Namun demikian, dalam beberapa kasus, bisa saja sengaja disimpan sementara, sambil menunggu perubahan bisnis terjadi. Ada kemungkinan juga, pesawat tersebut dijual ke maskapai penerbangan lainnya di masa depan. Dan pesawat yang disimpan sementara tentunya akan mengalami perawatan yang berbeda.
Tetapi, pesawat yang kemungkinan masih laku di pasar adalah pesawat berukuran sedang yang lebih diminati banyak maskapai saat ini. Jelas, bukan sejenis A380. Jadi?
Itulah romantika perjalanan sebuah pesawat terbang. Berbeda dengan jenis transportasi lainnya setelah memasuki masa pensiun. Dengan ukurannya yang begitu besar, maka banyak pesawat tidak bisa dibiarkan parkir di bandara tempat pesawat tersebut biasanya beroperasi.
Apakah di Indonesia sudah memiliki fasilitas Aircraft Graveyard? Secara resmi belum pernah terdengar. Tetapi, di bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, kita akan temukan belasan pesawat mangkrak atau yang sudah tidak dioperasikan lagi oleh maskapai pemiliknya. Lokasi ini persisnya berada di bekas hangar milik Batavia Air yang kini sudah bangkrut. Inilah 'kuburan pesawat' di Soekarno-Hatta.
Persis seperti kehidupan ini. Pesawat terbang pun ada saatnya harus beristirahat dari hingar bingar dunia penerbangan. Setelah lama menjelajah angkasa dunia, kini mereka hanya diparkir di bandara yang sunyi membisu tanpa penumpang. Dan ketika saatnya tiba, pesawat-pesawat itu hanya bisa pasrah dipreteli dan dipotong menjadi besi bekas.
Kelapa Gading, 24 November 2020
Oleh: Tonny Syiariel
Catatan: foto-foto yg digunakan sesuai keterangan di foto.