Mohon tunggu...
Tonny Syiariel
Tonny Syiariel Mohon Tunggu... Lainnya - Travel Management Consultant and Professional Tour Leader

Travel Management Consultant, Professional Tour Leader, Founder of ITLA

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

A380 Menuju "Aircraft Graveyard", Akhir Era Pesawat Superjumbo?

24 November 2020   08:49 Diperbarui: 24 November 2020   09:29 1554
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bandara Teruel, Spanyol. Sumber: www.airplaneboneyards.com

Sepotong berita dari situs "Simpleflying.com" pada Jumat lalu, sekaligus membawa dua kabar duka bagi dunia aviasi. Coba baca tajuknya, "First British Airways A380s Arrive at Spanish Aircraft Graveyard". Sungguh tragis. Lebih jelasnya, tajuk berita itu merujuk ke pesawat A380 British Airways pertama yang dikirim ke sebuah bandara tempat “kuburan” pesawat yang sudah pensiun di bandara Teruel, Spanyol.

Dunia aviasi kini memang tengah terpuruk. Pilihan jenis pesawat pun berubah drastis. Pesawat berbadan lebar dengan kapasitas besar seperti Airbus A380 kini bukan lagi pilihan favorit maskapai penerbangan dunia. Penerbangan A380 milik British Airways ke bandara Teruel itupun boleh jadi adalah penerbangan terakhir dalam riwayat hidupnya.

Selain berita ‘duka’ soal Airbus A380, pengiriman pesawat yang relatif masih baru ke bandara dengan label “Aircraft Graveyard” juga menyiratkan pesan lain. Selama pandemi belum berakhir, kuburan-kuburan pesawat semacam Teruel akan semakin banyak menerima kiriman pesawat lainnya.

Tergusurnya sang super-jumbo A380 dari jajaran armada berbagai maskapai dunia sebetulnya tidak terlalu mengejutkan di saat krisis seperti ini. Anjloknya jumlah penumpang internasional secara drastis berdampak langsung ke jenis dan ukuran pesawat yang lebih rasional digunakan. Banyak maskapai pun memilih mengoperasikan pesawat lebih kecil dan lebih efisien. Tapi tentu saja, tidak ada yang menduga, angin perubahan ternyata datang begitu cepat. British Airways pun akhirnya memutuskan memperpendek masa bakti sebagian A380-nya.

A380 British Airways. Sumber: Briyyz / wikimedia
A380 British Airways. Sumber: Briyyz / wikimedia
Sejarah Airbus A380, seperti yang pernah penulis kisahkan dalam artikel lain, belum terlalu panjang. Selain sudah dipastikan tidak akan diproduksi setelah 2021, jajaran armada A380 yang ada pun rata-rata masih berusia belia. Bahkan banyak pesawat sejenis masih berstatus pesawat aktif. Meskipun selama pandemi ini sudah banyak yang tidak mengudara lagi. A380 pertama saja baru diserahkan ke Singapore Airlines tahun 2007.

Baca juga: "Airbus vs Boeing, Kisah Pertarungan Dua Raksasa Pabrikan Pesawat"

Reputasi pesawat super-jumbo Airbus A380 juga mengagumkan. Sebagai pesawat komersial terbesar di dunia, pesawat ini juga masih sangat populer. Interior-nya menarik, keren dan nyaman, termasuk di kelas ekonomi. Kelas bisnisnya tentu saja lebih wow. Dan First Class Suite-nya pasti membuat semua penumpang terpana. So luxurious! Sambutan peluncurannya pernah disambut begitu meriah di dunia aviasi dan industri pariwisata. 

Akan tetapi, dunia aviasi kini berubah. Dengan tibanya A380 milik British Airways di bandara Teruel itu seakan menyiratkan berakhirnya sebuah era. Bandara Teruel seakan menjadi 'final destination'.

British Airways (BA) sebelumnya menggunakan Châteauroux-Centre Airport untuk menyimpan sebagian armadanya yang sementara tidak digunakan. Bandara di Prancis tengah ini dikenal sebagai bandara industri yang khusus menyimpan dan merawat pesawat kargo, pelatihan pilot, dan lain-lain. Selama pandemi covid-19, bandara ini kebanjiran 'titipan' pesawat. Konon hingga musim panas tahun ini saja, sudah lebih 40 pesawat terbang disimpan di sini, termasuk 11 pesawat A380 milik British Airways. 

Bandara Teruel, Spanyol. Sumber: www.airplaneboneyards.com
Bandara Teruel, Spanyol. Sumber: www.airplaneboneyards.com
Namun, berbeda dengan Châteauroux-Centre Airport, sebuah pesawat yang disimpan di Teruel Airport biasanya sudah hampir dipastikan akan berakhir selamanya di situ. Bandara Teruel, yang berada sekitar 161 km di utara kota Valencia- Spanyol, memang termasuk jenis bandara yang disebut Aircraft Graveyard atau Kuburan Pesawat.

Sebelum krisis saat inipun, banyak maskapai penerbangan dunia pun telah menggunakan fasilitas bandara Teruel untuk "menyimpan" pesawat terbangnya yang sudah tidak digunakan lagi. Misalnya saja, beberapa pesawat Boeing 747 milik KLM Royal Dutch Airlines dan Airbus A330-nya Etihad Airways. Bandara ini juga menyimpan pesawat Boeing 747 milik maskapai asal Russia, yakni Transaero Airlines yang sudah tidak beroperasi sejak 2015 lampau.

Aircraft Graveyard, yang juga disebut Aircraft Boneyard, adalah suatu area terbuka tempat penyimpanan pesawat terbang yang sudah tidak digunakan lagi alias pensiun. Itulah sebabnya, kawasan ini juga kerap disebut sebagai kuburan pesawat.

Pada dasarnya, pesawat-pesawat sipil yang dikirim ke kuburan pesawat ini bisa saja karena berbagai alasan. Ada pesawat generasi lama yang sudah dipensiunkan, karena dianggap sudah tidak laik terbang. Dan ada juga pesawat yang meskipun masih laik terbang, tapi sudah tidak dibutuhkan lagi.

Kuburan Boeing B-52 Bombers di Tucson, Arizona. Sumber: David Sanders/ Arizona Daily Star
Kuburan Boeing B-52 Bombers di Tucson, Arizona. Sumber: David Sanders/ Arizona Daily Star
Sejarah Aircraft Graveyard atau Aircraft Boneyard dimulai sejak Perang Dunia II. Saat itu, Amerika Serikat memproduksi sekitar 294,000 pesawat untuk Perang Dunia II. Namun, selepas Perang Dunia II, Militer AS menemukan suatu surplus jumlah pesawat yang sangat besar. Dalam setahun setelah berakhirnya perang, setidaknya ada 34,000 pesawat yang dipindahkan ke 30 depot penyimpanan pesawat yang kemudian dikenal dengan nama Aircraft Boneyard.

Salah satu fasilitas penyimpanan pesawat terbesar di dunia berada di Davis-Monthan Air Force Base, Tucson, Arizona. Di fasilitas bernama lengkap ”The309th Aerospace Maintenance and Regenation Group” (The 309th AMARG) terdapat lebih dari 4,400 pesawat segala tipe diparkir di antara debu dan deru angin padang gurun Arizona, AS.

Kuburan pesawat di Mojave -AS. Sumber: Rocky Wang / www.jetphotos.com
Kuburan pesawat di Mojave -AS. Sumber: Rocky Wang / www.jetphotos.com
Kuburan pesawat lainnya yang juga sangat terkenal di AS adalah “Mojave Air and Space Port”. Di kuburan pesawat yang berada di daerah gurun pasir Mojave – California, berbagai jenis pesawat sudah mulai dipensiunkan di sini sejak tahun 1970-an. Nama-nama pesawat buatan pabrikan terkenal hampir semuanya ada di sini. Misalnya, pesawat buatan Airbus, Lockheed, dan McDonnell Douglas.

Kabarnya terdapat sekitar 4,500 pesawat dengan status pensiun di simpan di Mojave. Sebagian pesawat malah sudah terbengkalai milik beberapa maskapai penerbangan yang sudah lama tidak beroperasi alias bangkrut. Misalnya, pesawat bekas TWA (Trans World Airlines) dan Pan Am (Pan American World Airways).

Di Amerika Serikat sendiri, paling tidak terdapat tujuh Aircraft Boneyard, termasuk yang di Tucson dan Mojave di atas. Semuanya tersebar di tiga negara bagian, yakni  Arizona, California dan New Mexico. Fasilitas bandara kuburan pesawat juga terdapat di berbagai negara lainnya, seperi Kanada, Inggris, Belanda, Spanyol dan Kyrgyzstan.

Bandara Teruel, Spanyol. Sumber: www.airway1.com
Bandara Teruel, Spanyol. Sumber: www.airway1.com
Kembali ke status pesawat A380 milik British Airways yang sudah tidak dibutuhkan itu. Apakah akan berakhir menjadi besi tua seperti umumnya pesawat yang sudah dikirim ke Aircraft Graveyard di Teruel?

Dari berbagai sumber, termasuk dari situs Simpleflying.com, beberapa maskapai ternama lainnya pun mulai memensiunkan dini sebagian pesawat A380 dari jajaran armadanya. Di antaranya, Singapore Airlines, Air France, Lufthansa, Qatar Airways, Etihad dan Qantas Airways.

Lagi pula, pesawat yang sudah masuk di kuburan pesawat seperti Teruel biasanya akan selamanya di situ. Namun demikian, dalam beberapa kasus, bisa saja sengaja disimpan sementara, sambil menunggu perubahan bisnis terjadi. Ada kemungkinan juga, pesawat tersebut dijual ke maskapai penerbangan lainnya di masa depan. Dan pesawat yang disimpan sementara tentunya akan mengalami perawatan yang berbeda. 

Tetapi, pesawat yang kemungkinan masih laku di pasar adalah pesawat berukuran sedang yang lebih diminati banyak maskapai saat ini. Jelas, bukan sejenis A380. Jadi? 

A380 Lufthansa yg sudah di Teruel. Sumber: www.aerotime.aero
A380 Lufthansa yg sudah di Teruel. Sumber: www.aerotime.aero
Kemungkinan besar, vonis mati lah yang telah dijatuhkan. Pesawat-pesawat itu dibiarkan terbengkalai dan selanjutnya mulai dipreteli. Suku cadang yang masih dibutuhkan akan diambil dan bisa digunakan kembali atau dijual. Ada daftar suku cadang yang boleh digunakan kembali, ada yang tidak. Pihak Federal Aviation Administration (FAA) memiliki daftar untuk kategori "unapproved aircraft part". Lalu, bagaimana dengan sisa badan pesawat lainnya? Sedihnya, bagian terbesar ini akan dipotong habis alias didaur ulang sebagai besi bekas.

Itulah romantika perjalanan sebuah pesawat terbang. Berbeda dengan jenis transportasi lainnya setelah memasuki masa pensiun. Dengan ukurannya yang begitu besar, maka banyak pesawat tidak bisa dibiarkan parkir di bandara tempat pesawat tersebut biasanya beroperasi. 

Boeing 747 ex UA di Mojave Spaceport. Sumber: Andrew Coggan/ jetphotos.com
Boeing 747 ex UA di Mojave Spaceport. Sumber: Andrew Coggan/ jetphotos.com
Selain biaya penitipan (parkir) yang sangat besar, juga sudah pasti akan mengganggu operasional pesawat yang masih aktif operasional. Ukuran A380, misalnya, mempunyai panjang 72.7 meter, bentang sayap 79.8 meter, lebar kabin 6.58 meter dan tinggi 24.1 meter. Besar sekali bukan?

Apakah di Indonesia sudah memiliki fasilitas Aircraft Graveyard? Secara resmi belum pernah terdengar. Tetapi, di bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, kita akan temukan belasan pesawat mangkrak atau yang sudah tidak dioperasikan lagi oleh maskapai pemiliknya. Lokasi ini persisnya berada di bekas hangar milik Batavia Air yang kini sudah bangkrut. Inilah 'kuburan pesawat' di Soekarno-Hatta.

Persis seperti kehidupan ini. Pesawat terbang pun ada saatnya harus beristirahat dari hingar bingar dunia penerbangan. Setelah lama menjelajah angkasa dunia, kini mereka hanya diparkir di bandara yang sunyi membisu tanpa penumpang. Dan ketika saatnya tiba, pesawat-pesawat itu hanya bisa pasrah dipreteli dan dipotong menjadi besi bekas. 

Kelapa Gading, 24 November 2020

Oleh: Tonny Syiariel

Referensi: 1, 2, 3, 4

Catatan: foto-foto yg digunakan sesuai keterangan di foto.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun