Pemeliharaan pesawat diatur dalam regulasi yang sangat ketat. Hal ini untuk memastikan keselamatan dan pesawat berfungsi dengan baik selama penerbangan. Dalam penerbangan sipil, regulasi nasional wajib dikordinasikan di bawah standar internasional yang ditetapkan oleh International Civil Aviation Organization (ICAO).Â
Indonesia sendiri pernah meregulasi batasan usia pesawat, termasuk kategori transpor untuk Angkutan Udara Penumpang yang dioperasikan di wilayah RI. Melalui Peraturan Menteri Perhubungan No. 155 Tahun 2016, pemerintah membatasi usia pesawat paling tinggi 15 tahun. Namun, aturan tersebut kini telah dicabut melalui Peraturan Menteri Perhubungan No. 27 Tahun 2020. Kenapa? Ya, itu tadi. Di dunia penerbangan memang tidak dikenal batas usia pesawat.
Kembali ke topik utama. Bagaimana para jawara LCC bisa begitu gila menabur godaan harga tiket murah. Apa saja kiatnya? Ada puluhan strategi bisnis yang bisa diulik dari berbagai situs maupun referensi lainnya. Namun, penulis membatasi pada beberapa strategi saja, yang kebetulan sesuai dengan pengalaman perjalanan sendiri.
Pemilihan Bandara 'Kelas Dua'
Sekian tahun yang lalu dalam sebuah penugasan kantor, dengan rute terbang Washington, DC ke Orlando - Florida, ternyata pesawat yang kami gunakan tidak terbang dari bandara utama di ibukota itu, yakni Dulles International Airport dan Ronald Reagen Washington Airport yang berlokasi lebih dekat. Tetapi, pesawat kategori LCC itu menggunakan Baltimore / Washington International Airport yang dikenal dengan nama BWI. Kenapa memilih bandara itu? Karena BWI adalah bandara paling murah di sekitar wilayah Washington, DC. As simple as that.
Ketiga bandara di atas, yakni BWI, KLIA2 dan Don Muang adalah bandara yang menawarkan biaya operasional yang jauh lebih murah dibandingkan bandara utama.Â
Sama juga dengan London Luton Airport (markas easyJet) dan London Stansted Airport (hub-nya Ryanair), yang sudah pasti lebih murah dibandingkan beroperasi dari Bandara Internasional Heathrow yang mahal.
Dengan demikian, para jawara LCC memiliki ruang negosiasi yang kuat, serta mampu menekan biaya operasional di bandara. Tentu saja, fasilitas bandara kedua ini tidak sementereng bandara utama.Â