Namun, ikon kota ini bukanlah alun-alun kotanya. Tetapi, sebuah gereja Lutheran yang terletak tidak jauh dari alun-alun. Gereja Lutheran nan ikonik ini adalah sebuah gereja Evangelical yang dibangun tahun 1785. Meskipun Hallstatt berada di wilayah penganut Katholik, namun penguasa Austria saat itu, Kaisar Franz Joseph I, mengijinkan pembangunan gereja beraliran Protestan ini.
Yang membuat gereja ini menjadi sangat terkenal, bukan karena interior indah yang biasanya ditemukan di banyak gereja di Eropa. Tetapi, justru terlihat lebih menawan dari sisi luar, khususnya ketika dilihat dari kejauhan. Persisnya dari sebuah titik (lokasi) di jalan kecil Gosaumühlstraße 98-62, 4830 Hallstatt.
Sungguhpun begitu, pesona Hallstatt seakan tersembunyi dari dunia ramai selama ratusan tahun. Bahkan sampai akhir abad ke 19, kota ini hanya bisa dicapai melalui danau dengan kapal atau via jalan setapak yang sempit. Lahan antara danau dan lereng gunung sangat terbatas. Dan setiap jengkal lahan yang tersedia pun menjadi begitu berharga.
Jalan pertama ke Hallstatt baru mulai dibangun tahun 1890 di bagian barat sepanjang tepi danau. Sebagian dengan cara meledakkan dinding batu. Akses ke Hallstatt baru menemukan titik terang setelah pada tahun 1964, Pemerintah wilayah Upper Austria menyetujui pembangunan terowongan menembus gunung Hallberg sebagai alternatif. Jalan terowongan Hallstatt itu dibuka pada juni 1966.
Setelah akses dibuka, Hallstatt pun mulai dikenal para pelancong dan petualang dunia yang selalu mencari rute-rute baru ala 'uncharted territory'. Namun, mutiara ini masih belum terendus grup-grup wisatawan yang belum meliriknya. Innsbruck, Salzburg dan Vienna tetap menjadi destinasi utama di Austria.
Bumbu sebagai lokasi film selalu menarik. Begitu juga dengan Hallstatt. Selain film Korea tadi, konon desa Arendelle dalam film animasi "Frozen" terinpirasi dari Hallstatt. Meskipun ada fakta lain yang lebih meyakinkan bahwa lokasi di Frozen lebih menyerupai kawasan fjord di Norwegia.
Yang tidak kalah menarik dan ini pasti, Hallstatt telah memberikan inspirasi ke sebuah perusahaan pertambangan Tiongkok untuk membuat desa tiruannya. Hobi membuat produk KW (singkatan dari Kwalitas) alias barang tiruan rupanya tidak sebatas pembuatan produk elektronik dan fashion. Sebuah kota pun ditiru habis.