Mohon tunggu...
Tonny Syiariel
Tonny Syiariel Mohon Tunggu... Lainnya - Travel Management Consultant and Professional Tour Leader

Travel Management Consultant, Professional Tour Leader, Founder of ITLA

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Hallstatt, Sepotong Surga Kecil di Austria

6 Oktober 2020   08:25 Diperbarui: 6 Oktober 2020   17:19 1492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisatawan menuju pusat kota Hallstatt. Sumber: koleksi pribadi

Alun-alun di pusat kota Hallstatt. Sumber foto: David Mark /pixabay
Alun-alun di pusat kota Hallstatt. Sumber foto: David Mark /pixabay
Dari lokasi parkir bus, kami hanya berjalan kaki menyusuri jalan utama, yang sebagian berada di tepi danau, menuju pusat kota tua Hallstatt. Seperti pusat kota lainnya di Eropa, semua aktivitas kota berpusar di sekitar Hallstatt Market Square (Marktplatz). Sebuah alun-alun kecil yang dikelilingi rumah-rumah khas Austria dengan warna-warni pastel menawan. Dan untuk menyempurnakannya, persis di tengah alun-alun berdiri patung ‘Holy Trinity’.

Namun, ikon kota ini bukanlah alun-alun kotanya. Tetapi, sebuah gereja Lutheran yang terletak tidak jauh dari alun-alun. Gereja Lutheran nan ikonik ini adalah sebuah gereja Evangelical yang dibangun tahun 1785. Meskipun Hallstatt berada di wilayah penganut Katholik, namun penguasa Austria saat itu, Kaisar Franz Joseph I, mengijinkan pembangunan gereja beraliran Protestan ini.

Yang membuat gereja ini menjadi sangat terkenal, bukan karena interior indah yang biasanya ditemukan di banyak gereja di Eropa. Tetapi, justru terlihat lebih menawan dari sisi luar, khususnya ketika dilihat dari kejauhan. Persisnya dari sebuah titik (lokasi) di jalan kecil Gosaumühlstraße 98-62, 4830 Hallstatt.

Gereja Lutheran dilihat dari Gosaumuhlstrasse. Sumber: Koleksi pribadi
Gereja Lutheran dilihat dari Gosaumuhlstrasse. Sumber: Koleksi pribadi
Spot foto tersebut disebut sebagai “the classic village viewpoint”, persis foto yang penulis lampirkan di atas ini. Gereja Lutheran itu begitu pas menyatu dengan semua bangunan di sekitarnya. Begitu harmonis berpadu indah dengan alam di sekelilingnya. Semua ini menciptakan suatu panorama kota dan alam yang spektakuler!

Sungguhpun begitu, pesona Hallstatt seakan tersembunyi dari dunia ramai selama ratusan tahun. Bahkan sampai akhir abad ke 19, kota ini hanya bisa dicapai melalui danau dengan kapal atau via jalan setapak yang sempit. Lahan antara danau dan lereng gunung sangat terbatas. Dan setiap jengkal lahan yang tersedia pun menjadi begitu berharga.

Jalan pertama ke Hallstatt baru mulai dibangun tahun 1890 di bagian barat sepanjang tepi danau. Sebagian dengan cara meledakkan dinding batu. Akses ke Hallstatt baru menemukan titik terang setelah pada tahun 1964, Pemerintah wilayah Upper Austria menyetujui pembangunan terowongan menembus gunung Hallberg sebagai alternatif. Jalan terowongan Hallstatt itu dibuka pada juni 1966.

Setelah akses dibuka, Hallstatt pun mulai dikenal para pelancong dan petualang dunia yang selalu mencari rute-rute baru ala 'uncharted territory'. Namun, mutiara ini masih belum terendus grup-grup wisatawan yang belum meliriknya. Innsbruck, Salzburg dan Vienna tetap menjadi destinasi utama di Austria.

Wisatawan menuju pusat kota Hallstatt. Sumber: koleksi pribadi
Wisatawan menuju pusat kota Hallstatt. Sumber: koleksi pribadi
Pariwisata di Hallstatt baru mulai menemukan momentum nya ketika destinasi ini ditetapkan sebagai UNESCO World Heritage Site pada tahun 1997. Popularitas nya kian menanjak di pasar wisatawan asal Asia mulai tahun 2006, ketika Hallstatt muncul dalam sebuah serial TV Korea "Spring Waltz" yang sangat populer di Korea Selatan. Sineas Korea memang banyak memilih destinasi eksotis di berbagai negara sebagai lokasi syuting film-film mereka.

Bumbu sebagai lokasi film selalu menarik. Begitu juga dengan Hallstatt. Selain film Korea tadi, konon desa Arendelle dalam film animasi "Frozen" terinpirasi dari Hallstatt. Meskipun ada fakta lain yang lebih meyakinkan bahwa lokasi di Frozen lebih menyerupai kawasan fjord di Norwegia.

Baca juga: “Antara Lokasi Syuting dan Destinasi Wisata

Yang tidak kalah menarik dan ini pasti, Hallstatt telah memberikan inspirasi ke sebuah perusahaan pertambangan Tiongkok untuk membuat desa tiruannya. Hobi membuat produk KW (singkatan dari Kwalitas) alias barang tiruan rupanya tidak sebatas pembuatan produk elektronik dan fashion. Sebuah kota pun ditiru habis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun